Mohon tunggu...
Anisa Rahmasari
Anisa Rahmasari Mohon Tunggu... Penerjemah - Penikmat hal klise dan sederhana

Menikmati waktu senggang dengan bermimpi dan menonton serial televisi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Menerjemahkan Ketakterjemahan

8 Februari 2021   14:50 Diperbarui: 9 Februari 2021   08:24 3761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Chris Lawton on Unsplash 

Dalam penerjemahan, ketakterjemahan (Untranslatability) terjadi ketika sebuah kata atau istilah dalam bahasa sumber tidak memiliki padanan kata yang sama dalam bahasa target.

Sangatlah sering kita jumpai kata atau istilah dalam sebuah teks dari bahasa tertentu yang tidak memiliki terjemahan yang setara dengan bahasa targetnya. 

Sebagai seorang penerjemah, ketakterjemahan adalah makanan sehari-hari yang sering dijumpai, terkhusus bagi mereka yang terjun ke dalam penerjemahan jenis teks dengan banyak istilah dan ekspresi budaya.

Kata atau istilah yang tidak mampu diterjemahkan sering disebut lacuna, atau lexical gap--sebuah bagian yang hilang.

Ketakterjemahan sangat mungkin terjadi karena setiap budaya yang berbeda memiliki pemahaman yang berbeda, begitu pun sebaliknya.

Maka dari itu, tiap istilah yang berbeda di antara kedua bahasa mungkin tidak memiliki padanan antar satu sama lain. Biasanya, beberapa istilah muncul hanya untuk beberapa waktu, seperti tren. 

Istilah itu hanya bertahan selama beberapa tahun hingga tidak lagi populer, sebelum makna yang sama dari bahasa lain ditemukan dan digunakan.

Hal ini mempengaruhi dunia penerjemahan. Ketakterjemahan sangat sering terjadi dalam dunia penerjemahan dan biasanya menjadi salah satu masalah utama para penerjemah, khususnya penerjemah pemula.

Ketakterjemahan memang menantang, namun bukan berarti tanpa solusi. Misalnya, dalam bahasa Jerman, ada satu kata yang disebut Schadenfreude, yang berarti sebuah kecenderungan di mana seseorang merasa gembira atas penderitaan orang lain. Tak ada terjemahan yang pas ataupun kata dengan makna yang sama untuk kata Schadenfreude, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. 

Kita bisa menerjemahkan kata ini dengan membuatnya menjadi parafrase atau dengan menyertakan catatan kaki, sehingga pembaca dari bahasa target dapat memahami istilah ini.

Lebih lanjut, seperti yang kita ketahui dari kata Schadenfreude tadi, kita tahu benar bahwa istilah ini tidak memiliki padanan yang sama di dalam kosakata bahasa Indonesia. Khusus untuk kata Schadenfreude, kita bisa menemukan istilah dalam bahasa Indonesia yang hampir mirip dengan kata Schadenfreude, yaitu ekspresi, 'bahagia diatas penderitaan orang lain’. 

Pada akhirnya, kata ini seharusnya diterjemahkan dengan makna atau ekspresi tersebut. Selain itu, strategi lain yang dapat kita gunakan adalah memberikan catatan kaki yang berkaitan dengan makna dari istilah tersebut.

Hal ini akan membantu mempertahankan atmosfer bahasa Jerman di teks tersebut.  Kedua strategi itu dapat digunakan selama sesuai dengan konteks kedua teks, dari teks sumber maupun teks target.

Masih ada banyak kata dan istilah yang tak memiliki padanan kata dalam bahasa lain, dan setiap kata ini dapat diterjemahkan dalam berbagai cara. Selain itu, ketika suatu istilah tidak memiliki padanan yang sama dengan bahasa target, kita dapat menggunakan berbagai strategi dengan ketentuan; pahami istilah tersebut terlebih dahulu, lalu terjemahkan dengan beberapa pertimbangan.

Jika istilah atau kata yang tidak dapat diterjemahkan tidak memiliki padanan yang sama karena belum ditemukannya istilah yang sama dalam bahasa target, solusinya adalah dengan menyertakan catatan kaki, parafrase, ataupun menggunakan teknik penerjemahan lain. 

Jika istilah tersebut tidak memiliki padanan yang sama karena dilarang atau tidak diizinkan untuk beredar di kebudayaan bahasa target, akan lebih baik jika kita dapat menerjemahkan istilah itu dengan rasa yang lebih netral, atau tetap sertakan catatan kaki saja, atau hilangkan jika memang diperbolehkan dan memungkinkan.

Ketakterjemahan ada ketika sebuah kata atau istilah dalam bahasa sumber tidak memiliki padanan yang sama dalam bahasa target. Ada banyak teknik dan strategi penerjemahan yang dapat diaplikasikan untuk menerjemahkan istilah yang tidak dapat diterjemahkan.

Tiga teknik utama yang dapat digunakan adalah penerjemahan bebas, parafrase, atau dengan menyertakan catatan kaki. Semua cara bisa digunakan.

Hal lain yang amat penting yang perlu kita kembangkan adalah pengalaman kita dalam menerjemahkan sebuah teks, khususnya teks terjemahan yang banyak mengandung istilah budaya. 

Semakin sering kita berhadapan dengan teks sejenis itu, semakin pandai kita memilih teknik yang tepat untuk menerjemahkan beragam istilah dan kata yang tak memiliki padanan di bahasa target.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun