Lebih lanjut, seperti yang kita ketahui dari kata Schadenfreude tadi, kita tahu benar bahwa istilah ini tidak memiliki padanan yang sama di dalam kosakata bahasa Indonesia. Khusus untuk kata Schadenfreude, kita bisa menemukan istilah dalam bahasa Indonesia yang hampir mirip dengan kata Schadenfreude, yaitu ekspresi, 'bahagia diatas penderitaan orang lain’.Â
Pada akhirnya, kata ini seharusnya diterjemahkan dengan makna atau ekspresi tersebut. Selain itu, strategi lain yang dapat kita gunakan adalah memberikan catatan kaki yang berkaitan dengan makna dari istilah tersebut.
Hal ini akan membantu mempertahankan atmosfer bahasa Jerman di teks tersebut. Â Kedua strategi itu dapat digunakan selama sesuai dengan konteks kedua teks, dari teks sumber maupun teks target.
Masih ada banyak kata dan istilah yang tak memiliki padanan kata dalam bahasa lain, dan setiap kata ini dapat diterjemahkan dalam berbagai cara. Selain itu, ketika suatu istilah tidak memiliki padanan yang sama dengan bahasa target, kita dapat menggunakan berbagai strategi dengan ketentuan; pahami istilah tersebut terlebih dahulu, lalu terjemahkan dengan beberapa pertimbangan.
Jika istilah atau kata yang tidak dapat diterjemahkan tidak memiliki padanan yang sama karena belum ditemukannya istilah yang sama dalam bahasa target, solusinya adalah dengan menyertakan catatan kaki, parafrase, ataupun menggunakan teknik penerjemahan lain.Â
Jika istilah tersebut tidak memiliki padanan yang sama karena dilarang atau tidak diizinkan untuk beredar di kebudayaan bahasa target, akan lebih baik jika kita dapat menerjemahkan istilah itu dengan rasa yang lebih netral, atau tetap sertakan catatan kaki saja, atau hilangkan jika memang diperbolehkan dan memungkinkan.
Ketakterjemahan ada ketika sebuah kata atau istilah dalam bahasa sumber tidak memiliki padanan yang sama dalam bahasa target. Ada banyak teknik dan strategi penerjemahan yang dapat diaplikasikan untuk menerjemahkan istilah yang tidak dapat diterjemahkan.
Tiga teknik utama yang dapat digunakan adalah penerjemahan bebas, parafrase, atau dengan menyertakan catatan kaki. Semua cara bisa digunakan.
Hal lain yang amat penting yang perlu kita kembangkan adalah pengalaman kita dalam menerjemahkan sebuah teks, khususnya teks terjemahan yang banyak mengandung istilah budaya.Â
Semakin sering kita berhadapan dengan teks sejenis itu, semakin pandai kita memilih teknik yang tepat untuk menerjemahkan beragam istilah dan kata yang tak memiliki padanan di bahasa target.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H