Warna ASI
Warna ASI dapat berubah sebagai respons terhadap berbagai faktor. Biasanya ASI berwarna putih, kuning, atau kebiruan. Namun, tergantung pada apa yang ibu makan, ASI juga bisa berwarna hijau, oranye, coklat, atau merah muda.Â
Terkadang, sindrom puting pecah-pecah dan mastitis (radang kelenjar susu) dapat berdampak pada warna ASI. Kondisi ini mungkin mengkhawatirkan, tapi tidak berbahaya. Selama bayi tidak menolak payudara, aman untuk terus menyusui jika ASI berubah warna.Â
Perlu diketahui juga, obat-obatan tertentu juga dapat memengaruhi warna ASI. Perubahan ini tidak berbahaya, selama obat-obatan (dan suplemen apa pun) telah disetujui oleh dokter untuk digunakan saat menyusui.Â
Rasa ASI
Rasa ASI digambarkan sebagai manis dan lembut. Manisnya didapat dari gula susu laktosa, dan rasanya lembut karena jumlah lemak yang dikandungnya. Namun, karena foremilk rendah lemak, maka akan tampak encer dibandingkan dengan hindmilk yang lebih tinggi lemak.Â
Seperti yang disebutkan di atas, makanan yang ibu makan juga berkontribusi pada rasa ASI. Mengonsumsi banyak buah dan sayuran akan membuat Si Kecil mengenal rasa makanan ini melalui ASI. Sekaligus dapat membantu bayi menerima rasa buah dan sayuran saat mereka mulai makan makanan padat (MPASI).
Faktor lain yang mempengaruhi rasa ASI Anda termasuk obat-obatan, hormon, olahraga, merokok, alkohol, dan infeksi seperti mastitis. Membekukan dan mencairkan ASI juga dapat memberikan rasa sabun yang mungkin tidak disukai beberapa bayi, meskipun masih sangat aman untuk diberikan.
Tahapan Produksi
Produksi ASI dimulai selama kehamilan. Ketika bayi lahir, ibu hanya akan memiliki sedikit ASI untuk satu atau dua hari pertama. Namun jangan khawatir, ini lebih dari cukup untuk bayi yang baru lahir.Â
Pada hari ketiga setelah melahirkan, produksi ASI meningkat. Saat ASI masuk, ibu akan merasakan payudara mulai terisi. Namun, itu bisa memakan waktu lebih lama (hingga lima hari) untuk ibu pertama kali.Â