BAB IÂ
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran sejatinya terdiri dari beberapa komponen, yakni meliputi guru, peserta didik, sarana dan prasarana. Hal-hal tersebut tentu cukup berpengaruh terhadap jalannya kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya salah satu dari komponen tersebut, tentu akan memengaruhi jalannya kegiatan pembelajaran. Peserta didik merupakan bagian utama dari komponen pembelajaran yang berperan sebagai subjek belajar. Tanpa adanya peserta didik, maka kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung.
Dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik tentunya memiliki respon yang berbeda-beda. Ada yang semangat, antusias, dan rajin mengikuti jalannya pembelajaran. Ada pula yang terlihat lesu, kurang bersemangat, dan cenderung pasif. Respon yang beragam ini membuat adanya dugaan bahwa peserta didik belajar tanpa didasari motivasi dalam dirinya.
Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan yang terjadi dalam diri peserta didik, yang bisa muncul baik dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik. Ada atau tidaknya motivasi belajar, dapat dilihat dari tingkah laku peserta didik, seperti halnya minat, konsentrasi, ketajaman, ketekunan, dan sebagainya (Giawa, 2021:328). Motivasi belajar memiliki kedudukan yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya motivasi, maka seorang anak/peserta didik akan kesulitan untuk melakukan kegiatan belajar. Seseorang yang tidak termotivasi dalam belajar, kemungkinan besar juga dia tidak akan melakukan  kegiatan belajar. Dalam hal ini, motivasi belajar penting sekali untuk diciptakan baik dari dalam diri maupun dari lingkungan sekitar peserta didik.
Seorang peserta didik akan memperoleh prestasi yang memuaskan, jika ia mau belajar dengan sungguh-sungguh (Jannah, 2021: 3379). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dibutuhkan motivasi belajar untuk memperoleh apa yang diharapkan, yaitu tercapainya tujuan pembelajaran bagi pendidik dan memperoleh perubahan tingkah laku yang memuat aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta perolehan prestasi belajar bagi peserta didik. Adanya motivasi belajar dalam diri peserta didik, tentu akan membantu mereka memahami apa yang dipelajarinya. Mereka akan lebih semangat dalam proses pembelajaran. Mereka juga akan berpeluang untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan, karena memang dalam dirinya telah tumbuh dorongan untuk melakukan aktivitas belajar. Lain halnya dengan peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar, mereka cenderung akan lalai atas setiap tugas yang diberikan. Dengan demikian, motivasi akan berpengaruh besar terhadap berjalannya kegiatn pembelajaran dan hasil yang akan dicapai atas dilaksanakannya kegiatan pembelajaran tersebut.
Melihat akan pentingnya motivasi belajar dalam diri peserta didik, maka dari itu peneliti melakukan penelitian mengenai motivasi belajar yang terjadi pada peserta didik kelas II di salah satu sekolah dasar di Kota Serang.
Rumusan Masalah
- Bagaimana motivasi belajar peserta didik kelas II di salah satu sekolah dasar di Kota Serang?
- Bagaimana cara guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas II di salah satu sekolah dasar di Kota Serang?
Tujuan Penulisan
- Untuk mendeskripsikan bagaimana motivasi belajar peserta didik kelas II di salah satu sekolah dasar di Kota Serang.
- Untuk mendeskripsikan bagaimana cara guru untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas II di salah satu sekolah dasar di Kota Serang.
Manfaat Penulisan
- Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tekhusus mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran, salah satunya ialah motivasi belajar.
- Bagi pembaca, untuk memperkaya pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran, salah satunya yaitu motivasi belajar.
Metode Pengumpulan Data
Dalam mendukung informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini, peneliti membutuhkan metode untuk mendukung jalannya penelitian. Dalam hal ini metode yang digunakan oleh peneliti ial metode studi kasus. Metode studi kasus merupakan  metode penelitian yang dilakukan melalui penelitian yang mendalam terhadap suatu kasus tertentu untuk menemukan jawaban atas pertanyaan peneliti (Setyowati dkk, 2023: 157). Dengan demikian untuk memperkuat hasil penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai berikut:
- Observasi
Observasi atau dikenal juga dengan pengamatan. Observasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sitematis, terencana, dan tetarah dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai fenomena sosial serta gejala-gejala melalui kegiatan pengamatan. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan kepada peserta didik ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. (Walidin, 2015: 127).
- Wawancara
Wawancara merupakan suatu kegiatan berupa percakapan yang dilakukan dengan maksud/tujuan tertentu. Dalam hal ini, maksud dan tujuan peneliti ialah untuk memperoleh inormasi lebih lanjut mengenai permasalahan yang sedang diteletinya melalui kegiatan percakapan yang ditunjukkan kepada narasumber, yakni guru kelas.
- Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu metode atau teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui berbagai sumber penelitian, baik dalam bentuk tulisan, gambar, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya.
BAB IIÂ
PEMBAHASAN
Identifikasi Masalah
Dalam mendukung jalannya kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa hal yang berpengaruh dalam proses maupun hasil belajar itu sendiri. Namun pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang belum sepenuhnya mampu untuk menyelesaikan tugas yang gurunya berikan. Dengan demikian, salah satu permasalahan yang dihadapi peserta didik kelas II di salah satu sekolah dasar di Kota Serang ialah "Kurang motivasi belajar.
Peserta didik kelas II/A terdiri dari 15 peserta didik. Pada kegiatan pembelajaran, mereka menunjukkan respon yang beragam. Ada yang bersemangat dan aktif saat kegiatan pembelajaran. Namun ada juga sebagian dari mereka yang masih cenderung pasif dan bahkan tidak bersemangat sama sekali saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pembelajaran, peserta didik cenderung diam, tidak langsung mengerjakan tugas, serta malu untuk berbicara.
Setelah diulik lebih dalam mengenai permasalahan yang dihadapi oleh peneliti. Diperoleh identifikasi masalah, yakni berupa kurangnya motivasi belajar yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri peserta didik. Dalam hal ini ialah keluarga. Seperti halnya contoh  kasus, K merupakan salah satu siswi kelas II Sekolah Dasar. K mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena K memiliki rasa malas untuk belajar. Serta kurangnya dukungan orang tua dalam memotivasi K untuk belajar.
Kasus yang Dikaji
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kasus yang akan dikaji oleh peneliti ialah mengenai motivasi belajar yang terjadi pada peserta didik kelas II di salah satu sekolah dasar di Kota Serang. Kasus yang akan dikaji berfokus kepada peserta didik dalam lingkup individu, yakni:
Nama (inisial) Â Â Â Â Â : K
Kelas                : II
Umur               : 8 tahun
Jenis Kelamin       : Perempuan