Taraaa! Halo kompasioner semuanya.. ^^
Hihi, sudah lama sekali enggak nulis di sini. Hmm, hari ini, aku memutuskan untuk beristiqamah dalam menulis. 1 hari 1 tulisan, insyaAllah. Nantikan tulisan-tulisanku berikutnya yaa? Hehe…
Well, kita mulai saja yaa. Kali ini aku akan sedikit bercerita tentang impian besarku di bulan Ramadhan ini. Eits, tapi sebelumnya, aku mau tanya nih, apa sih impian-impian besar yang akan diperjuangkan oleh kompasioner di bulan Ramadhan? J
Kalo aku, aku memantapkan diri untuk memperjuangkan impianku setelah aku mendengar keoptimisan ibuku terhadap kepercayaan Restu Allah yang lebih mujdah di dapat pada saat bulan yang sangat mulia ini. Yah, tentu saja, aku gak akan menyia-nyiakan kesempatan yang brilian ini. Bazar besar-besaran di Bulan Ramadhan.
Di bulan yang mulia ini, aku ingin mensucikan diriku. Mensucikan diri agar mendapat restu Allah atas doa-doa yang aku panjatkan. Setelah lulus dari Ramadhan tahun ini, aku berharap bisa menjadi muslimah yang super, yang kuat, yang bisa memberi banyak manfaat kepada orang lain. Aamiin..
Kenapa sih kita harus peduli terhadap orang lain? Pernah berpikir seperti itu?
Kalo aku sendiri, aku peduli terhadap orang lain karena aku mencintai mereka. Aku tidak ingin melihat mereka sengsara. Aku sering membanyangkan, bagaimana kalo yang berada dalam keadaan yang kurang beruntung itu aku? Aku pasti juga akan sangat mengharapkan bantuan orang lain. Dan bagiku ‘alasan tersebut’ sudah cukup untuk menggerakkan jiwa ragaku untuk membantu mereka. Yaa hanya saja, kemampuanku sangat terbatas. Banyak hal-hal yang tidak bisa aku lakukan walaupun aku sesungguhnya juga ingin. Upgrade kemampuan. Ya, itu salah satu hal yang wajib aku lakukan.
Selain rasa cintaku pada mereka, ketika aku mencoba membantu mereka, sesungguhnya aku sedang mengucapkan ‘terimakasih’ kepada mereka karena mereka adalah bagian-bagian yang sudah berjasa dalam mengisi kehidupanku di dunia.. J
Oh yaa, aku jadi ingat..
Bapakku tadi juga sedikit mengeluh, “kok yo aneh-aneh wae urip ki. Ono-ono wae kejadian-kejadian sing neko-neko.”
“Nek ora aneh-aneh yo dudu urip jenenge,” said my mom.
Hoho, secara tersirat aku menyimpulkan ‘kehidupan memang luar biasa. Allah sungguh luar biasa’
Terimakasih ya Allah, untuk kehidupan yang sungguh Luar biasa! J
Happy Ramadhan! J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H