Mohon tunggu...
Anisa Rahmawatii
Anisa Rahmawatii Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember

Suka menulis berita dan opini. Selain itu juga suka membaca buku genre fiksi histori

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Biografi Ketua PSMPJ

3 Juni 2024   11:40 Diperbarui: 3 Juni 2024   12:21 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

BIOGRAFI PURNOMO HADI HANDOKO KETUA PAGUYUBAN SENI MUSIK PATROL JEMBER (PSMPJ)

Kehidupan Pribadi Purnomo Hadi Handoko

Bapak Purnomo Hadi Handoko atau akrab disapa dengan Pak Pur lahir di Desa Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember pada tanggal 17 November 1975. Letak Desa Karangrejo sendiri sekitar 5 km dari pusat kota Jember. Pak Pur tinggal dan tumbuh besar di Jember. Sementara itu, patrol identik dengan masyarakat Jember. Pada masa kanak-kanak alat patrol sudah ada walaupun belum berkembang pesat seperti sekarang. Sehingga lingkungan masyarakat disekitarnya turut mempengaruhi kepribadian Pak Purnomo sebagai pegiat kesenian.

Latar belakang pendidikan Bapak Purnomo dimulai dari sebuah TK Ade Irma Suryani (1982-1983), SDN Sumbersari 01 (1984-1989), SMPN 09 Jember (1990-1992), dan SMA Kartika Jember (1993-1995). Pada masa sekolah Pak Purnomo alat musik yang awalnya hanya alat yang terbuat dari bambu semakin berkembang dengan dikombinasikan dengan alat musik seruling dan dipadukan dengan sebuah lagu.

Dua tahun setelah lulus Sekolah Menengah Atas tepatnya pada tahun 1997 Pak Purnomo menjadi Pegawai Negeri Sipil Pemkab Jember hingga sekarang. Disamping menjalani profesi sebagai PNS yang ditugaskan di kantor pemerintahan Kabupaten Jember, Pak Purnomo juga aktif dalam beberapa organisasi anatara lain:

  • Ketua Musik Patrol New Rapastra (2017-sekarang)
  • Ketua Paguyuban Seni Musik Patrol Jember [PSMPJ] (2017-sekarang)
  • Ketua Persid Fc sebagai Anggota Internal Divisi III Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Jember (2002-sekarang)
  • Komite Hukum sebagai Anggota Internal Divisi III Asosiasi Kabupaten PSSI Jember (2015-sekarang)

Gambaran singkat keluarga inti Bapak Purnomo dengan istrinya, setelah menikah mereka dikaruniai 2 orang anak. Rico dan Rani sebagai keturunan Pak Purnomo mengikuti jejak sang ayah dalam dunia kesenian. Rico ikut serta dalam kegaiatan Seni Musik Patrol. Sedangkan Rani lebih mengarah dalam bidang vocal seni musik dan Fashion Show.

 

Sejarah Singkat Musik Patrol di Jember

Sejarah musik patrol yang kita sebut kentongan adalah sebuah alat kentongan yang awalnya terbuat dari bambu. Dari sebuah alat tersebut berkembang dijadikan sebuah alat kentongan dari sebatang kayu yaitu kayu kelapa. Pada tahun 1971 alat patrol yang terbuat dari bambu dan kayu kelapa dikemas lagi atau diperbanyak. Penambahan alat patrol tersebut bahan kayu yang digunakan selain dari bambu dan kayu kelapa bisa memakai kayu mangga.

Awalnya musik patrol diguankan untuk ronda bangunkan orang sahur. Selain itu digunakan dalam sebuah acara tota'an atau pelepasan burung merpati. Kentongan itu dipukul pada pagi hari untuk menerbangkan merpati dan di pukul lagi kentongan tersebut pada sore hari memanggil merpati untuk kembali. Namun seiring perekemabangan zaman mulai berkembang dan alat yang digunakan semakin bertambah moden.

Pada tahun 1983 musik patrol dibuat sebuah lagu dengan rekaman berupa kaset pita karya Bapak Misnawar. Barulah banyak terbentuk beberapa Grup Musik Patrol di Kabupaten Jember. Pada tahun 1983 alat musik patrol dipadukan dengan seruling yang sangat mendominasi yaitu menggunakan 5 notasi tangga nada yaitu Do-Re-Mi-Sol-La. Nada 4 Fa tidak dipakai control ton karena apabila nafas tidak kuat maka antara seruling dan vocal tidak padu. Dalam hal ini, teknik kecepatan tangan dan pernafasan sangat dibutuhkan Do-Re-Mi-Sol-La kembali lagi ke Nada 1 Do.

Pada tahun 1987 alat patrol dapat dipadukan dengan sebuah irama/lagu dengan mengeluarkan bunyi/nada yang masih sederhana. Pada tahun 1988 alat patrol bisa dibuat alat musik yang dikemas menjadi musik patrol. Pada tahun 1988 alat bertambah dari 5 alat menjadi 8 alat patrol. 

Alat tersebut baru berkembang dan dimulai saat acara festival musik patrol. Hanya saja pada waktu itu di Kabupaten Jember terdapat 6 grup patrol yang bisa dibilang kreatif dalam pukulan. Pada tahun 1988-2019 musik patrol sering mengikuti perlombaan festival di beberapa daerah. Namun, saat itu belum terbentuk sebagai komunitas kesenian yang resmi. 

Untuk itu tahun 2019 Pak Purnomo dengan teman-teman seperjuangan berkomitmen membentuk sebuah Paguyuban Seni Musik Patrol Jember (PSMPJ) untuk menjadikan musik patrol lebih maju dan berkembang. Paguyuban memiliki visi misi yaitu:

  • Visi

Menjadi organisasi musik patrol Jember yang kukuh bersatu dan mandiri

  • Misi

Menjadi organisasi kemasyarakatan yang menghimpun dan membina Grup Musik Patrol Jember dengan kegiatan melalui Bidang Pendidikan, Bidang Ekonomi, dan Bidang Sosial Budaya.

  • Prestasi yang dicapai Bapak Purnomo Hadi Sebagai Ketua Paguyuban Seni Musik di Jember

Musik patrol yang menjadi ikon musik seni tradisi Jember, perlu untuk dilestarikan karena pada hakikatnya musik patrol menjadi penjabaran dan implementasi dari cita-cita seniman Jember. Keberhasilan paguyuban dalam pembinaan diukur dari prestasi-prestasi yang dicapai dapat menimbulkan rasa kebanggaan dan fantasisme daerah.

Paguyuban Seni Musik Patrol Jember terbentuk pada 17 April 2019 dengan usaha untuk membentuk grup yang berorientasi kepada potensi kedaerahan. Pada saat Bapak Purnomo menjabat sebagai Ketua PSMPJ, mampu mengorganisir 73 grup musik patrol yang masih aktif di Kabupaten Jember dan rutin mengadakan pertemuan 2 minggu sekali untuk arisan, latihan alat musik, dan silaturahmi antar anggota. Dalam satu grup biasanya terdapat 12-16 personil. Grup patrol tersebar dalam beberapa kecamatan dan menjadi satu paguyuban dengan pusatnya di Kota.

Setiap grup patrol memiliki nama dan ciri khas sendiri. Misalnya Grup Patrol di Kecamatan Sumbersari ini memiliki khas penampilan warna coklat dan alat musik yang digunakan lebih banyak dengan ditambah tamborin, seruling, gendang dan lain lain. Nama grup patrol dari 73 grup tersebut adalah Hastra 132, Retro 5, Setan Jalanan, Irama Kabut, Touris, Hasta Nada, Repastra (Remaja Panjaitan Sepuluh), Jember Junior, Laskar sroedji, Bintang Seroja, Rimba Lestari, New Rembo, Larkam, Putra Perkasa, Sempatic, Kayunongko, Arken, Arena, Lanceng Koneng, Putra Petir dan masih banyak lagi.

Pak Purnomo sudah menjabat selama 5 tahun dari 2019 sampai sekarang. Masa menjabatnya dalam aturan organisasi adalah 2 tahun. Berdasarkan hasil voting Pak Purnomo selalu unggul sehingga menjadi ketua sudah 4 periode. Sebelum menjadi Paguyuban seperti sekarang, dulu hanyalah sebuah komunitas yang tidak dibawahi naungan apapun. 

Pada masa kepemimpinan Pak Purnomo, beliau mendaftarkan menjadi sebuah Paguyuban. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain daftar ke dinas pariwisata dan kebudayaan untuk mendapatkan kartu nomer induk agar terdaftar di pemerintahan.

Sesuai Surat Keputusan Yayasan Koaronesia Jawa Timur Nomor 011-YKJatim/SK-LD/XI/2021 Akta Notaris Nomer 133, Tanggal 31 Oktober 2018 Keputusan MENKUMHAM RI Nomor AHU-0020540.AH.01.12 Tahun 2018, Paguyuban Seni Musik Patrol Jember (PSMPJ) resmi menjadi organisai yang tercatat dalam database pemerintahan bahkan untuk sekarang sering kali kolaborasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudaayaan dalam mengisi beberapa acara yang diselenggarakan pemerintahan Jember, seperti acara di Pendopo, Seminar, Pertujukan budaya, dll untuk memperkenalkan budaya lokal.

Tujuan  menjadikan sebuah paguyuban sendiri adalah untuk mendata anggota dan nama grup. Selain itu dengan adanya pendataan tersebut menjadikan organisasi yang lebih tersusun. Pengurus PSMPJ terdiri dari orang-orang yang berasal dan menetap di Kabupaten Jember. Nama-nama pengurus itu terlampir dalam Surat Keputusan No. 001-YKJatim/SK-LD/XI/2021 tentang Struktur Organisasi Lembaga Dampingan Paguyuban Seni Musik Patrol Jember (PSMPJ).

Manfaat yang didapat setelah mendaftar menjadi Paguyuban Musik Patrol Jember (PMPJ) lebih dikenal masyarakat, selain itu dapat memperluas jaringan dengan stakeholder kesenian yang berasal dari anggota lain. Dengan menjadi paguyuban dapat bertukar informasi, pengalaman, dan peluang kerja sama (kolaborasi) yang dapat menguntungkan semua pihakk yang terlibat.

Berikut ini beberapa kegiatan dan lomba yang diikuti Paguyuban musik Patrol Jember sejak 1988-2024, antara lain:

  • Festival Musik Patrol di Surabaya pada Tahun 1988 dan Grup Hastra meraih nominasi Juara 1.
  • Festival Musik Gendang Patrol yang di selenggarakan di Jember pada tahun 1990 Grup Hastra meraih juara.
  • Parade Musik Patrol X UKM Kesenian Universitas Jember tahun 2000-2024 (sekarang)
  • Festival Komunitas Musisi Jember (KMJ) pada tahun 2016 dan meraih Juara 2
  • Seminar tentang Musik Patrol pada tahun 2022 di Rembangan, Jember.
  • Patrol Musik Festival Se Jawa Timur Tahun 2022 di Lumajang meraih juara 2 dan Harapan 1
  • Parade Festival Musik Patrol di Lippo Jember tahun 2022 grup Laskar Sroedji menjadi juara Harapan 2.
  • Festival Musik Patrol di Lumajang dan Sidoarjo.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun