Seakan sang Maha Tau sedang usil.
Mempermainkan kita yang dianggapnya pensil.
Ah,Beliau tidak menutup mata dengan centil, memang.
Tapi selalu Beliau membuat si Labil ini berprasangka tengil.
Jangan tertawa.
Ini sekedar tulisan menyentil.
Bukan untukNya.
Untukmu,sungguh.
Keturunan Adam kesekian yang ternyata masih kecil.
Tidak usah gusar,aku tidak akan membantai.
Aku mau tanya, kapan kita bisa ngobrol santai?
Ayo,kita main rangkai rangkai kata. Secepatnya,semoga.
Kita aja,mereka tak perlu ikut serta di permainan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H