"Apaan sih mbak, udah ah." Irwan semakin malu.
"Ciyeee Irwan. Siapa dia? cantik loh..." Aku menggodanya.
"Cantik ya mbak. Namanya Citra dan satu kelas tuh sama gue."
"Terus lo suka?" Aku berharap dia akan bilang "Enggaklah. kan gue sukanya elo mbak."
"Iya mbak udah 7 bulan ini kayaknya gue suka sama dia." Dia menjawab lancar sambil matanya lurus menatap belakangku.
Bagaikan tersambar petir. Aku mematung, Nafasku sesak, Tenggorokkanku tercekat, Hatiku... hatiku hancur terasa seperti copot. Please katakan aku salah dengar, aku belum siap menerimanya. Dimana Ira? aku membutuhkannya. Hatiku sakit, aku ingin segera pergi dari sini.
"O... oh. Udah sampe mana PDKT-nya?" aku berusaha keras untuk meluncurkan kalimat tersebut. Aku menahn air mataku mati-matian.
"Sempat si waktu itu kita BBM-an. Tapi sekarang udah di delcon sama dia. Gak tau kenapa gue terlalu ganggu dia kali." Jawabnya sambil menunduk.
Lihat, seorang cupu pun bisa membuat hatiku hancur berkeping-keping. Aku benar-benar merasakan sakit, baru kali ini aku merasakannya. Dan ini di akibatkan oleh seorang Irwan cupu. Entah apa yang aku rasakan saat itu, hatiku benar-benar hancur, menangis pun aku tak sanggup.
"Yaudah. Jangan nyerah, lo coba deketin lagi. Gue dukung dari belakang." Kata-kata sinting yang keluar dari mulut seorang yang patah hati sepertiku.
"Thanks mbak." Jawabnya lesu.