Mengkritik justru malah memperkeruh suasana. Daripada mengkritik, lebih baik memberikan saran yang membangun untuk move on. Bicaralah tentang hal-hal yang dapat membuatnya bahagia, yang akan mengalihkan perhatiannya dari kehidupan cinta yang berantakan.
Dorong temanmu untuk melakukan hal yang mereka suka
Terlepas dari siapa yang salah, sebagai teman, kamu harus tetap mendukung keputusan temanmu. Karena, dengan dukungan orang-orang terdekatnya, ia akan lebih optimis untuk move on.
Juga dukung temanmu untuk bisa melakukan apa yang disukainya, asalkan itu membuatnya bahagia dan lupa tentang masalah putus cinta yang menimpa dirinya.Â
Dengan terlibat dalam sejumlah kegiatan yang menyibukkan seperti olahraga, bepergian, dll secara otomatis akan membuatnya bahagia dan berpikir positif.
Dampingi temanmu untuk mencari bantuan profesional jika dibutuhkan
Jika semua hal telah dicoba dan sahabatmu masih terpuruk dan tidak bisa menerima kenyataan putus cinta, jangan biarkan kesedihan menyelimutinya.Â
Bagi sebagian orang, masalah putus bukanlah hal sepele. Terutama jika dia telah menjalani hubungan cinta selama bertahun-tahun tetapi kandas di tengah jalan. Sebagai sahabat, kita tidak seharusnya menghakimi jika dia lebay dan bucin (budak cinta).
Saat seseorang dalam kondisi stress yang sangat berat, hindari perkataan yang bisa memperburuk kondisinya, hal seperti ini bisa bedampak mentalnya tidak kuat.Â
Apalagi jika dia sampai memiliki gangguan mental, mulai dari rasa cemas, hilang harapan, keinginan bunuh diri, tidak napsu makan hingga depresi yang mengancam dia. Kamu sebagai sahabatnya pasti nggak mau kalau sahabatmu mengalami masalah kesehatan karena patah hati, kan?
Jadi jangan tinggalkan dia sendirian, atau kalau perlu kamu bisa temani dia untuk bertemu dengan seorang ahli seperti psikolog untuk membantunya menghadapi lewat konseling.