Mohon tunggu...
Anis Safitri
Anis Safitri Mohon Tunggu... Penulis - Learner

Teaching and learning www.anissafitri.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berprestasi demi Naikkan Gengsi

4 Agustus 2019   18:59 Diperbarui: 4 Agustus 2019   20:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selamat ya, kamu dapat Juara 1. Kakak bangga sama kamu!

Keren banget sih kamu bisa dapat emas!!!

Ajakin aku lomba dong biar kita bisa ke luar negeri bareng!!!

 

Kalimat pujian di atas selalu diterima oleh orang-orang yang kerap dijuluki "anak lomba" di kampusnya. Tak main-main, orang yang baru beberapa kali ikut lomba (entah menang atau kalah) sudah pasti diejekin dengan sebutan "anak lomba". Entah rezeki atau malah suatu cobaan, orang yang dijuluki "anak lomba" sebenarnya telah menaikkan gengsinya sendiri.

Tuntutan Kampus

Berprestasi adalah idaman semua orang. Dosen, wakil dekan, bahkan rektor sekali pun selalu menganak-emaskan mahasiswa yang berprestasi. Alhasil, semua berbondong-bondong untuk ikut berbagai lomba, baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.

Salah satu yang selalu dan selalu jadi primadona di kalangan mahasiswa adalah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), ajang kompetisi penelitian paling bergengsi di Indonesia. Kompetisi ini bisa dikatakan paling keren dan efektif untuk menaikkan gengsi. Melalui PKM, mahasiswa dapat menuangkan segala ide kreatifnya untuk kepentingan Indonesia. 

Dengan banyaknya jenis PKM, seperti PKM-M, PKM-P, PKM-K, PKM-KC, PKM-T, dan PKM-AI, mahasiswa memiliki ruang bebas untuk mengembangkan ide solutifnya. Mahasiswa juga tak perlu khawatir kehilangan arah karena di setiap fakultas atau universitas pasti memiliki PKM Center. Jika PKM-nya lolos didanai, mahasiswa tersebut berhasil mengantongi kesempatan besar untuk menaikkan gengsinya hehe...

Selain PKM, mahasiswa juga berkesempatan meraih prestasi dengan ikut lomba-lomba yang diadakan oleh suatu instansi, seperti lomba karya tulis ilmiah, lomba public speaking, lomba debat, lomba menulis esai, lomba bussines plan, lomba menulis puisi, dan banyak lagi. Mahasiswa tak perlu khawatir masalah biaya karena pihak fakultas atau universitas pasti memberikan sokongan berupa dana yang bisa meringankan biaya akomodasi. Mengenai alur pengajuan dana, mahasiswa dapat bertanya pada pegawai yang ada di pusat layanan akademik bagian kemahasiswaan atau bertanya pada kakak tingkat yang pernah mengajukan dana.

Sebenarnya, semua akses meraih prestasi sangatlah mudah dan luas. Dibutuhkan mahasiswa yang pantang menyerah dan mau bekerja keras agar dapat mencicipi pengalaman mengikuti berbagai lomba. Lagi-lagi, harus ada effort yang luar biasa demi bisa menaikkan gengsi!

Generasi Muda Tapi Mementingkan Gengsi, Yay Or Nay? 

Menurut saya, generasi muda Indonesia memang harus punya gengsi, kalau perlu dinaikkan tinggi-tinggi. Tentunya, gengsi memiliki definisi yang luas. Gengsi tak selamanya hanya diartikan dengan sikap memandang rendah sesuatu hanya untuk menaikkan harkat martabat diri sendiri. Jadi, definisi gengsi jangan hanya dimaknai sesempit itu ya.

Saya mengartikan, mahasiswa perlu berprestasi untuk menaikkan gengsi agar mahasiswa tersebut memiliki pacuan untuk bermanfaat bagi orang lain. Maksudnya, apabila mahasiswa terus berpatok untuk selalu berprestasi, maka mahasiswa tersebut berkewajiban juga untuk memberi manfaat bagi orang banyak. Jadikan rasa gengsi sebagai acuan untuk memiliki rasa malu jika dirinya tak dapat menebar manfaat.

Jika sudah berprestasi, tanamkan pada diri sendiri untuk merasa gengsi jika pengalaman dan ilmu yang didapat hanya tersimpan rapat di otak. 

Jika sudah berprestasi, tanamkan rasa gengsi jika penghargaan yang diperoleh hanya membuat iri orang lain. 

Indikator Berprestasi itu Bervariasi 

Jika berprestasi hanya dimaknai dengan perolehan juara 1, medali emas, dan best presenter, maka hanya sedikit mahasiswa yang mampu menaikkan gengsinya. Itu artinya hanya sedikit mahasiswa yang dapat menebar manfaat untuk orang lain.

Semua orang tentu bebas menentukan indikator berprestasi. Akan tetapi, menurut saya, memiliki jabatan di suatu organisasi, menjadi panitia di suatu event besar, dan menjadi relawan di suatu lembaga pun dapat dikatakan suatu prestasi. Bahkan, menjadi mahasiswa pun bisa dikategorikan prestasi. Apapun peran yang didapat, jika itu membuat diri kita menjadi insan yang bermanfaat, maka itu bisa disebut prestasi.

Oleh karena itu, berprestasilah! Raih sebanyak-banyaknya peran agar peluang menebar manfaat juga semakin luas. Agar gengsi bisa dinaikkan tinggi-tinggi. Agar memiliki rasa malu, jika sebagai manusia yang sudah bergelar maha-siswa tetapi belum bisa bermanfaat untuk orang sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun