Maka dari itu, banyak pedagang gorengan di kota Surabaya yang menyediakan sambal petis. Kalau sampai ada pedagang gorengan yang engga menyediakan petis maka akan timbul kalimat dan stigma "pelit" dari banyak pembeli ke pedagang tersebut. Sebegitunya memang eksistensi petis  di kota Surabaya.
Eksistensi petis ini walau secara tampilan unik dan bau yang khas sangat berarti bagi banyak makanan khas Jawa Timur. Sebab itulah, banyak kuah atau bumbu makanan khas Jawa Timur berwarna keruh cenderung hitam. Itu disebabkan karena bumbu dasar banyak makanan khas Jawa Timur seperti rujak cingur atau lontong balap ada campur tangan petis.Â
Kalau lebaran gini, banyak bunda-ayahanda rumahan maupun pedagang makanan yang mencari dan membeli dalam jumlah banyak bumbu petis.Â
Untuk selanjutnya dimasak sebagai menu makan pas lebaran. Selain opor ayam dan ketupat, wong Suroboyo biasa membuat makanan alternatif lain yang menggunakan bumbu dasar petis. Misalnya, tahu campur, rujak cingur dan lontong mie atau lontong balap.Â
Bumbu local pride, legenda dan khas bagi masyarakat Jawa Timur ini secara penampilan memang tidak semenggugah bumbu atau sambal lainnya. Tampilannya yang mengandung konsep dark malah justru bikin jadi sosok bumbu yang misterius untuk disantap...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H