Mohon tunggu...
Anita Dwi Oktavianti
Anita Dwi Oktavianti Mohon Tunggu... Penulis - IRT dan penulis

IRT dan penulis ini suka menulis dan membaca sejak SD. Menulis untuk menginspirasi dan bermanfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pengawalan Remaja: Kunci Pembentukan Karakter

2 Juni 2024   22:46 Diperbarui: 2 Juni 2024   23:04 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "anitado3075" tentang "Gambar Pengawalan  Remaja: Kunci Pembentukan Karakter". Sumber: Canva.

Permasalahan remaja seakan tidak pernah habis untuk diselesaikan. Permasalahan yang sama belum tentu bisa diselesaikan dengan cara yang sama pula karena adanya perbedaan pelaku si remaja. Pengawalan terhadap remaja, kunci pembentukan karakter melibatkan peran serta dari berbagai elemen masyarakat. 

Peran keluarga, sekolah dan lingkungan adalah faktor yang diharapkan bisa bersinergi untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul. Pihak keluarga diharapkan mau bekerjasama dengan pihak sekolah dan lingkungan sekitar untuk menyelesaikan persoalan yang ada.

Pentingnya pembentukan karakter remaja

Pengawalan remaja, kunci pembentukan karakter sangat penting dalam perkembangannya. Hal ini bermanfaat untuk menentukan arah dan kualitas kehidupan remaja pada masa yang akan depan. Karakter yang kuat dan positif merupakan pondasi keberhasilan seseorang dalam berbagai aspek kehidupan.

Karakter yang baik remaja diperoleh dari suatu proses panjang didikan dari keluarga, sekolah dan lingkungan. Proses panjang ini tentunya diawali dari pendidikan keluarga. Keluarga merupakan lingkungan utama dan pertama bagi pendidikan seorang anak.

Remaja yang berkarakter baik akan memiliki kemampuan suatu keputusan dengan bijaksana. Dia memiliki etis kerja tinggi dan mampu menjalin hubungan sosial yang sehat dengan orang lain. Sebaliknya, remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang baik, dia tumbuh dengan rasa kurang percaya diri dan tidak berani mengambil resiko.

Kunci pembentukan karakter remaja 

Kunci pembentukan karakter remaja adalah pengawalan terhadap mereka. Mengawasi, mengapresiasi, menumbuhkan kesadaran dan pemahaman yang baik. Kesadaran remaja menjadi kunci pembentukan karakter karena kesadaran akan menjadi sensor yang berfungsi sebagai pengendali yang baik bagi si empunya. Ibarat motor ada remnya. Rem inilah kesadaran pada diri individu.

Pengawalan terhadap remaja bukan bermaksud membatasi ruang gerak mereka akan tetapi berfungsi sebagai pemberi arahan. Pemberi arahan menentukan sesuatu itu baik atau tidak untuk remaja. Sifat remaja yang bergejolak dan semangat  yang tinggi terkadang kebablasan dalam bersikap. Di sinilah peran dari si pemberi arahan dibutuhkan. Si pemberi arahan bisa disebut juga penasehat.

Tiga elemen sebagai pembentuk karakter remaja 

Keluarga, sekolah dan lingkungan adalah tiga elemen yang dimaksud. Tiga elemen ini diharapkan bisa saling mendukung untuk pertumbuhan sosial dan pembentukan karakter remaja. Jika hanya salah satu saja maka akan terjadi kepincangan dan harapan yang dimaksud tidak tercapai secara sempurna.

Pembentukan karakter remaja di keluarga adalah pembentukan yang pertama dan utama. Keluarga menjadi pijakan berbagai aturan hidup dan pedoman membangun prinsip si remaja. Oleh karena itu dibutuhkan teladan orang tua untuk terciptanya kebiasaan dari perilaku yang baik.

Orang tua harus membangun komunikasi yang baik dengan remaja. Mulai terbuka dan saling jujur agar bisa saling memahami perasaan dan apa kebutuhan remaja. Orang tua memberikan apresiasi jika si remaja berhasil melakukan suatu perilaku terpuji. Beri penghargaan atas usaha yang dicapainya. Hal ini untuk memupuk rasa percaya diri, memotivasi dan membantu perkembangan mental dan sosial remaja.

Sekolah adalah rumah kedua bagi remaja. Waktu mereka akan habis di rumah setelah itu di sekolah. Di sini mereka ditempa berbagai disiplin ilmu pengetahuan akademik. Di sekolah adalah tempat pembentukan karakter kedua bagi remaja. 

Guru itu "digugu dan ditiru" begitu pepatah Jawa mengajarkan. Digugu maksudnya didengungkan petuah nasehatnya dan ditiru itu segala perilaku guru itu adalah benar. Guru digambarkan sebagai makhluk sempurna yang bisa mengamalkan ajarannya dan tidak akan melakukan kesalahan-kesalahan.

Peran guru di sekolah adalah sebagai mentor atau pembimbing. Jika siswanya salah maka diluruskan bukan langsung menghukum. Terkadang menjadi buah simalakama jika ternyata guru mempunyai itikad baik akan tetapi siswa semaunya sendiri. Jika mendapatkan teguran dari guru lapor orang tua dan tanpa meneliti lebih lanjut, orang tua langsung merendahkan si guru.

Inilah awal petaka dimulai. Orang tua yang tidak berbuat adil maka kedzolimannya akan kembali ke dirinya sendiri dan keluarganya. Berhati-hatilah itu sikap yang bijak bagi orang tua. Tunjukkan sikap hormat dan menghargai guru maka anak anda akan menjadi pribadi yang mulia.

Elemen ketiga adalah masyarakat. Pembentukan karakter remaja dipengaruhi oleh lingkungan komunitasnya. Jika si remaja banyak bergaul dengan pribadi yang positif maka hal ini akan menular, si remaja menjadi positif. Teman bergaul pengaruhnya sangat besar. Maka memilih teman wajib dikedepankan oleh si remaja dan orang tua.

Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung remaja adalah hal yang penting untuk kenyamanan si remaja. Karena remaja akan merasa dihargai dan didukung oleh lingkungannya. Kegiatan positif dianjurkan diikuti oleh para remaja seperti berangkat taklim atau pengajian, berolahraga, kegiatan sosial yang memupuk jiwa kepemimpinan dan berkontribusi secara aktif terhadap kegiatan.

Penutup

Pengawalan remaja adalah kunci pembentukan karakter mereka. Arahkan, bimbing dan dukung kegiatannya secara positif. Tiga elemen yang membantu pembentukan karakter remaja adalah keluarga, sekolah dan lingkungan. Beri kenyamanan untuk remaja agar perkembangan jiwa mereka sehat dan terbentuk karakter yang kuat dan positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun