Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak untuk Kembali

10 April 2019   06:14 Diperbarui: 10 April 2019   06:27 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay


Tatapku nanar. Aku seperti merasakan ribuan belati tengah menusuk-nusuk dadaku. Perih. Ini terlalu perih. Duniaku, kebahagiaanku terambil alih. Apakah sebab aku tak bisa menjaganya? Tidak! Wanita keparat itu, dia yang berani datang dan merebut milikku.


Aku menjatuhkan diri. Meremas serta memukul-mukul dada dengan kedua tanganku. Pada akhirnya, tangisku mengeluarkan suara. Meski masih tak berani keluar dari kamar sejak tadi.


"Bilqhis, maafkan ibu, Nak."

       
                                                                                          Taiwan, 10 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun