BIOGRAFI PURNOMO HADI HANDOKO KETUA PAGUYUBAN SENI MUSIK PATROL JEMBER (PSMPJ)
Kehidupan Pribadi Purnomo Hadi Handoko
Bapak Purnomo Hadi Handoko atau akrab disapa dengan Pak Pur lahir di Desa Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember pada tanggal 17 November 1975. Letak Desa Karangrejo sendiri sekitar 5 km dari pusat kota Jember. Pak Pur tinggal dan tumbuh besar di Jember. Sementara itu, patrol identik dengan masyarakat Jember. Pada masa kanak-kanak alat patrol sudah ada walaupun belum berkembang pesat seperti sekarang. Sehingga lingkungan masyarakat disekitarnya turut mempengaruhi kepribadian Pak Purnomo sebagai pegiat kesenian.
Latar belakang pendidikan Bapak Purnomo dimulai dari sebuah TK Ade Irma Suryani (1982-1983), SDN Sumbersari 01 (1984-1989), SMPN 09 Jember (1990-1992), dan SMA Kartika Jember (1993-1995). Pada masa sekolah Pak Purnomo alat musik yang awalnya hanya alat yang terbuat dari bambu semakin berkembang dengan dikombinasikan dengan alat musik seruling dan dipadukan dengan sebuah lagu.
Dua tahun setelah lulus Sekolah Menengah Atas tepatnya pada tahun 1997 Pak Purnomo menjadi Pegawai Negeri Sipil Pemkab Jember hingga sekarang. Disamping menjalani profesi sebagai PNS yang ditugaskan di kantor pemerintahan Kabupaten Jember, Pak Purnomo juga aktif dalam beberapa organisasi anatara lain:
- Ketua Musik Patrol New Rapastra (2017-sekarang)
- Ketua Paguyuban Seni Musik Patrol Jember [PSMPJ] (2017-sekarang)
- Ketua Persid Fc sebagai Anggota Internal Divisi III Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Jember (2002-sekarang)
- Komite Hukum sebagai Anggota Internal Divisi III Asosiasi Kabupaten PSSI Jember (2015-sekarang)
Gambaran singkat keluarga inti Bapak Purnomo dengan istrinya, setelah menikah mereka dikaruniai 2 orang anak. Rico dan Rani sebagai keturunan Pak Purnomo mengikuti jejak sang ayah dalam dunia kesenian. Rico ikut serta dalam kegaiatan Seni Musik Patrol. Sedangkan Rani lebih mengarah dalam bidang vocal seni musik dan Fashion Show.
Â
Sejarah Singkat Musik Patrol di Jember
Sejarah musik patrol yang kita sebut kentongan adalah sebuah alat kentongan yang awalnya terbuat dari bambu. Dari sebuah alat tersebut berkembang dijadikan sebuah alat kentongan dari sebatang kayu yaitu kayu kelapa. Pada tahun 1971 alat patrol yang terbuat dari bambu dan kayu kelapa dikemas lagi atau diperbanyak. Penambahan alat patrol tersebut bahan kayu yang digunakan selain dari bambu dan kayu kelapa bisa memakai kayu mangga.
Awalnya musik patrol diguankan untuk ronda bangunkan orang sahur. Selain itu digunakan dalam sebuah acara tota'an atau pelepasan burung merpati. Kentongan itu dipukul pada pagi hari untuk menerbangkan merpati dan di pukul lagi kentongan tersebut pada sore hari memanggil merpati untuk kembali. Namun seiring perekemabangan zaman mulai berkembang dan alat yang digunakan semakin bertambah moden.
Pada tahun 1983 musik patrol dibuat sebuah lagu dengan rekaman berupa kaset pita karya Bapak Misnawar. Barulah banyak terbentuk beberapa Grup Musik Patrol di Kabupaten Jember. Pada tahun 1983 alat musik patrol dipadukan dengan seruling yang sangat mendominasi yaitu menggunakan 5 notasi tangga nada yaitu Do-Re-Mi-Sol-La. Nada 4 Fa tidak dipakai control ton karena apabila nafas tidak kuat maka antara seruling dan vocal tidak padu. Dalam hal ini, teknik kecepatan tangan dan pernafasan sangat dibutuhkan Do-Re-Mi-Sol-La kembali lagi ke Nada 1 Do.