Mohon tunggu...
Anis Setiati Sukono Putri
Anis Setiati Sukono Putri Mohon Tunggu... Tentara - TNI

Nama : Anis Setiati Sukono Putri NIM : 46123110031 Fakultas : Psikologi Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 Dosen :Prof. Dr. Apollo, AK.,M.Si Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi KGPAA Mangkunegara IV Kepemimpinan Sarat

21 April 2024   21:45 Diperbarui: 21 April 2024   22:21 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diperlukan peninjauan kembali terhadap ajaran kepemimpinan dalam Serat Wedhatama mengingat relevansinya dengan kondisi saat ini. Konsep Wirya, Arta, dan Winasis perlu diperkenalkan kepada generasi muda yang cenderung menginginkan segalanya dengan cepat, fenomena yang sering disebut sebagai budaya instan. Tren ini bahkan teramati di lingkungan pendidikan, di mana siswa lebih mengutamakan hasil akhir tanpa menghargai prosesnya. Praktek menyontek juga semakin merajalela. Serat Wedhatama menegaskan bahwa untuk mencapai tingkat kebijaksanaan (Winasis), seorang pemimpin harus melewati proses pembelajaran yang teliti dan berkesinambungan. Sebab, pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran yang sungguh-sungguh memberikan kekuatan yang kokoh. Artinya, hasil yang bermutu dan bermanfaat untuk masa depan hanya dapat diraih melalui proses belajar yang benar.

Konsep kepemimpinan yang terdapat dalam Serat Wedhatama, berasal dari pesan luhur para leluhur tentang Wirya, Arta, dan Winasis. Ketika konsep ini diperbaharui, hal itu merujuk pada pencapaian kebijaksanaan, kekuasaan, dan kekayaan. Winasis, sebagai manifestasi dari kebijaksanaan, dicapai melalui upaya belajar yang gigih. Dengan mencapai Winasis, seseorang akan lebih mudah meraih Wirya (kekuasaan) dan Arta (kekayaan). Seorang pemimpin yang berada di puncak kekuasaan harus mampu menjaga kepercayaan yang telah dipercayakan kepadanya. Selanjutnya, Arta mengacu pada kedekatan dengan uang atau harta. Namun, penting untuk diingat bahwa kekayaan bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai tujuan. Jika salah satu dari tiga konsep ini tidak tercapai, maka martabat manusia akan terancam, bahkan lebih berharga dari sehelai daun jati kering, dan pada akhirnya hanya jiwa yang akan menderita, menjelma menjadi pengemis, dan terlantar.

Dalam konteks organisasi pendidikan seperti sekolah, seorang pemimpin adalah individu yang memiliki motivasi belajar yang kuat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta memajukan organisasi. Kepemimpinan di lingkungan sekolah bersifat struktural, di mana pemimpin bertugas memberikan motivasi kepada anggota untuk melaksanakan program-program yang telah ditetapkan.

Penerapan Kepemimpinan Sarat Wedotomo dalam Pengembangan Manajemen Skil dan Merumuskan Strategi Bisnis

Kepemimpinan berbasis Serat Wedhatama merujuk pada pendekatan kepemimpinan yang terinspirasi oleh prinsip-prinsip filsafat Jawa yang dikenal sebagai "Serat Wedhatama", yang menggabungkan nilai-nilai kearifan lokal, kebijaksanaan, dan kesadaran spiritual. Dalam upaya meningkatkan keterampilan manajerial, pendekatan ini menekankan pada pengembangan keterampilan interpersonal, empati, dan komunikasi yang efektif. Hal ini dapat dicapai melalui pembangunan hubungan yang erat antara pemimpin dan tim, mempromosikan kolaborasi, serta memberikan kesempatan untuk pengembangan pribadi.

Sementara itu, dalam merumuskan strategi bisnis, kepemimpinan Serat Wedhatama menekankan pada harmonisasi antara tujuan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Pemimpin menggunakan nilai-nilai Serat Wedhatama sebagai panduan untuk memastikan bahwa setiap keputusan bisnis memperhitungkan kepentingan semua pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, masyarakat, dan lingkungan. Ini mungkin melibatkan pengembangan produk yang ramah lingkungan, keterlibatan aktif dalam komunitas lokal, dan praktik bisnis yang etis serta bertanggung jawab. Dengan pendekatan ini, pemimpin menciptakan strategi bisnis yang tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan jangka panjang.

Kepemimpinan Serat Wedhatama menekankan pada nilai-nilai kearifan lokal dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Untuk meningkatkan keterampilan manajerial, praktik kepemimpinan ini dapat memperkuat keterlibatan tim, memberikan ruang bagi inovasi, dan mendorong pengembangan pribadi. Dalam merumuskan strategi bisnis, Serat Wedhatama menekankan pada keselarasan antara tujuan bisnis, keberlanjutan, dan keadilan sosial, dengan memperhitungkan kebutuhan semua pemangku kepentingan. Dalam konteks yang lebih khusus, kepemimpinan berbasis Serat Wedhatama dapat melibatkan praktik-praktik seperti musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama, menerapkan nilai-nilai moral dalam pengambilan keputusan, dan membangun hubungan yang berkelanjutan dengan anggota tim.

Dalam penerapan usaha bisnis, penggunaan pendekatan kepemimpinan berbasis Serat Wedhatama dapat melibatkan berbagai aspek. Pertama, dalam meningkatkan keterampilan manajerial, pemimpin dapat mendorong pengembangan keterampilan interpersonal, kreativitas, dan inovasi dalam desain produk. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, pembinaan, dan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Kedua, dalam merumuskan strategi bisnis, pemimpin dapat mempertimbangkan nilai-nilai lokal dalam desain produk, proses produksi yang berkelanjutan, dan dampak sosial dari bisnis tersebut. Misalnya, menggunakan bahan ramah lingkungan, berkolaborasi dengan komunitas lokal dalam pengembangan produk, dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.

Selain itu, kepemimpinan berbasis Serat Wedhatama dapat meningkatkan keterampilan manajerial dengan mendorong pengembangan nilai-nilai seperti kearifan lokal, kebijaksanaan, dan keadilan. Ini dapat mencakup pelatihan untuk meningkatkan keterampilan interpersonal, komunikasi, dan kepemimpinan yang diilhami oleh nilai-nilai tersebut. Selain itu, Serat Wedhatama mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan dan harapan para anggota tim, yang dapat memperkuat kerjasama dan kinerja bersama. Dalam merumuskan strategi bisnis, pendekatan ini mungkin melibatkan identifikasi nilai-nilai budaya lokal yang dapat memperkuat posisi bisnis, memperhatikan dampak sosial dari keputusan bisnis, dan membangun kemitraan yang saling menguntungkan dengan komunitas sekitar.

Meningkatkan Manajemen Skill:

  1. Identifikasi Kebutuhan Keterampilan:

Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim untuk mengidentifikasi area di mana keterampilan dapat ditingkatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun