Mohon tunggu...
anita hayatunnufus
anita hayatunnufus Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA UIN MALIKI

BELAJAR ITU WAJIB, JANGAN LUPA IKHLAS :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku

17 Februari 2020   22:33 Diperbarui: 17 Februari 2020   22:31 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identitas Buku:

Judul Buku          : Ilmu, Filsafat, dan Agama

Penulis                 : Endang Saifuddin Anshari

Tahun Terbit     : November 2018, cetakan 1

Penerbit              : PT Dunia Pustaka Jaya

Tempat Terbit  : Bandung

ISBN                     : 978-979-419-767-7 (PDF)

Tebal Buku        : 243 Halaman

Reviewer            : Anita Hayatunnufus (19150010)

Ringkasan Isi Buku:

Perbedaan Asasi antara Manusia dengan Hewan

Berdasarkan pendapat yang telah diungkapkan dari berbagai pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa manusia adalah sejenis "hewan" juga. Manusia memiliki perbedaan tertentu dibandingkan dengan hewan.  Ditinjau dari segi jasmaniyah, perbedaan manusia dengan hewan adalah gradual (tidak asasi). Dari segi ruhaniyah, perbedaan manusia dengan hewan adalah prinsipiil, fundamental, asasi. Maka keistemwaan manusia dibandingkan dengan hewan terlihat dalam kenyataan bahwa manusia adalah seseorang, suatu pribadi, makhluk yang berakal sehat, sadar diri, berbicara berdasarkan akal-pikirannya, pandai membanding dan menafsirkan, tukang bertanya dan mempertanyakan segala sesuatu, punya kehendak dan kemauan bebas, mengenal norma, dapat merasa malu, berpolitik, berkreasi, bereproduksi, dan manusia itu merupakan makhluk yang berkebudayaan.

Manusia: Makhluk Pencari Kebenaran

Manusia adalah hewan yang berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan, alam dan manusia, artinya mencari kebenaran tentang Tuhan, alam dan manusia. Jadi pada akhirnya: manusia adalah makhluk pencari kebenaran.

Teori tentang Kebenaran

1. Teori korespondensi

Dalam teori korespondensi kita mengenak dua hal, yaitu pernyataan dan kenyataan. Menurut teori ini: kebenaran ialah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri.

2. Teori konsistensi

Kebenaran menurut teori ini adalah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu kita ketahui, terima, dan akui sebagai benar. Dan teori ini dapat juga dinamakan teori penyaksian (justifikasi) tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah diketahui, diterima, dan diakui kebenarannya.

3. Teori pragmatis

Pragmatis artinya yang dikerjakan, dilakukan, perbuatan, tindakan. Bahwa benar tidaknya suatu ucapan, dalil, atau teori semata-mata bergantung kepada berfaedah tidaknya ucapan, dalil, atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam penghidupannya.

Masalah Manusia

Yang disebut dengan masalah manusia ialah segala yang dimasalahkan oleh manusia, meliputi:

Alam

Manusia

Masalah hidup manusia. Apabila menganalisis masalah hidup manusia, maka dapati masalah-masalah tersebut terbagi atas dua kategori yaitu masalah segera (masalah-masalah praktis sehari-hari) dan masalah asasi (masalah yang dimasalahkan manusia sepanjang masa dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari) yaitu: tentang manusia, alam, dan Tuhan.

Mencari dan Menemukan Kebenaran

Terdapat tiga cara manusia mencari dan menemukan kebenaran. Yaitu dengan ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama

Ilmu Pengetahuan

Menurut penulis, pengetahuan dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

Pengetahuan Biasa, yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang biasa, yang sehari-hari, yang selanjutnya disebut dengan pengetahuan.

Pengetahuan Ilmiah, yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan metode tertentu, yang selanjutnya kita sebut ilmu pengetahuan.

Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan keagamaan, pengetahuan tentang agama, pengetahuan tentang pemberitahuan dari Tuhan.

Objek Ilmu Pengetahuan

Setiap ilmu pengetahuan ditentukan oleh objeknya. Ada dua macam objek ilmu pengetahuan, yaitu objek material dan objek formal. Objek material ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu. Objek formal ialah objek material yang disoroti oleh suatu ilmu, sehingga membedakan ilmu yang satu dari ilmu lainnya, jika berobjek material sama.

Cabang-cabang Ilmu Pengetahuan

Dengan tidak mengecilkan arti pengelompokan yang telah diungkapkan oleh para ahli. Penulis mengikuti pembagian Struart Chase, sehingga pada garis besarnya ilmu pengetahuan terbagi atas tiga kelompok besar sebagai berikut:

Ilmu-ilmu pengetahuan alam (Natural Sciences): Biologi, Antropologi fisisk, Ilmu Kedokteran, Ilmu Farmasi, Ilmu Pertanian, Ilmu Pasti, Ilmu Alam, Ilmu Teknik, Geologi, dlsb.

Ilmu-ilmu kemasyarakatan (Social Sciences): Ilmu Hukum, Ilmu Ekonomi, Ilmu jiwa sosial, Ilmu Bumi Sosial, Sosiologi, Antopologi budaya dan sosial, Ilmu Sejarah, Ilmu politik, ilmu pendidikan, publisistik dan jurnalistik, dlsb.

Humaniora ( Studi humanitas, humanities studies) : Ilmu Agama, ilmu filsafat, ilmu bahasa, ilmu seni, ilmu Jiwa, dlsb.

Sikap Ilmiah

Berdasarkan keterangan di buku tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap yang seharusnya dimili oleh para ilmuwan dalam lapangan ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut:

Sikap serba skeptis: meragukan dan menyangsikan setiap pernyataan ilmiah yang belum terbukti dan teruji kebenarannya.

Sikap serba penasaran : minat, hasrat, dan semangatnya senantiasa menyala untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan ilmu yang ditekuni.

Sikap serba objektif: menghindarkan, sekurang-kurangnya sangat meminimalkan sikap subjektif, menghindarkan emosi dan prasangka, dan tidak memihak kepada papun selain kepada kebenaran ilmiah.

Sikapberkejujuran intelektual: berani menyatakan kebenaran, berani surut dari pendiriannya sendiri yang kemudian terbukti keliru, dan terbuka menerima kebenaran-kebenaran yang baru dikenalnya.

Sikap-sikap lainnya: rendah hati, lapang dada, toleran, sabar, tabah hati, keras hati, sikap serba relative, tekun dan rajin dalam usaha menemukan kebenaran-kebenaran ilmiah.

Fungsi Ilmu Pengetahuan

Yaitu untuk kebutuhan hidup manusia di dalam berbagai bidangnya.

Metode Ilmu Pengetahuan

Bentang jalan yang panjang dilalui dalam proses pengetahuan biasa menjadi pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan. Proses yang ditempuh itu dikenal dengan sebutan Metode Ilmiah ialah pengumpulan (koleksi); penamatan (observasi); pemilihan (seleksi); penggolongan (klasifikasi); penafsiran (interpretasi) data dan fakta; penarikan kesimpulan umum (generalisasi); perumusan hipotesis; pengujian (verifikasi)terhadap hipotesis melalui riset, empiris, dan eksperimen; penilaian (evaluasi); perumusan teori ilmu pengetahuan; perumusan dalil atau hukum ilmu pengetahuan.

Filsafat

Filsafat adalah "ilmu istimewa" yang mencoba menjawab masalah-masalahyang tidak bisa dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah termaksud diluar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal-budinya untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematik hakikat yang ada, meliputi: hakikat Tuhan, alam semesta, dan manusia. Serta sikap manusia termaksud sebagai konsekuensi daripada pemahamannya tersebut.

Antara ilmu dan filsafat terdapat beberapa titik singgung antara lain:

Historis, filsafat identic dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana filsuf juga identic dengan ilmuwan.

Objek material ilmu ialah alam dan manusia, sedangkan objek material filsafat ialah alam dan manusia ( disamping masalah ketuhanan).

Sedangkan, diantara perbedaan ilmu dan filsafat meliputi:

Objek formal ilmu: mencari keterangan terbatas jauh pembuktian penelitian,percobaan dan pengalaman manusia. Sedangkan filsafat: mencari keterangan sedalam-dalamnya, sampai ke akar-akar permasalahan, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal-budi manusia berdasarkan kekuatannya.

Objek material filsafat: masalah Tuhan, alam dan manusia yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa.

Agama

Agama merupakan satu peraturan yang mengatur keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu yang gaib, ataupun yang mengenai budi pekerti, pergaulan hidup bersama dan lainnya.

            Baik ilmu, filsafat maupun agama bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan hal) yang sama yaitu kebenaran. Ilmu dan filsafat keduanya merupakan hasil dari sumber yang sama yaitu: akal budi dan rasio manusia. Sedangkan agama bersumberkan wahyu dari Allah. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan, pengalaman, percobaan sebagai batu ujian. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menualangkan akal budi secara radikal dan integral serta universal dan terikat oleh logika. Dan manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan mempertanyaka (mencari jawaban) tentang berbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci, kodifikasi, firman ilahi untuk manusia di atas planet bumi ini.

            Selain itu, kebenaran ilmu pengetahuan dan filsafat adalah bersifat nisbi (relative). Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak, karena agama adalah wahyu yang diturunkan oleh dzat Yang Maha Benar , Maha Mutlak dan Maha Sempurna, yaitu Allah SWT.

Sumber: Anshari, Endang Saifuddin. 2018. Ilmu, Filsafat dan Agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun