Di era modern ini, kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendapat perhatian seiring dengan meningkatnya prevalensi gangguan mental di seluruh dunia. Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup yang cepat, banyak orang menghadapi tekanan yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari. Stoikisme, sebuah filosofi kuno yang berasal dari Yunani Kuno, telah mengalami kebangkitan popularitas di era modern.Â
Dikembangkan oleh filsuf seperti Zeno, Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius, stoikisme menekankan ketenangan batin, pengendalian diri, dan ketahanan mental. Dalam konteks kesehatan mental, prinsip-prinsip stoikisme memberikan pendekatan yang relevan dan praktis untuk menghadapi berbagai tantangan psikologis yang dihadapi manusia saat ini.
Stoikisme adalah filosofi yang mengajarkan bahwa kebahagiaan dan ketenangan batin dapat dicapai melalui pengendalian diri, kebajikan, dan pemahaman tentang apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan.Â
Stoikisme menekankan bahwa penderitaan sering kali berasal dari cara kita berpikir tentang peristiwa, bukan dari peristiwa itu sendiri. Oleh karena itu, dengan mengubah cara berpikir kita, kita dapat mengubah respons emosional kita.
Salah satu konsep kunci dalam stoikisme adalah dikotomi kendali. Menurut stoikisme, ada dua hal dalam hidup: hal-hal yang dapat kita kendalikan dan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Hal-hal yang dapat kita kendalikan termasuk pikiran, tindakan, dan reaksi kita sendiri.
Sementara itu, hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan termasuk tindakan orang lain, kejadian alam, dan banyak peristiwa eksternal lainnya. Stoikisme mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan menerima hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan dengan lapang dada.Â
Contoh yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari yaitu ketika orang lain mengkritik penampilan kita. Kita seharusnya menyadari bahwa kita tidak dapat mengendalikan tindakan atau kata-kata orang lain, tetapi kita memiliki kendali penuh atas cara kita menanggapi kritik tersebut.Â
Mungkin kita bisa saja menerima kritik tersebut sebagai masukan untuk cara berpenampilan kita kedepannya tanpa terpengaruh secara emosional.
Stres adalah salah satu tantangan kesehatan mental yang paling umum di dunia modern. Tekanan dari pekerjaan, hubungan, dan kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan stres kronis, yang berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Prinsip-prinsip stoikisme dapat membantu kita mengelola stres dengan cara yang lebih efektif.Â
Pertama, stoikisme mengajarkan pentingnya menjaga perspektif. Ketika kita menghadapi situasi yang menegangkan, kita sering kali memperbesar dampaknya dalam pikiran kita. Stoikisme mengajarkan kita untuk melihat situasi tersebut dalam konteks yang lebih luas dan menyadari bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi tidak sebesar yang kita bayangkan.Â
Dengan menjaga perspektif, kita dapat mengurangi perasaan tertekan dan merasa lebih tenang. Kedua, stoikisme menekankan pentingnya menerima apa yang tidak bisa kita kendalikan. Ketika kita merasa stres, sering kali karena kita mencoba mengendalikan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Dengan menerima bahwa ada banyak hal dalam hidup yang tidak bisa kita kendalikan, kita dapat melepaskan beban emosional yang tidak perlu dan fokus pada apa yang bisa kita kendalikan.