Mohon tunggu...
Anis Soviatin
Anis Soviatin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Program Study Pendidikan Agama Islam IAIN Jember
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Ikhtiarmu akan menjadi Pilihanmu dan Keyakinanmu Adalah Semangatmu"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seperti Apa Aliran Eksistensialisme yang Berhubungan Dalam Filsafat Pendidikan?

1 Mei 2020   04:17 Diperbarui: 1 Mei 2020   04:23 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillah di bulan yang suci ini. Kita masih bisa diberi keberkahan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan yang secuil ini, mengenai tentang pembelajaran pada filsafat pendidikan. semoga Bermanfaat 

Nah..Sebelum langsung ke materi pembahasan, kita akan mencoba mengenal terlebih dahulu. bagaimana sih asal-usul dari aliran Eksistensialisme ini?  

Dari kata 'Filsafat' yang dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang ada secara mendalam. sehingga dengan adanya filsafat, kita akan tahu akar-akar dari berbagai macam ilmu lainnya dan juga dasar dari segala yang ada. Filsafat itu terbagi menjadi beberapa cabang ilmu, salah satunya yaitu filsafat pendidikan. Dan dalam filsafat pendidikan terdapat berbagai aliran filsafat lagi yang merupakan terapan dari filsafat umum. Dan yang salah satunya akan kita bahas setelah ini, yaitu filsafat pendidikan eksistensialisme Dan Tokoh pemikir Filsafat Pendidikan Eksistensialisme 

A. Pengertian Filsafat Pendidikan eksistensialisme 

Dari sudut etimologi eksistensi berasal dari kata "eks" yang berarti diluar dan "sistensi" yang berarti berdiri atau menempatkan, jadi secara luas eksistensi dapat diartikan sebagai berdiri sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya.

Dalam pengertian lain mengatakan bahwa Eksistensialisme ini merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasarkan pada eksistensinya, artinya bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.

Sebagai aliran filsafat, eksistensialisme ini berbeda dengan filsafat eksistensi. Paham Eksistensialisme secara radikaal menghadapkan manusia pada dirinya sendiri, sedangkan filsafat eksistensi adalah benar-benar sebagai arti bahwa filsafat disini menempatkan bahwa wujud manusia sebagai tema sentral.

Secara umum berarti, manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaannya itu ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat disekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan-merencanakan yang berdasar pada pengalaman yang konkret.

B. Tokoh-Tokoh Pemikir Filsafat Pendidikan Eksistensialisme 

Tokoh yang berperan dalam aliran Eksistensialisme ini yaitu :
1. Jean paul satre
2. Soren Kierkegaard
3. Martin Buber
4. Martin Heldegger
5. Karl Jasper
6. Gabril Marcel
7. Paul Tillich

Namun, Ada empat tokoh yang paling melandasi pada filsafat eksistensialis ini, seperti Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Jaspers dan Gabriel Marcel. Meski diantara filsuf ini memberikan tema yang berbeda-beda tetapi semuanya memiliki motif yang pokok yakni apa yang disebut eksistensi manusia, yaitu cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi.

1. Martin Heidegger (1889-1976)
Seorang tokoh yang lahir di Baden, Jerman. Menurutnya manusia itu terbuka bagi duniannya dan sesamannya. kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan hal-hal di luar dirinya karena memiliki kemampuan seperti kepekaan, pengertian, pemahaman, perkataan atau pembicaraaan.

2. Jean Paul Sartre (1905-1980)
Tokoh yang lahir tanggal 21 Juni 1905 di Paris Menurutnya, pandangan eksistensialis adalah suatu doktrin yang memungkinkan kehidupan manusia. Eksistensialisme mengajarkan bahwa tiap kebenaran dan tiap tindakan mengandung keterlibatan lingkungan dan sebjektifitas manusia.

3. Karl Jaspers (1883-1969)

Beliau lahir di Oldenburg, Jerman Utara. menjelaskan bahwa tujuan filsafat itu adalah mengembalikan manusia kepada dirinya sendiri. Pemikiran eksistensi adalah pemikiran yang menggunakan semua pengetahuan obyektif serta mengetasi pengetahuan obyektif itu. Cara pemikiran seperti ini mempunyai sasaran yakni manusia sadar akan dirinya sendiri.

4. Gabriel Marcel (1889-1873)
Tokoh yang Lahir di Paris, ia berasal dari keluarga Yahudi campuran. Marcel mulai belajar filsafat di Lycee Carnot. Menurut Marcel eksistensi manusia itu bukan terletak pada bahwa ia ada tetapi lebih tertuju pada kehendak yang dapat menerobos baik adanya maupun yang bukan adanya. 

Jadi, Perbedaan pemikiran dalam eksistensialisme ini berawal dari anggapan esensi mendahului eksistensi atau eksistensi mendahului esensi.
Sebagian yag berpikir esensi mendahului eksistensi beranggapan manusia memiliki keterbatasan dalam dunia ini, dan Tuhan menjadi penolongnya. Sedangkan dalam dunia pendidikan, misal seperti orang yg dikatakan pinter kalau nilainya bagus.

Semoga Bermanfaat dan Terimakasih (':

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun