Mohon tunggu...
Anissa Citra Anjani
Anissa Citra Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Lika-Liku Partai Demokrat dalam Mencari Rumah untuk Singgah

26 September 2023   21:09 Diperbarui: 26 September 2023   21:23 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
detikNews "Potret Prabowo Berkemeja Biru Sambut SBY di Hambalang"

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 dalam pertemuannya bersama Anies di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat pada Kamis, 2 Maret 2023. 

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan , meskipun sudah final mendukung Aanies, Partai Demokrat akui masih ada proses menetukan bakal calon wakil presiden (bacawapres). 

Sebab masing-masing partai (NasDem dan PKS) menginginkan kadernya menjadi bacawapres. "sebagai aspirasi selaku calon anggota koalisi itu wajar (menginginkan Kader Partai menjadi bacawapres), yang terpenting diskusi bacawapres ini hendaknya tidak menghambat finalisasi koalisi. Kami rasional saja, jangan sampai faktor penentuan bacawapres ini justru menjadi hal yang menghambat bagi terbentuknya Koalisi Perubahan," ujar Mahendra Putra.

Namun, pada 29 Agustus 2023, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menetapkan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai cawapres untuk Anies. Sudah sangat jelas hal ini menimbulkan amarah dari Partai Demokrat yang menyatakan bahwa mereka kecewa karena keputusan ini diambil secara sepihak tanpa ada perundingan sebelumnya. 

Sehingga di awal bulan September kemarin ramai di jagat media sosial mengenai Anies yang dicap berkhianat, tidak jujur dan amanah terhadap Partai Demokrat. Karena adanya pelanggaran kesepakatan politik, pada tanggal 4 September 2023 AHY bersama dengan jajaran pengurus dan kader, bertempat di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, menyatakan bahwa Partai Demokrat sudah bukan lagi sebagai bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Kedekatan Partai Demokrat kepada bakal capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto  mulai terasa sejak kebersamaannya dalam menghadiri acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Persatuan Perwira dan Warakawuri (Pepabri), pada Selasa, 12 September 2023. 

Kemudian, pada minggu, 17 September 2023, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengunjungi kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. 

Pertemuan tersebut dihadiri pula oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto. Budi Djiwandono, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut merupakan silaturahmi kebangsaan.

Pertemuan-pertemuan tersebut tentu sebuah sinyal yang diberikan kepada khalayak ramai bahwa Partai Demokrat akan bergabung bersama Koalisi Indonesia Maju. Hal ini terbukti dengan deklarasi dari AHY pada Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, 21 September 2023 yang menyatakan  bahwa "Saya,  AHY, secara resmi dan terbuka mendeklarasikan Bapak Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia dalam pemilu 2024, " dalam pidatonya, AHY pun mengungkapkan "kita mengharapkan pemimpin yang senantiasa menjaga satunya kata dengan perbuatan" yang mana pernyataan ini mengias pada koalisi sebelumnya, yaitu Koalisi Perubahan.

Sebelum akhirnya AHY mengumumkan dukungannya kepada capres Prabowo, yaitu Koalisi Indonesia Maju, terdapat isu yang beredar bahwa Partai Demokrat akan membuat koalisi baru bersama dengan PKS dan PPP. 

Jansen Sitindoan, Politisi Partai Demokrat, menyampaikan dalam diskusinya di Indonesia Lawyers Club yang diselenggarakan pada tanggal 8 September 2023 bahwa "secara praktik sulit dilakukan (membentuk koalisi baru) karena PPP sudah terikat oleh PDI Perjuangan, sedangkan PKS pun sudah terikat dengan Koalisi Perubahan (Anies Baswedan). Namun hal ini bukan tidak pernah dipikirkan, tetapi merupakan pilihan terakhir."

Hingga saat ini, dapat dilihat bahwa anggota koalisi terbesar saat ini ada pada bakal calon presiden Prabowo Subianto, yaitu terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora, serta Partai Demokrat. 

Bergabungnya Partai Demokrat dalam Koalisi Indonesia Maju tentu memberikan keuntungan elektoral yang diperoleh. Seperti, bertambahnya basis konstituen koalisi yang nantinya akan disinergikan dengan baik serta dapat memperoleh suara, sehingga peluang untuk menang pun semakin besar. 

Diketahui bahwa kerja sama antara PAN, Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan juga Partai Golkar sudah pernah terjalin dalam pilpres sebelumnya sehingga dalam proses pendekatan dan penyesuaian Partai Demokrat dalam Koalisi Indonesia Maju berjalan dengan mudah.

Pendaftaran Capres dan Cawapres 2024, sudah hampir dibuka kurang dari satu bulan. Hingga saat ini pun belum ada tanda-tanda bakal capres Prabowo Subianto bersama dengan koalisinya mengumumkan siapa yang akan mendampingi Prabowo. 

Dukungan Partai Demokrat kepada bakal capres Prabowo Subianto dinilai belum tentu menjadikan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres). Dalam wawancara bersama Metro TV pada 18 September 2023, Ujang Komarudin, seorang analis politik menyampaikan "mendorong AHY sebagai cawapresnya Pak Prabowo ini agak berat dan agak sulit. Kenapa? Karena Koalisi Indonesia Maju, sudah punya skema cawapres Prabowo itu siapa." 

Diartikan bahwa kemungkinan AHY diangkat sebagai cawapres minim sekali, karena skema atau agenda rencana Koalisi Indonesia Maju sudah dibuat dan dirancang sebelum partai Demokrat bergabung dalam Koalisi. Kemudian, dari pihak bakal capres Prabowo dan tim sedang mempertimbangkan suara Nahdliyyin (NU) terutama daerah Jawa Barat dan Jawa Timur yang dianggap sebagai daerah penentu kemenangan pemilu yang akan datang.

Herzaky menyebutkan, Partai Demokrat menghormati partai-partai politik yang terlebih dahulu tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Bergabungnya Partai Demokrat kepada Prabowo pun AHY tidak lagi diajukan sebagai bakal calon wakil presiden. 

Partai Demokrat ingin fokus pada perebutan kursi menteri ataupun jabatan lain dan berfokus pada kepentingan masyarakat luas, bukan pribadi. Dalam deklarasinya, AHY turut menyampaikan agar koalisi ini terjaga hingga akhir perjuangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun