Mohon tunggu...
Nur AnisaParadina
Nur AnisaParadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi

Menyukai Keilmuan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Charles Wright Mills dan Pemikirannya

16 November 2022   21:13 Diperbarui: 16 November 2022   21:26 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Charles Wright Mills lahir pada tanggal 26 Agustus 1916 di sebuah daerah di Waco, Texas. Mills menempuh pendidikan di Universitas Texas pada tahun 1939 dan mendapat ijazah sarjana dan masternya, lalu mills menempuh pendidikan di program doktoral di Universitas Wisconsin. Mills menghabiskan karirnya di Universitas Columbia pada tahun 1946 sebagai dosen sosiologi. hingga wafat pada tahun 1962 di usia 45 tahun.

Tokoh panutannya adalah Max Weber oleh karena itu Pemikiran Mills berpusat pada rasionalisasi, Rasionalisasi adalah metode pemikiran yang berfokus pada koordinasi total dan kontrol atas proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan apa pun yang telah ditetapkan oleh individu atau organisasi. 

Rasionalisasi juga disebut sebagai proses pemikiran di balik penerapan ilmu pengetahuan, observasi, dan nalar dalam perkembangan teknologi untuk memanipulasi lingkungan serta proses pemikiran di balik birokrasi, organisasi sosial yang dirancang khusus untuk tujuan  tujuan tersebut. 

Mills berpendapat bahwa rasionalisasi meningkat dengan modernitas. Mills percaya bahwa karena sistem sosial yang saling bergantung maka proses rasionalisasi memiliki efek mendalam pada perilaku, nilai, dan pemikiran manusia.

Teori pekerja kerah putih

White Collar (1951) merupakan karya yang berhasil diterbitkan oleh Wright Mills. Dalam karyanya ini dibangun atas pemikirannya Marx mengenai alienasi pekerjaan. 

Pada saat mesin teknologi belum ada para pekerja dapat menikmati hasil kerjanya dengan rasa puas tapi setelah mesin berkembang dan menyebar manusia kurang menikmati hasil usahanya dengan usaha sendiri dan mengalami keterasingan (alienasi) pekerjaan serta tidak merasakan kepuasan akan kerjanya yang mana menurut Mills pekerja kerah putih merupakan mereka pekerja yang semakin kehilangan kekuatan pribadinya, dan ditandai oleh keterasingan kerja.

Munculnya pekerja kerah putih telah memiliki efek mendalam pada sistem pendidikan di birokrasi-industri masyarakat. Mills mengatakan

bahwa pendidikan di Amerika telah bergeser ke arah fokus kejuruan. SMA, serta perguruan tinggi, telah menjadi tempat pelatihan untuk birokrasi besar pemerintah dan industri. Hal tersebut telah menciptakan manusia dalam masyarakat yang terspesialisasi.

Teori Elite Kekuasaan

The Power Elite (1956)  membahas organisasi kekuasaan di Amerika serikat. Di Amerika selain berkembang tentang alienasi pekerjaan juga terdapat elite-elite yang mengatur masyarakat. Elite yang dimaksud adalah kelompok kecil yang secara rutin berinteraksi dan memiliki tujuan serta kepentingan yang sama. penggambaran kekuasaan elite ini tergambar dalam bentuk piramida kekuasaan.

Bagian puncak diduduki oleh elite berkuasa, seperti pemimpin yang menguasai 3 sektor hierarkis kekayaan perusahaan, orang yang paling kaya, para pemilik saham perusahaan, pemimpin eksekutif semisal presiden dan para menteri, dan kemudian pejabat yang memiliki kedudukan di militer misal saja para jenderal TNI.

Kedua pemimpin opini lokal, dan cabang legislatif pemerintah serta ketiga adalah massa yang tidak memiliki kekuasaan dan orang-orang yang tidak terorganisasi yang dikontrol oleh kekuasaan-kekuasaan di atas baik secara ekonomi maupun politik, kelompok lapisan ketiga ini dieksploitasi oleh lapisan-lapisan di atasnya. Kekuasaan nasional utama yang mengambil keputusan-keputusan penting terletak di tangan para pemimpin bisnis raksasa (ekonomi), pemimpin politik, dan militer.

Teori Imajinasi Sosiologi

The Sociological Imagination (1959) Mills  membahas ilmu sosial. Dalam menganalisis atau melihat persoalan masyarakat perlu menggunakan imajinasi sosiologi. Maksud dari imajinasi sosiologi ini merupakan kemampuan untuk melihat realitas mendalam dari hidup dalam konteks struktur sosial. Imajinasi sosiologi yang ditulis dalam karya Mills bermaksud untuk membedakan antara personal trouble dan public Issue. 

imajinasi sosiologis juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menempatkan masalah pribadi dalam kerangka informasi tentang isu-isu sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun