Dari mendengar, mulailah memasuki relung hati Kayla, dan ada satu pembahasan tentang aurat wanita, yang tentu akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Saat mendengar itu Kayla menangis, sadar selama ini terlalu cuek akan ilmu agama.Â
Dulu saat sekolah pun Kayla bukan anak pesantren, dan tak pernah ikut sekolah madrasah, bahkan ngaji pun susah, banyak ilmu tajwid yang belum diketahui.
Semenjak berteman dengan Rina, mulai ada perubahan pada diri Kayla, salah satunya sudah mulai memakai jilbab pada semester 4, sering mendengar kajian dan selalu menjaga wudhu.
Selepas mandi sebelum berangkat kuliah, berwudhu dulu. Pokoknya setiap akan keluar rumah Kayla yang sudah memakai jilbab itu sering menjaga wudhunya, hingga sudah tak mau bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram.
Setiap akan sholat berjamaah dengan Rina, Kayla sering lupa, maklum saat itu belum terbiasa. "Eh Rin, Aku sudah batal wudhu belum yah?"
"Mana ku tahu Kay, kamu yang rasain, aku juga kan gak tahu kalau kamu kentut tipis mungkin tadi di kelas"
"Ih aku gak kentut kok Rin, aku yakin sih belum batal"
"Kalau kamu yakinnya belum batal berarti langsung sholat saja Kay"
"Aku lupa Rin, tapi aku yakin belum batal sih udah wudhu sebelum berangkat kuliah, tapi ada ragu juga Rin, gimana dong"
Rina langsung menjelaskan kaidah fiqih yang pernah ia pelajari,
"Gini Kay, Al yaqiinu Laa Yazuulu bisyakki, artinya sesuatu yang meyakinkan tidak dapat hilang hanya dengan keraguan, jadi kalau kamu yakin memang tadi sudah berwudhu ya sudah, kamu masih punya wudhu, karena kentut pun kamu gak rasa juga kan dan ragu,