Mohon tunggu...
Anissa Nurul Rokhimah
Anissa Nurul Rokhimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Dian Nusantara Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial | Akuntansi 121211038 Akuntansi Forensik Prof. Dr, Apollo, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Proses Pembuktian dan Argumentasi Logika pada Bukti Dokumen Kecurangan

7 Juli 2024   14:38 Diperbarui: 7 Juli 2024   14:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebaliknya, penalaran induktif tidak dirancang untuk menghasilkan kepastian. Bentuk argumen logis ini menggunakan serangkaian pengamatan untuk mencapai kesimpulan. Kita menggabungkan pengamatan ini, sering disebut sebagai rantai pengamatan, dengan pengamatan sebelumnya untuk mencapai kesimpulan yang dapat dipertahankan.

Dari tiga bentuk dasar penalaran induktif, induksi berdasarkan enumerasi, atau generalisasi, adalah yang paling umum. Dalam bentuk ini, Anda membuat pernyataan umum mengenai hasil yang diprediksi berdasarkan pengamatan terhadap contoh khusus dari suatu kelas. Misalnya, pernyataan, "semua pengacara licik," ketika didasarkan pada pengamatan Anda terhadap tiga pengacara terakhir yang Anda temui, akan menjadi induksi berdasarkan enumerasi.

Karena logika induktif kurang presisi daripada logika deduktif, kesalahan sering kali kurang mudah diidentifikasi. Kesalahan yang paling umum terkait dengan penalaran induktif adalah generalisasi yang terburu-buru. Ketika argumen gagal sebagai generalisasi yang terburu-buru, lompatan induktif yang diminta oleh pembuat keputusan terlalu jauh. Bukti yang cukup tidak mendukungnya.

Inductive versus Deductive Reasoning in Case Proof

Seperti yang dapat Anda lihat, penalaran induktif dan deduktif sangat mirip, perbedaan terbesar adalah cara kita mengekspresikan argumen. Ketika Anda berargumen dari umum ke spesifik, penalaran deduktif sedang berperan. Ketika Anda beralasan dari pengamatan spesifik ke generalisasi yang lebih luas, logika induktif sedang berperan. Penting untuk dicatat bahwa kita dapat mengubah semua argumen induktif menjadi silogisme deduktif, dan sebaliknya.

Sebagai penyidik, Anda akan menemui kedua bentuk penalaran logis. Namun, penyajian bukti dalam sistem hukum paling sering akan mengekspos Anda pada logika induktif. Dalam proses pembuktian, umum untuk mengajukan dan membuktikan fakta-fakta spesifik yang terisolasi dan membangun kesimpulan umum. Oleh karena itu, proses induktif yang bergerak dari pengamatan spesifik ke kesimpulan umum tampaknya lebih tepat.

Contoh Kasus Kecurangan Keuangan di Indonesia: PT Garuda Indonesia

Latar Belakang Kasus:Pada tahun 2018, PT Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional Indonesia, terlibat dalam skandal kecurangan keuangan terkait laporan keuangan tahun 2018. Kasus ini menjadi perhatian publik setelah ditemukan bahwa perusahaan tersebut mencatat pendapatan yang seharusnya tidak dicatat dalam tahun tersebut, sehingga mengubah laporan keuangan secara signifikan.

Pendekatan Deduktif:

  1. Premis Mayor: Semua kecurangan keuangan melibatkan pelaporan keuangan yang tidak akurat.
  2. Premis Minor: PT Garuda Indonesia melakukan pelaporan keuangan yang tidak akurat pada tahun 2018.
  3. Kesimpulan: PT Garuda Indonesia terlibat dalam kecurangan keuangan.

Pendekatan Induktif:

  1. Pengamatan: PT Garuda Indonesia mencatat pendapatan sebesar USD 239 juta dari transaksi kerja sama dengan Mahata Aero Teknologi yang seharusnya belum direalisasikan pada tahun 2018.
  2. Pengamatan: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan bahwa pencatatan pendapatan tersebut melanggar prinsip akuntansi yang berlaku, yaitu pengakuan pendapatan tidak boleh dilakukan sebelum transaksi benar-benar terjadi.
  3. Pengamatan: Laporan keuangan PT Garuda Indonesia tahun 2018 menunjukkan laba bersih sebesar USD 809.85 ribu, padahal tanpa pencatatan pendapatan tersebut perusahaan seharusnya merugi.
  4. Kesimpulan: Berdasarkan pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa PT Garuda Indonesia terlibat dalam praktik kecurangan keuangan.

Rantai Logika:

  1. Transaksi Tidak Direalisasikan: PT Garuda Indonesia mencatat pendapatan dari transaksi yang belum terealisasi, menunjukkan manipulasi data keuangan.
  2. Pelanggaran Prinsip Akuntansi: Pencatatan pendapatan yang melanggar prinsip akuntansi menunjukkan adanya niat untuk memanipulasi laporan keuangan.
  3. Perubahan Laporan Keuangan: Tanpa pencatatan pendapatan yang tidak sah, laporan keuangan seharusnya menunjukkan kerugian, bukan laba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun