Mohon tunggu...
Anis Kurniawan
Anis Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis, berjumpa dan berkolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Abidin Wakur, Komunitas Tobonga dan Panggung Teater di Pedalaman

8 Oktober 2018   13:50 Diperbarui: 9 Oktober 2018   13:31 3298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Anak anak muda desa yang tampil dalam pementasan

Kelompok pemuda Tani Tobonga, mewadahi kecintaan anak-anak muda pada pertanian. Di komunitas inilah, anak-anak muda dimotivasi untuk menjadi petani. Komunitas Tobonga ikut bercocok tanam secara berkelompok. Visi utamanya adalah bagaimana tumbuh kecintaan terhadap dunia pertanian sebagai sebuah potensi besar di desa.

Kelompok Usaha Tobonga, menampung bakat dan skill anak-anak muda kampung yang selama ini tidak tersalurkan. Mereka membentuk Kelompok Usaha Bersama (Kube) Tobonga.

Sejauh ini, berbagai kegiatan telah mereka lakukan seperti bengkel, las, pembuatan kursi sofa, variasi jok mobil dan lainnya. Sekadar informasi, sudah ada anggota komunitasnya yang mulai mandiri dengan mendirikan usaha sendiri.

Sementara sikola Budaya Tobonga dijadikan kelompok belajar budaya. Pesertanya adalah anak-anak remaja. 

Mereka belajar tentang budaya lokal dan bagaimana mengolah nilai-nilai lokal yang otentik seperti mengeq (ketelatenan), sabbaraq (kesabaran), parrang (kuat mental), assibali'i (gotong royong), gattang (teguh pendirian) dan nilai-nilai lokal lainnya. Dari belajar kearifan lokal, anak-anak muda itu diharapkan memiliki karakter kuat serta etos kerja bertanggungjawab di lingkungan sosialnya.

(cover buku Filosofi Masalah diterbitkan P3i Press 2018)
(cover buku Filosofi Masalah diterbitkan P3i Press 2018)
Nah, bagaimana dengan Sanggar Seni Budaya Tobonga. Komunitas ini concern mengolah bahkat seni anak-anak remaja dan masyarakat. Melalui teater, Komunitas Tobonga telah mengharumkan nama baik desa Bonto Salama. 

Awalnya, aktivitas Kak Abi dicemooh warga karena sering berlakon seperti "orang sinting", berteriak-teriak di pematang sawah. Padahal,  mereka sebetulnya sedang belajar "olah vokal"---latihan inti dari pemain teater.

Menariknya, latihan teater melibatkan anak-anak dan warga dari semua profesi tanpa harus melihat latar belakang pendidikannya. Kak Abi, sangat tekun melatih mereka. 

Sebagai seorang aktor kawakan dan penyair, Kak Abi memang punya pengalaman di kampus dan sejumlah kelompok teater. Panggung pementasan pun diciptakan yang awalnya secara swadaya, sekadar menghibur warga desa.  

Dari remaja yang bandel, pembalap liar, bahkan seorang remaja yang akrab disapa pepe (tuna runggu) juga jadi aktor teater. Mereka berbaur melakonkan pelbagai naskah dengan konten performance yang jelas yakni mencerahkan warga dengan jenaka.

Walhasil, mereka disulap layaknya pemain teater jagoan. Mereka percaya diri. Pementasan tahunan di tingkat Kabupaten Sinjai, tiga tahun berturut-turut sejak 2015, dimenangi Komunitas Tobonga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun