Mohon tunggu...
Anita Hadi Saputri
Anita Hadi Saputri Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang ibu | Freelancer

Tertarik pada film, buku dan komik | Email : anita.hadisaputri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mata Anak Minus Tinggi, Harus Bagaimana?

2 Oktober 2022   00:14 Diperbarui: 2 Oktober 2022   00:21 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saya menerima berita yang mengejutkan. Mata anak saya minus 6 dan silinder 2. Kami sekeluarga kaget. Sebagai informasi, mata minus 6 ada di batas rendah-tinggi.

Sebenarnya sudah cukup lama kami menyadari mata anak kami bermasalah. Namun karena pandemi, kami harus menunda pemeriksaan mata ini.

Sampai beberapa bulan lalu ketika pandemi mereda dan sekolah mulai luring, kami akhirnya memeriksakan mata anak kami.

Awalnya kami periksa di optik, karena sebenarnya untuk mata minus pemeriksaan optik cukup sebagai acuan pembuatan kacamata. Dengan catatan pilih optik yang terpercaya ya.

Lalu berapa kagetnya kami karena anak kami diduga minus 6 kanan-kiri dan silinder 2. Petugas optik tidak berani membuatkan kacamata sebelum ada pemeriksaan dokter.

Sebagai orang awam yang matanya normal, frase "dengan pemeriksaan dokter" sudah membuat saya gelisah. Sebagai seorang ibu, hari-hari menunggu jadwal praktek dokter mata pun terasa panjang dan menyedihkan.

Nah, disini saya akan membagikan usaha-usaha saya untuk mengatasi berita mata minus tinggi pada anak. Semoga bermanfaat ya.

1. Usahakan tetap tenang.

Menjadi orangtua memang tidak mudah, apalagi seorang ibu. Ketika anak ditimpa musibah, yang pertama terpikirkan adalah apakah ini salah saya?

Hal tersebut wajar, mengingat anak memang menjadi tanggungjawab orangtuanya.

Namun sebagai orangtua kita juga bertanggungjawab mendampinginya menyelesaikan masalah. Dalam hal ini masalah penglihatannya.

Dan cara pertama adalah menenangkan diri sendiri.

2. Mencari informasi dari sumber terpercaya.

Sumber utama rasa gelisah adalah karena ketidaktahuan kita terhadap suatu masalah. 

Solusi untuk mengatasi kegelisahan ini adalah dengan mencari jawaban dari sumber yang tepat.

Untuk masalah kesehatan, maka saya mempercayakan sumber informasi pada artikel-artikel yang berasal dari rumah sakit atau media penyedia jasa dokter online. Karena sumber beritanya ya dari dokter sendiri.

Cari beberapa sumber, jangan satu saja. Jika memiliki akses untuk jurnal kesehatan maka kita bisa memanfaatkannya. Karena sumber yang paling terpercaya adalah jurnal ilmiah.

3. Ikuti komunitas mata minus.

Setelah mencari informasi ilmiah, tugas kita selanjutnya adalah mengikuti komunitas terkait kesehatan mata.

Komunitas ini akan mudah kita temukan lewat media sosial.

Saya yang lebih aktif di forum Facebook memilih mengikuti komunitas Cahaya Mata. Bukan iklan ya, karena ini komunitas nirlaba. Untuk pengguna platform lain bisa mencari dengan kata kunci yang berkaitan dengan mata minus.

Bergabung di komunitas ini sungguh sangat membantu menenangkan hati saya.

Saya banyak belajar dari pengalaman para anggota yang telah mengalami kondisi mata minus dalam waktu yang lama, bahkan puluhan tahun. 

Banya kiat-kiat menghadapi kondisi mata minus, tanda bahaya apa yang perlu diwaspadai, bahkan teknologi terbaru untuk mengatasi mata minus.

4. Hindari membaca berita yang bombastis, menyesatkan dan dari sumber yang tidak jelas.

Saya sungguh marah melihat berita bersliweran mengenai penyakit mata akibat menonton gadget terlalu lama. 

Pasalnya, berita ini seringkali menyesatkan karena gambar dan video yang menyertainya bukan gambar penderita mata minus.

Kadang gambar atau video yang terlampir justru memperlihatkan mata berdarah, mata diperban, atau mata merah bengkak parah.

Jelas sekali mata minus tidak menyebabkan hal-hal yang saya sebutkan diatas. Kondisi diatas biasnya disebabkan oleh infeksi atau cidera pada mata. 

Daripada membuat video dan menyalahkan gadget, jika kondisi mata separah di video dan foto itu, akan lebih baik segera mencari pertolongan dokter mata.

Ternyata dari segi kedokteran belum ada jurnal yang menyebutkan gadget memberikan efek yang signifikan dalam menyebabkan mata minus. Kalaupun ada maka minus mata tidak langsung tinggi.

Derajat kesalahan penggunaan gadget sebenarnya sama dengan kebiasaan yang salah pada membaca. Seperti membaca terlalu dekat, membaca di ruang yang gelap ataupun membaca dengan tiduran.

Sedangkan untuk mata minus tinggi penyebab utama adalah faktor genetik.

Faktor genetik ini tidak melulu karena keturunan ya. Banyak penyebab lain diluar kendali manusia. Jadi daripada menyalahkan keturunan siapa, saya lebih suka menyebutnya sebagai takdir yang harus dihadapi.

5. Yang terakhir sekaligus yang paling pamungkas adalah konsultasi dengan dokter mata.

Banyak informasi yang didapat tetap belum sebanding dengan konsultasi langsung kepada ahlinya.

Jadi jika mengalami masalah pada mata, segera konsultasi pada dokter mata. Pertimbangkan saran dan pilihan-pilihan yang diberikan berdasarkan informasi yang telah kita kumpulkan. Terus konsultasi jika masih merasa ragu akan pilihan-pilihan kita.

Jangan khawatir, konsultasi dokter mata dan tindakan pengobatannya sebagian besar bisa ditanggung BPJS.

Nah, itulah sekelumit pengalaman Saya dengan mata minus tinggi pada anak. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun