Mohon tunggu...
Anita Aulia
Anita Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

tugas artikel matkul pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sejarah Patung Sigale-gale

6 Januari 2023   19:49 Diperbarui: 6 Januari 2023   20:00 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patung sigale-gale ini banyak memiliki cerita tersendiri yaitu :

  • Cerita seorang perempuan yang tidak memiliki keturunan

Mungkin teman-teman sebelumnya pernah membaca atau mengetahui tentang patung sigale-gale ini. Berasal dari cerita seorang perempuan yang tidak memliki keturunan, nama perempuan itu adalah "nai manggale". dikisahkan oleh seorang ahli patung yang bertemu dengan sebatang pohon kayu di hutan, lalu mengukirnya menjadi patung perempuan, lalu datanglah seorang pedagang keliling Bernama "Bao Partigatiga" yang memakaikannya pakaian dan perhiasan emas.

Dan keesokan harinya datanglah seorang dukun penawari yang membuat patung si gale-gale ini hidup menjadi seorang perempuan yang cantik dan diberi nama "Nai Manggale" Singkat cerita Nai Manggale menikah dengan laki -- laki yang Bernama "Datu Paktiktik" singkat cerita suami Nai Manggale jatuh sakit sampai meninggalt dan akhirnya Nai Manggale tidak memiliki keturunan.Dengan alasan tersebutlah Patung si gale-gale ini dibuat sebagai tanda bahwa seseorang yang meninggal tanpa mempunyai anak supaya arwahnya tidak terkena siksa.

  • Dari kisah seorang Raja Rahat dan Putranya Raja Manggale yang gugur dalam pertempuran

Diceritakan bahwa Raja Rahat hanya mempunyai seorang anak laki-laki yaitu Raja manggale. manggale sangat di hormati oleh seluruh rakyat di negeri itu karena keberaniaanya dalam berperang. Sama seperti ayahnya Raja Rahat, manggale pun sangat mencintai Rakyatnya. Ketentraman yang selama ini dirasakan di negeri itu terusik, Ketika suatu hari prajurit negeri tetangga hendak menyerang, menjarah harta kekayaan yang ada di negeri itu.

Raja tidak tinggal diam mendengar kabar tersebut. Raja mengumpulkan semua penasihat dan juga anak kesayangannya Raja Manggale selaku panglima perang. Setelah semua dipersiakan, maka berangkatlah Manggale bersama prajurit terbaik yang sudah di pilih oleh sang ayah. Selama Manggale dan prajurit pergi hati sang Raja Rahat tidak tenang takut sesuatu buruk terjadi menimpa sang anak kesayangannya.

Sampai kemudian, Sebagian prajurit pulang, tetapi sang anak Raja Manggale tidak ada di antara semua prajurit yang pulang, prajurit bercerita bahwa sang anak Raja Manggale sudah tewas di medan perang. Raja sangat sedih, anak kebanggaanya, pewaris kerajaan telah meninggal dunia. Seluruh rakyat juga sedih dan merasakan kehilangan.

Sang Raja jatuh sakit, para penasihat raja sudah memanggil banyak datu, tetapi tidak ada yang mampu menyembuhkan sang Raja. Seorang datu memberikan saran pada penasihat kerajaan untuk membuat patung kayu yang wajahnya dibuat mirip dengan wajah Raja Manggale. penasihat kerajaan mengikuti saran dari datu tersebut. Dipanggilah pemahat terbaik untuk mengerjakan patung tersebut.

Sang pemahat membuat patung tersebut jauh didalam hutan dikarenakan Manggale tewas didalam hutan jadi, datu tersebut yakin roh Manggale masih berada di dalam hutan tersebut. Sang pemahat menggunnakan kayu pohon Nangka sebagai bahan karena kayu Nangka sangat keras. Kemudian datu tersebut telah selesai membuat patung. Patung tersebut sangat mirip dengan wajah Manggale.

Kemudian, datu menggelar ritual dengan meniup sordam dan memainkan gondang digunakan untuk memanggil roh Manggale. Roh Manggale dimasukkan kedalam patung yang mirip dengan wajah Manggale tersebut. Patung tersebut diangkut menuju istana dengan iringan sordam dan gondang.

Karena patung tersebut sangat mirip dengan wajah Manggale, kerinduan sang Raja Rahat kepada anaknya sedikit demi sedikit terobati. Apalagi patung tersebut bisa menari sendiri karena datu sudah memasukkan Roh Manggale kedalam patung tersebut. Setiap Raja rindu dengan putranya ia akan melakukan (tortor) bersama patung itu. Kemudian, raja memberikan nama patung tersebut sigale-gale yang artinya, orang yang lemah lembut.

Pemahat yang berhasil membuat patung yang sangat mirip dengan wajah Manggale tersebut, meninggal dunia tidak lama setelah ia menyelesaikan patung itu. Ada kepercayaan di masyarakat batak bahwa pembuat patung sigale-gale tersebut menyerahkan jiwanya pada patung buatannya supaya patung bisa bergerak atau bisa hidup. Itulah sebabnya, tidak banyak yang bersedia membuat patung sigale-gale. Kalaupun ada, sebuah patung tersebut akan dikerjakan beberapa orang tidak akan sendiri.

https://www.sibatakjalanjalan.com/2020/09/sigale-gale-dari-tanah-batak-anakkon-hi.html#back-to-top

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Si_Gale_Gale#:~:text=Sigalegale%20merupakan%20patung%20kayu%20yang,seorang%20anak%20lelaki%2C%20bernama%20Manggale.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun