1. Disiplin Positif: Disiplin positif adalah pendekatan yang bertujuan untuk membimbing siswa dalam mengontrol diri dan memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai kebajikan. Hal ini melibatkan pembinaan karakter dan memberikan konsekuensi yang bertujuan memperbaiki perilaku, bukan hanya menghukum.
2. Teori Kontrol: Teori kontrol menyatakan bahwa individu memiliki kemampuan untuk mengontrol diri sendiri, dan tindakan mereka dipengaruhi oleh motivasi internal dan eksternal. Ini menggarisbawahi pentingnya memahami motif dan kebutuhan dasar manusia dalam mengarahkan perilaku.
3. Teori Motivasi: Teori motivasi mempertimbangkan faktor-faktor yang mendorong perilaku manusia, baik dari dalam diri individu (motivasi internal) maupun dari luar (motivasi eksternal). Ini memperluas pemahaman saya tentang dinamika motivasi dan bagaimaimana itu memengaruhi pembelajaran.
4. Hukuman dan Penghargaan: Hukuman dan penghargaan adalah alat untuk mengontrol perilaku siswa. Namun, penting untuk memahami bahwa penggunaannya haruslah bijaksana dan mempertimbangkan dampak jangka panjangnya terhadap motivasi intrinsik siswa.
5. Posisi Kontrol Guru: Konsep ini menggambarkan lima posisi yang bisa diambil oleh seorang guru dalam menghadapi perilaku siswa, mulai dari menjadi penghukum hingga menjadi manajer. Mengetahui posisi mana yang tepat dalam situasi yang berbeda merupakan keterampilan penting bagi seorang pendidik.
6. Kebutuhan Dasar Manusia: Konsep ini menyatakan bahwa individu memiliki lima kebutuhan dasar, seperti kebutuhan akan kasih sayang, kebebasan, dan kesenangan. Memahami kebutuhan ini membantu dalam memahami motif perilaku siswa dan merancang lingkungan belajar yang mendukung.
7. Keyakinan Kelas: Keyakinan kelas mencakup nilai-nilai dan keyakinan bersama yang dipegang oleh anggota kelas atau sekolah. Ini adalah landasan untuk menciptakan budaya positif dan motivasi intrinsik.
8. Segitiga Restitusi: Segitiga restitusi adalah pendekatan untuk menangani konflik atau kesalahan dengan memperbaiki hubungan, memperkuat identitas siswa, dan memastikan tanggung jawab atas tindakan mereka. Ini merupakan alat yang kuat untuk membangun hubungan yang positif antara siswa dan guru.
Hal yang menarik bagi saya adalah pemahaman yang lebih dalam tentang teori motivasi dan konsep segitiga restitusi. Teori motivasi membuka pandangan saya tentang kompleksitas faktor-faktor yang memengaruhi perilaku siswa, sementara segitiga restitusi memberikan kerangka kerja yang jelas dalam menangani konflik dan memperbaiki hubungan.
Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari modul ini, saya mulai memahami bahwa menciptakan budaya positif di kelas atau sekolah melibatkan lebih dari sekadar menerapkan aturan dan sanksi. Saya menyadari pentingnya pendekatan yang holistik, yang mengakui kebutuhan individual siswa serta mendorong pertumbuhan dan perkembangan mereka sebagai individu. Saya juga menjadi lebih sadar akan pentingnya membangun hubungan yang kuat dan saling percaya dengan siswa, serta mengembangkan keterampilan komunikasi dan kepemimpinan yang efektif.