Mohon tunggu...
Anita Agriani
Anita Agriani Mohon Tunggu... -

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Lihat dari Sampul

12 April 2016   07:45 Diperbarui: 12 April 2016   08:13 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kabar itu, wanita itu merasa sedih.

“Anak ini kemungkinan bisa sembuh jika menjalani operasi. Namun operasi ini akan menghabiskan biaya yang cukup banyak.” lanjut dokter.

“Baiklah, terima kasih dok. Saya akan berusaha.”

Meski begitu, wanita itu tidak menyerah dan akan selalu merawat anak tersebut seperti anak kandung. Anak itu parasnya cantik sekali. Wanita itupun yakin suatu saat anak itu akan memiliki kelebihan melebihi anak-anak normal biasanya. Kini dia memberi nama kepada anak tersebut dengan nama Allysa dan wanita tersebut kini resmi menjadi Ibu angkatnya.

***

7 tahun kemudian…

Allysa tidak disekolahkan di sekolah umum atau sekolah khusus. Namun dia belajar di rumah karena Ibu angkatnya adalah seorang guru les privat disemua jenjang. Selain itu juga Ibu angkatnya tak mau mendengar cemoohan dari teman-temannya jika dia disekolahkan di sekolah pada umumnya.

Allysa hidup dengan segala imajinasinya. Tetapi karena dia mempunyai penciuman, perabaan dan pendengaran, seolah-olah imajinasinya menjadi nyata. Ibu angkat Allysa pun harus lebih ekstra mengajarkan Allysa, karena menurutnya anak itu sangat istimewa dan berbeda. Tak seperti anak-anak lain yang sering dia ajarkan. Dengan adanya kasih sayang, perhatian dan rasa sabar dari Ibu angkatnya membuat Allysa tumbuh jadi anak yang berbakat dalam bidang musik. Sejak itu Allysa memang senang mendengarkan, apalagi mendengar suara musik gitar akustik. Hingga pada saat hari ulang tahunnya, Ibunya memberi hadiah gitar akustik. Ibunya memang tidak tahu kapan Allysa dilahirkan, namun Ibunya selalu merayakan hari ulang tahunnya ketika pertama kali Allysa ditemukan.

Allysa selalu memanggil sebutan Ibunya bidadari. Dulu Ibunya sering membacakan dongeng tentang bidadari yang selalu mengabulkan permintaan seseorang. Allysa pun merasa begitu, karena selama ini Ibunya selalu memberi apa yang Allysa inginkan. Mungkin Allysa tidak tahu apa yang dinamakan harta seperti barang-barang mewah. Tetapi menurut Allysa harta yang paling berharga itu adalah kasih sayang seorang Ibu. Allysa pun tak mengerti apa yang dimaksud dengan ibu angkat atau ibu kandung dan dia pun tak pernah tahu apa arti seorang ayah. Namun yang dia rasakan adalah hidupnya akan selalu baik-baik saja jika seorang Ibu yang merawatnya selalu ada disampingnya.

“Bu, burung itu seperti apa?.” tanya Allysa.

“Burung itu makhluk hidup yang memiliki paruh yang tajam dimulutnya, badannya berbulu dan memiliki sayap untuk terbang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun