Mohon tunggu...
Anis Atmiyati
Anis Atmiyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Islam Sultan Agung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Manusia Terbaik, Apakah Kita Termasuk?

12 Oktober 2021   08:26 Diperbarui: 15 Oktober 2021   15:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Dr. Ira Alia Maerani ( Dosen FH Unissula)
Anis Atmiyati ( Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia )

 Menurut kalian, manusia terbaik versi kalian itu seperti apa? Apakah mereka yang cantik, putih, tinggi? Apakah mereka yang ganteng, badan kekar, dan tinggi? Pada dasarnya manusia terbaik itu tidak melulu tentang fisik saja. 

Manusia terbaik itu adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Selain itu, manfaat kita memberikan manfaat kepada orang lain, semuanya akan kembali  untuk kebaikan diri kita sendiri. Yang terpenting agar kita benar-benar mendapatkan manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu kunci diterimanya amalan kita. Sebelum kita mempelajari apa maksud dari menjadi manusia terbaik, kita harus mengenal dulu sebenarnya siapa itu manusia.

JADI, SIAPA SIH MANUSIA ?

Pertama, manusia itu ialah makhluk yang diciptakan. Maka dari itu manusia sangat tidak pantas untuk sombong & merasa besar karena akan dirinya saja adalah wasilah yang berasal dari Allah.

Kedua, manusia itu dimuliakan oleh Allah. Maka dari itu jangan melakukan hal-hal yang membuat turun derajat kita sebagai manusia.

Ketiga, manusia itu dibebani. Manusia itu punya tugas. Manusia hadir di bumi bukan hanya iseng melaikan ada tugas & tanggung jawab.

Keempat, manusia itu bisa memilih. Kita sebagai manusia diberi kekuatan untuk memilih. Diberi daya untuk memilih menjadi baik maupun jahat.

Kelima, majzi ( mendapat balasan ) ketika kita memilih menjadi baik maka akan mendapatkan balasan yang baik dan begitu juga sebaliknya.

Manusia menjadi makhluk paling sempurna, dibekali otak yang mampu bekerja sempurna melebihi makhluk bumi lainnya. Apalagi saat ini dengan keadaan tatanan kehidupan yang semakin sulit memaksa setiap manusia mengutamakan ego dirisendiri.
Padahal hal terpenting saat ini bukan ego akal pikiran tetapi kemurnian hati nurani dan empati kepada sesama manusia.

Seperti halnya di era saat pandemi sekarang ini banyak kasus seseorang yang terpapar covid-19. Saat sebuah keluarga terpapar covid-19, mereka harus melakukan isolasi mandiri. Saat itulah, sudah seharusnya kita yang dalam keadaan sehat membantu kebutuhan mereka. Bukan berbanding terbalik justru menjauh dan takut karena tertular.  Misalnya ketika mereka membutuhkan bahan makanan atau obat, kita bisa memberikan sesuai kemampuan kita dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tanpa kita sadari selain mendapatkan pahala, membantu orang yang sedang membutuhkan sama saja membantu diri kita sendiri. Seperti halnya hukum alam, kita yang menanam dan kita yang menuai. Saat kita baik dengan orang lain, kita juga akan memberikan rasa kesenangan diri, karena sudah bermanfaat bagi orang lain. Begitu halnya dengan orang yang kita tolong juga akan merasa senang karena kebutuhannya bisa terpenuhi.


Sebagaimana terkandung dalam Q.S. Al-Isra ayat 7

Artinya: "Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain."

Uniknya, tolong-menolong juga ternyata memiliki segudang manfaat untuk kesehatan kita. Dari sekian banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dengan membantu sesama, setidaknya ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan, antara lain :

1. Menurunkan tingkat stress.
2. Memperpanjang usia.
3. Tolong menolong dapat membuat kita Bahagia.
4. Memberikan pengalaman berbeda.
5. Membantu orang lain bisa menurunkan tekanan darah tinggi.

Sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh para ahli sosiologi mengungkapkan bahwa penelitian dilakukan pada 2000 orang selama lima tahun. Mereka menemukan bahwa warga Amerika yang merasa sangat bahagia ternyata telah melakukan kegiatan sukarela setidaknya 5.8 jam per bulan.
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang melakukan kegiatan sukarela setidaknya 200 jam per tahun bisa menurunkan tekanan darahnya hingga 40 persen.


Hal ini mungkin terjadi karena mereka diberi lebih banyak kesempatan sosial, yang membantu menghilangkan rasa kesepian dan stress.
Selain memberikan manfaat bagi orang lain, tolong menolong juga memberikan manfaat bagi kesehatan kita. Tak ada kebaikan yang sia-sia, sekecil apapun itu. Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula. Bantuan kalian bisa jadi sangat berarti bagi orang lain.

Stay Save and Keep Healthy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun