Arini mengambil wudu lagi dan lagi. Beberapa jam setelah pulang dari Shalat tarawih di Masjid, ia membuka akun Fb miliknya. Dadanya memanas seketika saat melihat postingan di sebuah akun seorang wanita tertera nama suaminya. Hanya sekedar like memang, tapi rasanya sudah membuat jantungnya berdegup cepat.
Wanita itu adalah pengganggu di masa lalu. Arini tak akan pernah ingat kejadian bertahun-tahun lalu, ketika berkali wanita bernama Lastri itu mengusik hubungannya dengan Adi, suaminya kini. Entah atas dasar apa hingga Lastri sering sekali mengikut campuri urusan tentang hubungannya dengan Adi. Berkali waktu hubungan Arini dengan Adi keruh oleh hasutan Lastri.
Lastri, sebenarnya dia adalah masa lalu Adi. Mereka pernah menjalin hubungan sebelum Adi memiliki hubungan dengan Arini. Meski hubungan Adi dengan Lastri tak selama hubungannya dengan Arini, tapi barangkali bagi Adi, sebab Lastri adalah cinta pertama maka susah untuk dihilangkan dari ingatan. Pun, meski kini Lastri telah memiliki anak dan suami.
Tidak hanya di masa lalu Lastri sering mengikut campuri hubungan Arini dengan Adi. Sebenarnya itu terjadi bahkan hingga kini. Tapi Arini selalu mencoba bersabar tak menanggapi. Lambat laun, pada akhirnya kesabaran seolah terkikis. Arini muak, muak dengan wanita bernama Lastri itu. Muak sebab ia selalu ingin tahu tentang yang bukan lagi urusannya.
Malam ini, ketika degup-degup bergemuruh di dada. Arini menguatkan diri untuk mengungkapkan yang sekian lama ini mengganggu pikirannya.
"Mas, maukah kalau mas unfriend FB Lastri?" tanya Arini hati-hati.
"Kenapa?" balas Adi yang memang tengah berbaring di sisi Arini.
"Aku hanya tidak suka," balas Arini.
"Kalau mas tidak mau bagaimana?" jawab Adi dengan pertanyaan.
"Terserah mas saja. Silakan tatap terus tentangnya," balas Arini ketus. Dia mengganti posisi dan berbaring membelakangi Adi.
"Meskipun berteman, mas tidak pernah chat dia," balas Adi.
"Terserah," balas Arini masih dengan suara ketus.
Lengang. Arini tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya. Sebelum ini, sebenarnya Arini sudah pernah mengatakan hal yang sama pada Adi.
Arini kemudian membuat sebuah status di akun Fb miliknya perihal kegundahan yang dirasakan. Meski beberapa menit kemudian status itu dihapusnya lagi, tapi Arini tahu Adi sudah membacanya. Sebab tak lama, Adi membalas dengan membuat status di akun Fb miliknya.
"Kalau sudah lupa kenapa disuruh unfriend saja tidak mau?" tanya Arini berbaring menghadap Adi kini.
"Aku memang berteman dengannya tapi tidak pernah sekalipun mencoba mengechatnya. Aku tidak pernah mengekang kamu untuk ini itu, tapi kenapa kamu seperti ini?" balas Adi marah.
"Karena aku berkali melihat nama mas muncul di setiap status miliknya. Sementara di status milikku mas bahkan hampir tidak pernah muncul meski hanya sekedar like saja. Dan itu seolah menunjukkan, kalau Lastri lebih layak ditatap daripada aku!" balas Arini balik marah.
Ia membalikkan badan lagi. Menaruh Hp miliknya di meja dekat ranjang, dan menangis.
"Aku sudah berusaha keras menjaga hubungan kita tapi kamu lagi-lagi membahas tentang Lastri, Lastri dan Lastri!" ucap Adi keras.
Arini tak pernah menginginkan perasaan seperti ini. Jika saja wanita bernama Lastri itu tidak selalu membuat perasaannya terusik, Arini tidak akan pernah memikirkan hal seperti ini. Dia sudah menikah, sudah memiliki anak, lalu mengapa harus dia selalu mengikut campuri kehidupan Adi, dari dulu hingga kini.
Arini khawatir, khawatir jika nanti wanita itu kelak kembali melakukan hal yang sama seperti yang dulu-dulu pernah dilakukannya. Menghasut dengan menjelek-jelekkan perihal Adi di hadapannya. Mengatakan dan menceritakan bahwa ia melihat Adi tengah berkencan dengan wanita ini dan itu.Â
Mengatakan bahwa Adi tak layak dijadikan pendamping karena dia bukan lelaki bertanggung jawab, bahwa Adi lelaki bejad. Arini khawatir. Sebab belum lama, Lastri memang sempat melakukan hal itu lagi. Hanya saja, Arini tak menggubris ucapannya sama sekali.Â
Arini khawatir Lastri akan besar kepala oleh sikap Adi yang terlihat lebih menanggapi postingan-postinganya di dunia maya daripada menanggapi postingan-postingan milik Arini.
Arini mengambil kembali Hp-nya. Mengambil suatu keputusan yang dirasa lebih baik.
"Aku yang akan blokir Fb miliknya, biar aku tak lihat lagi nama mas muncul di setiap postingan miliknya atau nama dia muncul di postingan milik mas," ucap Arini.
Setelah memblokir akun Lastri, Arini bergegas ke kamar mandi. Mencoba meluruhkan amarah-amarah yang tengah menggerogoti. Dalam tangis, Arini berwudu lagi dan lagi berulang kali. Berharap setan yang tengah mengelabuhi hati, pergi. Tak indah rasanya jika Ramadan diisi dengan amarah.
Kaohsiung, 11 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H