Mohon tunggu...
Anistanur meilani
Anistanur meilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca dan menulis novel atau cerpen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Muhammad Abdul Mannan: Ekonomi Islam Kontemporer Berkelanjutan dan Keadilan Sosial

14 Oktober 2024   12:24 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:24 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammad Abdul Mannan adalah seorang tokoh ekonomi yang sering terlibat dalam penelitian dan penulisan mengenai isu-isu ekonomi pembangunan, kebijakan publik dan isu sosial. Mannan lahir di Banglades pada tahun 1938. Pada tahun 1970, Ia menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Islamic Economics: theory and practice.

Menurutnya ekonomi islam ialah ilmu sosial yang mempelajari tentang masalah ekonomi bagi suatu masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai islam. Ekonomi islam berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang serta jasa dalam suatu masyarakat islam yang menegakkan jalan hidup islami dengan sepenuhnya. Perekonomian islam diharapkan juga dapat bekerja di antara sistem pasar dan perencanaan terpusat.

Konsep kesejahteraan dalam ekonomi islam merupakan upaya pendekatan untuk mencapai kebaikan bagi individu maupun masyarakat secara menyeluruh, dengan menekankan keadilan sosial, pemenuhan kebutuhan, pemberdayaan, dan tanggung jawab sosial.

Ada beberapa aspek penting dalam konsep kesejahteraan antara lain adalah maslahah (kebaikan umum), pemenuhan kebutuhan dasar, distribusi kekayaan yang adil, pemberdayaan masyarakat, tanggung jawab sosial, keberlanjutan, keseimbangan antara material dan spritual.

Disini pemerintah harus mengambil peran penting dalam bidang perekonomian karena alokasi sumber daya tidak bisa diserahkan pada kebebasan individu untuk pencapaian kesejahteraan bersama. Mannan juga menyatakan jika berhubungan dengan kebutuhan dasar maka, keadilan lebih penting daripada efisiensi.

Mannan menyampaikan bahwa zakat bukanlah pajak, tetapi kewajiban karena terdapat dalam rukun islam. Zakat mempunyai enam prinsip yaitu: keyakinan agama, pemerataan dan keadilan, produktivitas, nalar, kebebasan, prinsip etika dan kewajaran.

Produksi ialah sebagaimana suatu kegiatan itu mampu menghasilkan keuntungan serta manfaat. Sistem produksi diharapkan mampu meningkatkan produksi barang dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta alam dengan maksimal, hal ini jugaa mengutamakan kesejahteraan masyarakat dengan konsep kesejahteraan ekonomi termasuk dalam meningkatnya pendapatan yang dipengaruhi oleh meningkatnya hasil produksi.

Distribusi dipandang oleh Mannan sebagai keterlibatan islam yang bersifat pragmatis bagi si miskin sedemikian tulus sehingga distribusi pendapatan merupakan pusat berputarnya pola dan organisasi produksi.

Konsumsi menurut Mannan bukan hanya tentang kegiatan menggunakan produk saja, melainkan juga bagaimana caranya menciptakan distribusi dan kekayaan yang adil dan merata.  

Keadilan sosial merupakan fondasi utama dalam ekonomi islam, maka dari itu disini Mannan menekankan bahwa distribusi kekayaan harus dilakukan secara adil. Keadilan sosial mencakup akses yang setara terhadap sumber daya dan peluang, maka keadilan sosial disini bukan hanya sekedar tentang pembagian harta saja.

Mannan menolak materialisme historis karena ia percaya bahwa itu merupakan versi moral dan spiritual yang memadukan ekonomi, sosial, politik dan biologis. Menurutnya yang dapat membantu perubahan kebutuhan agar lebih baik kedepannya hanyalah ekonomi islam karena terdapat nilai etika dan motivasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun