Mohon tunggu...
A. Anindita
A. Anindita Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Perempuan dua puluhan, menulis secara amatiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Mo Menghilang

3 Mei 2016   17:48 Diperbarui: 4 Mei 2016   23:42 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Benarkah? Lantas kenapa aku tak pernah ingat?”

Ibu bergeser duduk di sampingku dan memegang tanganku. “Mo tidak menghilang seperti yang kamu kira selama ini Poe, begitu juga Dane.”

“Mo dan Dane? Apa maksud ibu Dane juga pergi?”

“Sudah lebih dari dua tahun sejak malam itu. Mo pergi untuk bertemu dengan Dane.”

“Mo bertemu Dane? Untuk apa bu?”

Ibu diam. Jarinya mengetuk-ngetuk ke meja, seakan sedang menahan sesuatu. Hal itu membuatku tidak sabar.

“Untuk apa bu memangnya?”

“Ibu bahkan tidak ingin bicara tentang hal ini Poe, percayalah.”

“Kenapa bu? Beritahu aku, aku ingin mendengarnya.” desakku.

“Karena diam-diam mereka punya hubungan.”

Dalam satu tarikan napas, kalimat itu meluncur. Tanpa jeda, namun aku bisa menangkap semua kata-kata itu dengan jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun