Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi (Chear 2009:1). Dunia makna artinya Dimana setiap bahasa yang kita gunakan akan menghasilkan sebuah pengertian baik dari pengertian pendengar maupun pembaca dan diri sendiri, jika dunia makna di hubungkan. dengan dunia bunyi akan lebih menghasilkan pemhertian yang khas. Banyak orang yang mungganakan bahasa Indonesia yang kurang benar dan memperkenalkan istilah-istilah baru yang belum ada dalam kamus resmi bahasa Indonesia.
Hal ini bisa membawa dampak buruk terhadap kemampuan Masyarakat dalam menggunakanbahasa Indonesia secara benar dan baku.
Keberadaan internet secara tidak langsung menghasilkan sebuah generasi yang baru, yaitu generasi next. Generasi ini dipandang menajadi sebuah generasi masa depan yang diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan budaya baru media digital yang iteraktif, yang berwatak menyendiri (desosialisasi), berkomikasi secara personal, melek computer, dibesarkan dengan vidiogames, dan lebih banyak waktu luang untuk mendengarkan radio dan tele visi. (Ibrahim, 2011:310).
Selain itu, mengingkatnya penggunaan Bahasa Inggris di dunia digital juga menjadi tantangan pembangunan Indonesia. Banyak istilah baru yang muncul dalam Bahasa Inggris dan secara tidak langsung mempengaruhi pengunaan bahasa Indonesia. Itu sebabnya orang lebih banyak menggunakan kata istilah bahasa inggris dibandingkan istilah bahasa Indonesia.
Berikut ini beberapa tantangan bahasa Indonesia di era digital:
1. Penggunaan bahasa inggris
Dalam era globalisasi dan teknologi, Bahasa Inggris menjadi bahasa universal dan sering digunakan dalam berbagai platfrom digital. Hal ini dapat mengancam penggunaan bahasa Indonesia dalam konteks digital.
2. Singkatan dan jargon baru
Pengunaan singkatan dan jargon baru dalam bahasa digital dapat mempengaruhi pemahaman bahasa Indonesia secara umum. Selain itu, pengunaan singkatan dan jargon juga bisa mengganggu kaidah tata bahasa dan ejaan yang benar.
3. Keberagaman dialek
Bahasa Indonesia mempunyai banyak dialek yang berbeda-beda di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dapat menjadi tantangan untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan memastikan adanyaÂ