Mohon tunggu...
Anis Wilhelmina
Anis Wilhelmina Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA MAGISTER PENDIDIKAN GEOGRAFI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya-upaya Menyikapi Tuntutan Kurikulum Geografi di Abad 21

17 Juli 2021   23:06 Diperbarui: 17 Juli 2021   23:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mahasiswa harus mencari, mengkaji, merumuskan sendiri pengetahuan yang harus dikuasai, sehingga pada akhirnya harus menguasai kompetensi yang harus dimilikinya (Khaerudin, 2011). Oleh karena itu, guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dengan menciptakan pembelajaran yang kondusif.

Perkembangan pembelajaran saat ini sudah mengalami kemajuan. Hal ini berdasarkan fakta bahwa teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangannya telah memengaruhi dunia pendidikan. Semakin terasa sejalan dengan adanya pergeseran pola pembelajaran dari tatap muka ke arah pendidikan yang lebih terbuka dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran (relationship) dan memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi yang hampir tanpa batas. Maka muncul inovasi berupa model pembelajaran berbasis teknologi. Perkembangan teknologi tersebut dapat dimanfaatkan mahasiswa secara maksimal dalam proses pembelajaran terutama dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah. Literasi teknologi saat ini dapat dilihat dengan munculnya blended learning sebagai bagian dari proses pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2010) blended learning menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pemanfaatan sumber daya jaringan internet sebagai suplemen pembelajaran. Penggunaan metode ini tergolong baru dalam dunia pendidikan.

Mengingat pada masa pandemi covid-19 saat ini, segala aspek pendidikan telat dialihkan dengan sistem daring (pembelajaran jarak jauh) demi menekan penyebaran virus covid-19. Maka model blended learning sebagai alternatif pembelajaran pada masa pandemi covid-19.

Dengan adanya tuntutan kurikulum pada abad 21 ini sehingga membuat adanya keterampilan Teknik pembelajaran pembauran, Teknik Pembelajaran Bauran (Pembauran) yang berpusat pada mahasiswa (Learner-Centred Blended Learning), meliputi:

Pembelajaran Bauran Berbasis Kasus (Case-Based Blended Learning)

Pembelajaran Bauran Berbasis Proyek (Project- Based Blended Learning)

Blended learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan macam-macam pendekatan, Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learning yang memiliki 6 (enam) unsur yaitu: tatap muka, belajar mandiri, aplikasi, tutorial, kerjasama, dan evaluasi.

Pembelajaran menggunakan blended learning berlangsung lebih bermakna karena materi pembelajaran yang disediakan dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa lebih mudah memahaminya (Sandi, 2012). Pelaksanaan blended learning tidak hanya pada proses tatap muka, tetapi juga saat kegiatan di luar tatap muka yang terdapat akses internet. Hal ini memberi keuntungan bagi mahasiswa untuk mengulang ataupun bertanya tentang materi yang belum jelas.

Model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik adalah pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning sehingga dengan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dapat lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan (Ratnasari, et al., 2017). Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalistas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan (Yahya, 2013).

Sejalan dengan pembelajaran berbasis masalah dengan blended learning, berpikir kritis dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk memperoleh dan mengolah informasi secara tepat dari berbagai sumber. Apabila mahasiswa tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, maka mereka tidak mampu mengolah, menilai dan mengambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di lingkungannya. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah penting dalam semua mata pelajaran.

Kemampuan berpikir kritis dapat muncul dari serangkaian proses memecahkan masalah yang dikemas menjadi pembelajaran berbasis masalah. Selain itu, berpikir kritis dapat dipadukan dengan kemampuan memanfaatkan teknologi untuk mengakses, memanipulasi, menciptakan, menganalisis, memanajemen, menceritakan dan mengkomunikasikan suatu informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun