Drama Korea The Golden Spoon telah mencapai episode enam. Semakin lama drama ini semakin dark saja.
Drama ini mengingatkan saya pada film Korea peraih empat piala Oscar, Parasite. Kedua film ini mengambil tema yang sama, kemiskinan struktural.
Kemiskinan Struktural
Dikutip dari detik.com, menurut Selo Soemardjan, kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan masyarakat karena suatu struktur sosial masyarakat yang tidak bisa ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
Secara umum kemiskinan struktural bisa diungkapkan dengan, "orang miskin akan melahirkan orang miskin baru".
Kemiskinan struktural biasanya dimulai dengan orangtua yang miskin dan tidak memiliki akses secara ekonomi untuk mendidik anak mereka dengan baik. Orangtua akan disibukkan dengan pekerjaan yang bergaji rendah dan sulit mencukupi kebutuhan hidup.
Sementara pendidikan anaknya dilakukan seadanya, bahkan tidak dididik sama sekali. Mereka juga akan sulit mengakses fasilitas yang meningkatkan mutu generasi penerusnya, seperti les dan kursus ketrampilan karena ketiadaan biaya.
Ketika kesulitan, orang yang miskin secara struktural akan susah meminta pertolongan. Karena secara sosial tidak ada orang yang mau percaya pada mereka.
Seperti kata ayah Hwang Taeyong, "Yang bisa dijadikan jaminan pinjamanmu dan orangtuamu hanyalah kemiskinan. Dan tidak ada orang yang mau berinvestasi pada kemiskinan".
Karena secara sosial tidak ada yang percaya dan mau membantu si miskin, maka mereka akhirnya lari pada solusi yang salah dan semakin menjerumuskan mereka pada kemiskinan, yaitu dengan meminjam uang pada rentenir.
Semakin banyak mereka meminjam, utang dan bunganya semakin membengkak. Pada akhirnya anak-anak mereka yang harus bertanggungjawab membayar kembali utang ini.
Hal ini banyak ditemui di Korea. Pun di Indonesia.
Salah satu hal yang telah terbukti memutus rantai kemiskinan struktural ini adalah pendidikan. Bantuan pendidikan dan beasiswa bertujuan menjadikan keturunan si miskin berdaya.
Mereka yang mendapat beasiswa diharapkan mampu meningkatkan taraf hidupnya sendiri untuk kemudian membantu keluarganya.
Nah, sebenarnya keluarga Lee Sungcheol sudah mendapatkan jackpot. Mereka memiliki anak yang cerdas, Lee Sungcheol.Â
Hanya saja Lee Sungcheol membuat satu kesalahan fatal. Mengingat titik balik dari drama ini adalah Lee Sungcheol yang dibully dan difitnah oleh teman-teman kayanya, maka kesalahan utama Lee Sungcheol dalam drama ini ialah ia salah memilih SMA!
Kesalahan utama Lee Sungcheol
Di drama ini tidak dijelaskan bagaimana proses pengambilan keputusan pemilihan SMA Lee Sungcheol. Disini hanya disebutkan ia berhasil masuk SMAnya dengan beasiswa.Â
Dikatakan juga bahwa SMA Lee Sungcheol adalah salah satu SMA terbaik yang banyak meloloskan siswanya masuk SNU. Dan Lee Sungcheol yang merasa pandai sangat ingin masuk SNU demi mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi.
Namun ia melupakan satu hal, perbedaan strata sosialnya dengan teman-teman SMAnya terlalu tinggi. Dengan melihat track record bullying di Korea, seharusnya ia sadar akan menjadi korban bullying di sekolahnya.Â
Salah satu ciri khas kemiskinan struktural adalah ketika mendapat masalah tidak akan ada yang mau membela si miskin karena statusnya.Â
Di drama ini keadaan menjadi lebih parah karena orang yang melakukan bullying pada Lee Sungcheol adalah anak sangat kaya dan berpengaruh.
Jika bisa memilih, alangkah baiknya bila Lee Sungcheol memilih beasiswa di SMA bagus namun tingkat strata sosialnya lebih merata. Setidaknya ia bisa memiliki beberapa teman atau guru yang akan membelanya.
Dilihat dari perawakannya, Lee Sungcheol juga bukanlah orang yang akan diam saja bila dibully. Sayangnya ia sadar jika melawan keadaannya bisa menjadi lebih parah karena yang melakukan bullying padanya adalah anak dari orang yang berkuasa.
Bullying dan pemfitnahan inilah yang akhirnya membuat Lee Sungcheol nekat menggunakan sendok ajaib.
Andai saja sekolah Lee Sungcheol sekolah biasa saja, mungkin yang dialaminya tidak separah sekarang ya?
Yah, tapi begitulah jalan cerita yang diinginkan sutradara.
Kita berharap yang terbaik untuk Lee Sungcheol ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H