Sebelum tutup usia, Ali banat yang terkena penyakit kanker mendapat vonis dari dokter bahwa usianya tidak akan lama lagi. Mendengar hal itu Ali Banat banyak merenungi diri, dan bertaubat karena banyak kesia-siaan selama menjalani hidup di dunia. Barang-barang mewah yang dikoleksi seperti topi, kacamata, pakaian, jam tangan hingga sandal yang bernilai fantastis puluhan bahkan ratusan juta rupiah itu tak bisa ia bawa mati. Akhirnya barang mewah miliknya itu dijual dan hasilnya untuk disumbangkan, dan sebagian barang yang ia miliki itu disedekahkan.
Ali Banat juga mendedikasikan dirinya untuk membantu warga di Afrika, Ali bekerjasama dengan orang-orang yang peduli kemanusiaan dan berhasil mengumpulkan banyak donasi, sehingga bisa membangun banyak rumah untuk warga di Afrika.Â
Sisa umurnya digunakan untuk mengoleksi alias mengumpulkan amal bekal akhirat. Mengidap penyakit kanker merupakan satu anugerah dan karunia yang bisa mengubah hidupnya menjadi orang yang bermanfaat di akhir hidupnya.
Dari kisah ini kita banyak belajar dan semoga ada hikmahnya. Bahwa koleksi barang di dunia ini bersifat sementara. Tidak bisa dibawa mati.
Lebih baik perbanyak mengumpulkan bekal amal. Yuk koleksi amal terbaik yang bisa kita lakukan. Karena kita tak pernah tahu kapan waktu tutup usia kita.
Baca juga :Â
Tradisi Membangunkan Sahur di Negara Lain, Apa Pakai Toa Masjid?
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H