Mohon tunggu...
Anissa Putri Pradita
Anissa Putri Pradita Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger | Ig :anissaputripr | Youtube: https://m.youtube.com/channel/UC3OR7mr9ZrUyDoPvGNkKQ-Q| Blog : http://www.kataapp.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film "Meet Me After Sunset", Kisah Gadis yang Mewujudkan Impiannya

25 Februari 2018   15:40 Diperbarui: 19 Maret 2018   21:38 13973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Film Meet Me After Sunset menceritakan kisah cinta antara matahari, bulan dan bintang. Analogi matahari,bulan dan bintang bahwa bulan dan bintang adalah benda semesta yang selalu bersama. Sedangkan matahari berperan memberi cahayanya untuk bulan. 

Film Meet Me After Sunset disutradarai oleh Danial Rifki dan diproduksi oleh MNC Pictures. Film ini dibintangi oleh pemeran utama, yaitu: Agatha Chelsea, Billy Davidson dan Maxime Bouttier. Karakter Vino (Maxime Bouttier) seperti matahari yang selalu aktif, ceria, penuh semangat, dan lembut. Vino seorang remaja SMA yang pindah dari Jakarta ke Bandung bersama keluarganya. Karakter Gadis (Agatha Chelsea) seperti bulan memiliki wajah cantik dan lembut. 

Gadis seorang wanita introvert yang sering pergi ke bukit pada malam hari dengan menggunakan jubah merah. Karakter Bagas (Billy Davidson) seperti bintang. Bagas memiliki sifat tertutup dan peduli. Bagas seorang petugas penjaga hutan di penangkaran rusa. Dia adalah sahabat Gadis sejak kecil. Bagas selalu cemburu ketika Vino datang dan main bersama Gadis. 

Vino melihat seorang wanita berjubah merah yang membawa lampu pelita sebagai penerang jalan. Rasa penasaran Vino  mengikuti langkah jalan wanita tersebut ke sebuah hutan.  Langkah wanita itu berhenti, Vino dapat melihat wajah cantik dibalik jubah merah yang dipakai wanita tersebut. Wanita itu pun tiba-tiba menghilang. 

Malam selanjutnya, Vino berusaha mencari wanita berjubah merah yang pernah ia temui waktu itu. Wanita berjubah merah berjalan membawa lampu pelita sambil bernyanyi melewati sawah-sawah. Wanita itu pergi ke atas bukit. 

Vino mengikuti wanita itu pergi. Vino mengejutkan dan menghampiri wanita berjubah merah. Wanita tersebut secara refleks menyemprotkan mata Vino dengan semprotan cair Cabai, lalu bergegas pergi meninggalkan Vino di bukit. Vino mengompreskan kedua matanya.  Vania,  ibunya Vino (Feby Febiola)  mengajak Vino mengantar kue ke rumah tetangga. 

Ternyata tetangga yang tinggal disana adalah Guru Vino, Pak Sastra (Iszus Muchtar) dan  anak perempuan yang sering Vino temui bernama Gadis. Wanita yang meninggalkan jubah merah diatas kursi rumahnya. 

Di Sekolah, Vino menceritakan sosok Gadis ke Dadang, teman sebangku Vino (Yudha Keling). Dadang menilai Gadis adalah sosok wanita aneh dan memiliki sifat berbeda dengan wanita lainnya yang punya kehidupan sendiri. Tetapi Vino tetap mengagumi Gadis. 

Vino datang ke rumah Gadis setelah pulang sekolah. Di depan rumah Gadis, ada motor milik Bagas. Vino mengetuk pintu rumah, kemudian Bagas keluar menutup pintu rumah Gadis dan melarang Vino dengan bahasa halus. 

Vino melihat Gadis menulis diary di bukit pada malam hari. Vino menyoroti lampu senter ke arah buku diary Gadis. Gadis kesal merasa terganggu dan pergi meninggalkan Vino lagi di bukit. Tanpa sadar, Gadis meninggalkan buku diarynya diatas bukit. Vino membaca semua isi buku diary Gadis. Vino bertekad mewujudkan semua mimpi Gadis. 5 impian Gadis yang dimuat dalam diary miliknya:

1. Berburu Kunang-kunang

Vino mewujudkan impian pertama Gadis, yaitu berburu kunang-kunang. Vino membawa toples dan serokan. Lalu, Vino dan Gadis menangkap banyak kunang-kunang. Gadis mulai senyum senang impian pertama terwujud berkat Vino. Perasaan Gadis yang awalnya dingin, kini Gadis mempercayai Vino orang yang menyenangkan. 

2. Lari pagi.

Vino memberi hadiah sepatu untuk Gadis. Sayangnya, Gadis menolak untuk lari pagi dengan alasan bahwa Gadis adalah seorang vampir. Gadis tidak mau rahasia terbongkar. Vino berusaha agar Gadis bisa lari pagi bersamanya. Ia memberikan hadiah lagi untuk Gadis berupa baju astronot anti sinar UV. Awalnya Gadis malu keluar karena baju astronot membuat dirinya aneh.Vino memakai baju astronot supaya membangkitkan percaya diri Gadis dan mengajak lari pagi. 

3. Pergi Ke Kota Bandung.

 Vino mengajak Gadis pergi ke Bandung dengan motor Dadang. Mereka pergi menikmati malam Kota Bandung. Ini pertama kali Gadis ke Bandung. Lalu mereka menonton film bareng di lapangan terbuka. Nonton film termasuk salah satu impian Gadis. Mereka menghabiskan waktu berdua hingga matahari terbit. Vino mengetahui apa yang terjadi kepada Gadis pada saat matahari menyinari Gadis. 

4. Main di lapangan.

Gadis tidak perlu takut keluar pagi hari  dan tidak malu menggunakan baju astronot. Vino dan Gadis bermain engklek di luar dan ditemani anak-anak kecil yang selalu mengikuti Vino dan Gadis kemana-mana.

5. Sekolah.

Sekolah pada umumnya dimulai dari pagi hingga sore. Gadis tidak bisa sekolah seperti anak-anak lainnya karena pengindap penyakit Xeroderma Pigmentosa yang menghambat Gadis beraktivitas di luar sebelum matahari tenggelam. Rencana Vino mewujudkan impian Gadis berhasil. Pak Sastra mengajak putrinya ke sekolahnya pada malam hari dan belajar seperti layaknya kegiatan mengajar sekolah biasa. Walaupun sekolah pada malam hari, banyak teman-teman dan guru-guru yang mendukung Gadis sekolah.

Semua impian Gadis terwujud. Vino meminta Gadis untuk mewujudkan satu impiannya, yaitu Gadis menjadi seorang penulis. Vino menganggap Gadis mempunyai bakat menulis. Tulisan diary Gadis sangat menarik. Gadis semangat menulis dan menemukan ide dan inspirasi dari sosok Vino. 

Akhirnya Gadis mewujudkan satu impian Vino. Novel yang ia tulis berjudul Meet Me After Sunset

Meet Me After Sunset menceritakan kisah Vino selalu bertemu Gadis setelah matahari tenggelam. Saya tidak mau menceritakan ini lebih lengkap dan detail. Menurut saya film ini berbeda dengan film-film lainnya. Film ini bergenre  romantis  tanpa ada adegan ciuman, jadi aman ditonton oleh usia remaja hingga dewasa. Selain romantis ada juga adegan jenaka yang dibuat oleh Yudha Keling seorang Stand Up Comedy. Pada ending film tidak  mudah ketebak.  Plot yang digunakan film ini adalah maju dan ada sedikit alurnya mundur.

Lokasi film ini berada di daerah Bandung seperti Stone Garden, Ranca Upas, dan perkampungan Ciwidey, dan Alun-alun Bandung.  Lokasi yang sangat mendukung film ini semakin menarik.

Dari segi Visual, film ini menampilkan efek CGI yang sangat memuaskan seolah-olah film ini seperti negeri dongeng. Cinematografi nya juga baik. Efek animasi nya (kunang-kunang dan hujan meteor) terlihat seperti nyata. Soundtrack utama film ini adalah lagu Sunset yang dibawa oleh Agatha Chelsea dan Maxime Bouttier.

Segi tokoh, pemilihan tokohnya sesuai dengan karakter masing-masing pemeran. chemistry antara Agatha Chelsea dan Maxime baik. Penampilan dan make up yang pemeran cocok dengan ceritanya. 

Cuma ada satu yang kurang. Film ini tidak memiliki teks terjemahan bahasa Indonesia. Kenapa harus ada teks terjemahan bahasa???Orang tuli juga ingin merasakan dan menikmati film-film Indonesia. Banyak film Indonesia tidak menampilkan teks terjemahan bahasa. Sehingga orang tuli menyukai nonton film dari luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun