Mohon tunggu...
Anisa Sundari
Anisa Sundari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Salah satu cara mengekspresikan diri ialah menulis, saya disini berusaha mengekspresikan dan ekplorasi diri melalui apa yang saya tulis. Meskipun terkadang tulisan saya tak bermakna manis, semoga menjadi tulisan yang bermanfaat dan legendaris. :D

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pemulihan Ekonomi Jepang Mulai Runtuh, Akankah Lolos Resesi?

27 Maret 2023   10:52 Diperbarui: 27 Maret 2023   11:08 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dari 2021 tersebut, pemerintahan Jepang sudah sangat khawatir dan banyak mencari solusi agar negaranya tidak terancam resesi akibat penurunan ekonomi terutama di bidang ekspor industri yang merupakan penghasil tertinggi negaranya.

Segala upaya pertumbuhan ekonomi yang dilakukan Jepang mulai dari penanaman modal UMKM negaranya, investasi, kerjasama bilateral dan multilateral, dll.

Namun, upaya tersebut juga belum cukup karena berita buruk kembali muncul yakni invasi Rusia terhadap Ukraina di tahun 2022. Pandemi Covid-19 mulai membaik, akan tetapi diperparah akibat invasi Rusia ke Ukraina yang membuat sebagian negara di dunia mengalami kekurangan energi hasil bumi atau minyak. Jepang salah satunya yang mengalami efek pukulan ekonomi akibat perang tersebut.

Kenaikan energi hasil bumi yang melonjak, menekan laju konsumsi dan bisnis industri Jepang. Dimuali dari pengeluaran setiap keluarga atau rumah tangga di Jepang yang meningkat namun kenaikan harga bahan pangan dan energi akibat Invasi Rusia terhadap Ukraina meningkat.

Kita semua mengetahui bahwa Jepang merupakan negara yang mengimpor lebih banyak minyak dari negara lain atau net importir. Melalui sumber daya alam yang rendah, dan net importir yang tinggi inilah yang menjadikan inflasi di Jepang kembali terjadi, sehingga nilai impor Jepang dimulai tahun 2022 kembali melinggi dibandingkan nilai ekpor.

Kembali menurunnya perkekonomi akibat invasi Rusia di tahun 2022 tersebut membuat banyak pakar ekonom dunia mengatakan akan banyak negara ditahun 2022 akhir hingga 2023 mengalami resesi termasuk Jepang.

Akan tetapi negeri Matahari Terbit tersebut tidak menyerah untuk membangkikan ekonomi negaranya. Berdasarkan laporan pemerintah Jepang, meskipun jika dilihat melalui pertumuhan ekonomi secara tahunan ditahun 2021 -- 2023 Jepang berhasil melewati jurang reseesi dengan catatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1%.

Namun, menurut perhitungan Jepang pertumbuhan tersebut, dibawah estimasi dan perhitungan pemerintah Jepang yang mengestimasi sebesar 0,6% (yoy).

Dikutip melalui CNBC, "Perusahaan manufaktur mengisyaratkan angka suram lebih lanjut pada akhir kuartal pertama, dengan penurunan berkelanjutan baik dalam produksi maupun pesanan baru," kata Usamah Bhatti, ekonom di S&P Global Market Intelligence, yang menyusun survei tersebut dikutip dari Reuters.

Selain itu, data sub-indeks juga menunjukkan bahwa output pabrik dan pesanan baru turun selama 9 bulan berturut-turut tetapi laju kontraksi mereda dari Februari.

Melalui Survei Reuters Tankan pada hari Kamis (23/3/2023) menunjukkan pabrikan besar Jepang tetap pesimis tentang kondisi bisnis selama 3 bulan berturut-turut untuk periode Maret, ini mencerminkan bahwa ada kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global yang dapat merugikan mesin ekspor negara tersebut".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun