Hasil wawancara dari anak SD tersebut mengingat kan saya pada masa SMA saya dulu, dimana guru di sekolah saya dapat dikatakan sudah menerapkan teori pembelajaran behavioristik ini.
Dimana suatu hari yaitu mata pelajaran kimia, karena dulu saya mengambil jurusan IPA pada tingkat SMA.
Pada pelajaran kimia tersebut, saya dan Siswa lainnya di ajarkan tentang cara pembuatan sabun dengan sederhana menggunakan bahan kimia.
Disitu kami meremehkan, apakah benar cara pembuatan sabun bisa sederhana hanya menggunakan beberapa bahan saja.
Guru kami menjelaskan dari awal sampai puncak materi itu, serta dengan beberapa kali pertemuan.
Tentu saja respon kami dengan materi tersebut ada yang pro dan ada yang kontra.
Sehingga sampai pada waktunya kami di ajak untuk melakukan praktek dari materi tadi.
Pada satu pertemuan di ujung materi, guru meminta kami untuk membawa beberapa bahan untuk pembuatan sabun sederhana itu untuk pertemuan selanjutnya.
Tentu saja kami sangat antusias untuk membawa bahan-bahan yang di minta untuk praktek pada pertemuan selanjutnya.
Tepatlah pada pertemuan dimana kami akan melakukan praktek dari materi tadi. Semua Siwa saya kelas itu di ajak untuk pergi ke ruang laboratorium, tempat untuk kami melakukan praktek.
Ketika sampai di sana, kami di tanya terlihat dahulu. Apakah kami membawa bahan yang di minta pada pertemuan sebelumnya.