Dengan kebiasaan sederhana ini, anak-anak juga bisa mengembangkan sikap kepemimpinan (leadership development) dalam kehidupan sehari-harinya, seperti saat mereka melihat orang yang ada di sekitarnya atau teman-temannya atau bahkan melihat saya sebagai orang tuanya melakukan kesalahan atau sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang dibaca atau didengar dari proses dibacakan buku, maka mereka berinisiatif untuk mengingatkan atau memberitahu dengan sopan tanpa rasa sungkan bahwa prilaku tersebut tidak baik dan menjelaskan baiknya seperti apa. Saya pun sebagai orang tua dan pemeran institusi di dalam keluarga merasa bisa menilai bila anak-anak sudah mampu mengamalkan sosok seorang pemimpin dalam berinteraksi baik dengan keluarga ataupun dengan teman-teman sebayanya di lingkungan rumah ataupun di sekolahnya masing-masing, proses tersebut saya simpulkan sebagai salah satu bentuk institusional responsivness.
Sebagai salah satu orang yang bergerak di ranah non formal, saya berharap tulisan ini bisa menjadi inspirasi untuk memberdayakan diri (self-help) dalam menghadapi tantangan zaman, tentunya dimulai dari diri sendiri, dari hal yang paling kecil, dan dari saat ini (Aa Gym) artinya tidak perlu menunggu menjadi seseorang yang terkenal untuk melakukan perubahan, ataupun menunggu memiliki dana yang besar jika dilihat dari sisi finansial, atau menanti-nanti untuk melakukan kebaikan.
Setiap proses yang kita lakukan dalam memberdayakan diri, atau memperbaiki pendidikan baik secara formal ataupun non formal, meskipun kecil, perlahan, bertahap dan dinilai sedikit seakan tidak berarti, yakinlah bila dilakukan konsisten dan berkelanjutan, serta berpegang tegiuh pada prinsip-prinsip yang telah disepakati dalam sebuah tatanan kekeluargaan ataupun kelembagaan suatu hari akan menjadi hal yang besar dan membesarkan.
Kesimpulan
Konsistensi berprinsip dalam pendidikan keluarga merupakan elemen penting dalam membangun karakter dan sikap positif terhadap pembelajaran. Dengan menanamkan nilai-nilai yang kuat dan menunjukkan keteladanan, orang tua tidak hanya mempersiapkan anak-anak mereka untuk menghadapi tantangan kehidupan, tetapi juga membekali mereka dengan sikap belajar seumur hidup. Dalam era yang terus berubah, kemampuan untuk belajar dan beradaptasi menjadi lebih penting dari sebelumnya. Oleh karena itu, pendidikan keluarga yang konsisten dan berprinsip akan menjadi fondasi yang kokoh bagi perkembangan individu yang mandiri dan berdaya saing.
Sumber referensi:
"The Role of Family in Lifelong Learning" oleh John W. Smith
  - Artikel ini menjelaskan bagaimana lingkungan keluarga yang konsisten dan berprinsip mendukung perkembangan keterampilan dan pengetahuan sepanjang hidup individu.
3. "Family Dynamics and Lifelong Learning: The Importance of Consistency" dalam International Journal of Lifelong Education
  - Penelitian ini menyajikan data tentang bagaimana konsistensi dalam pendidikan keluar terhadap kemampuan individu untuk terus belajar.