Dan ketika saya melanjutkan perjalanan ke Kota Tidore dan Kepulauan, kondisinya bahkan jauh lebih memprihatinkan. Di Tidore, jaringan internet benar-benar sulit. Bahkan, jaringan WIFI di kota itu benar-benar asing. Apalagi tidak ada hotel dan penginapan representatif di kota itu yang bisa jadi tempat pelarian berburu jaringan WIFI. Akhirnya lengkap sudah derita tanpa akses internet berada di Kota dengan Sumber Daya alam yang kaya melimpah rua--sesuatu yang amat paradoks.
Andai saja bukan karena keindahan alamnya yang mempesona dan alami, saya mungkin sudah stress berat lantaran tidak bisa mengakses internet. Beruntung pula sebab jadwal perjalanan tidak lebih dari dua pekan, sehingga pengalaman hidup tanpa internet saya anggap sebagai momen "jedah sementara saja" sambil merasakan bagaimana menikmati masa berbaur dengan alam yang indah.
Bila anda sedang punya jadwal ke bagian Timur Indonesia, maka sepertinya perlu punya persiapan khusus agar bisa mengantisipasi masalah akses internet. Sebelumnya, pengalaman serupa saya alami pula saat berkunjung ke kota Bitung Sulawesi Utara, Kendari di Sulawesi Tenggara, dan Fakfak di Papua Barat.
Ini membutuhkan perhatian serius saya kira, karena berimbas pada akses informasi bagi para siswa dan mahasiswa yang ada di daerah Timur Indonesia. Mereka tentu akan tertinggal jauh dari siswa dan mahasiswa di kota kota Besar lainnya khususnya di bagian Barat Indonesia. Jangan-jangan, salah satu faktor ketertinggalan daerah-daerah di Timur adalah faktor akses informasi yang tidak memadai.
Internet di sejumlah daerah di bagian Timur Indonesia laksana mencari jarum di lautan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H