Memberikan kebebasan untuk berpikir kritis
Memberikan kebebasan kepada anak untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan dapat membantu mereka mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian.
Child rearing fashion atau pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh yang diterapkan dengan cara yang tepat tentunya akan memberi dampak baik bagi kepribadian anak, quip sebaliknya. Inilah mengapa setiap orang tua ataupun pasangan yang akan menikah perlu memahami berbagai konsep child rearing fashion dan efeknya terhadap anakMenurut Edward (2006) Pola asuh orang tua dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan orang tua, lingkungan, dan budaya. Dalam lingkungan keluarga, anak akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupannya kemudian.Pengertian sederhana dari tender child rearing adalah pola asuh yang menekankan kasih sayang, empati, dan kelembutan untuk memahami perasaan anak. Namun, tender child rearing tetap menekankan ketegasan saat mendisiplinkan anak. Tegas bukan berarti harus dengan marah-marah.Konon orang tua zaman dulu beranggapan bahwa pola asuh otoriter bisa membentuk karakter anak kuat. Memang iya, tapi hanya kuat di luar saja. Sementara itu, dalamnya sangat rapuh.Berbeda dengan tender child rearing yang membuat anak lebih bahagia, mandiri, dan percaya diri. Mereka mungkin terlihat lemah, tapi sebenarnya mereka lebih kuat. Memang iya, tapi hanya kuat di luar saja. Sementara itu, dalamnya sangat rapuh. Berbeda dengan tender child rearing yang membuat anak lebih bahagia, mandiri, dan percaya diri. Mereka mungkin terlihat lemah, tapi sebenarnya mereka lebih kuat. Menurut penelitian Augustine (2015), anak yang diasuh dengan tender child rearing lebih mudah move on dan menyelesaikan masalah dengan tenang. Mereka akan memiliki kecerdasan sosial-emosional yang kuat dibandingkan anak yang diasuh dengan pola pengasuhan otoriter.
Karakter anak yang diasuh menggunakan pola gentle parenting :
 Mampu mengelola emosi negatif karena orang tua selalu memvalidasi emosi anak
 Memiliki kecerdasan sosial-emosional yang lebih baik karena terbiasa mengungkapkan perasaan (curhat) dengan orang tua
 Memiliki kemampuan issue understanding, sehingga mudah move on saat mengalami masalah
 Memiliki batasan serta aturan, sehingga cenderung mudah didisiplinkan.
Berikut macam-macam pola pengasuhan:
Pola Asuh Otoritatif dikenal juga dengan pola asuh demokratis. Jenis pengasuhan ini mengutamakan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua dengan pola asuh otoritatif selalu berusaha untuk mendukung, responsif, mendengarkan sudut pandang anak, dan menciptakan rasa kesadaran pada anak dengan menjelaskan setiap aturan secara bijak. Pengaruh pola asuh otoritatif terhadap anak di antaranya: mampu berinteraksi dengan baik, mudah bekerjasama dengan orang lain, cenderung tidak menunjukkan kekerasan, cenderung dapat mencapai keberhasilan dalam bidang akademik, dapat mengendalikan diri dengan baik, memiliki keterampilan sosial yang bagus, dan memiliki kesehatan mental yang baik.
Pola Asuh Ototiter orang tua memiliki kontrol sangat tinggi terhadap anak, sedangkan tingkat responsifnya cukup rendah. Pola asuh ini hanya mengutamakan komunikasi satu arah melalui berbagai larangan dan perintah secara ketat. Dampak dari pola asuh orang tua yang otoriter terhadap anak adalah: asnak selalu takut salah, sulit mengambil keputusan sendiri. rentan memiliki masalah mental, tidak berani mengemukakan pendapat, cenderung kesulitan mencapai nilai akademik yang memuaskan, serta merasa rendah diri dan tidak mandiri.