Menurut Trilling dan Fadel (2009) kemampuan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa pada abad 21. Kolaborasi yang sedemikian rupa akan sangat menguntungkan jika digunakan pada pembelajaran saat ini. Selain kemampuan bernalar mahasiswa berkembang, juga sekaligus perkembangan teknologi dapat mendukung aktivitas pembelajaran mahasiswa menjadi lebih baik.
Kemampuan berpikir kritis juga menjadi salah satu tuntutan dalam pendidikan terkini. Â Hal ini tersirat dalam Permendikbud nomor 69 tahun 2013 terhadap kualitas pendidikan Indonesia yakni adanya perubahan pola pembelajaran dari pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari. Pembelajaran aktif mencari artinya mahasiswa membangun pemahaman berdasarkan pengalaman dan menghubungkannya dengan konsep baru secara mandiri. Pembelajaran dengan mahasiswa aktif mencari semakin diperkuat dengan penerapan pendekatan sains. Pendekatan tersebut lebih menonjolkan kegiatan pengungkapan dan berbasis pemecahan masalah.
SUMBER :
Alfi, C., Sumarmi, & Amirudin, A. (2016). Pengaruh Pembelajaran Geografi Berbasis Masalah dengan Blended Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan, 597-602.
Diah Rusmala Dewi. (2019). Pengembangan Kurikulum Di Indonesia Dalam Menghadapi Tuntutan Abad Ke-21
Riski Ayu Candraa, Agung Tri Prasetyab, dan Ratni Hartatic. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Melalui Penerapan Blended Project-Based Learning
Mukminan. (2014). Kurikulum 2013, Posisi Matapelajaran Geografi, dan Inovasi Pembelajaran Geografi Tingkat SMP dan SMA dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI