Mohon tunggu...
Anisa Hanifah
Anisa Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Inggris

Bukan penulis andal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ritual Kendi Nusantara: Sejalankah dengan Peradaban Masyarakat Modern?

23 Maret 2022   19:00 Diperbarui: 23 Maret 2022   19:08 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ubedilah menambahkan bahwa politik klenik merupakan praktik yang bertentangan dengan rasionalitas masyarakat modern, sehingga menyebabkan kemunduran suatu peradaban politik. Karena seyogyanya, pemerintahan maupun praktik politik yang modern mesti menomorsatukan rasionalitas dalam seluruh implementasi kebijakannya. Lambatnya bangsa ini ke arah modern berdasarkan ungkapan Presiden Jokowi dari Merdeka.com pada 2014, bahwa orang Indonesia, terutama pejabat pun banyak yang percaya takhayul.

Sebelum terlaksananya ritual Kendi Nusantara, Presiden Jokowi pernah melakukan ritual lain dalam sepak terjangnya sebagai Walikota Solo. Mengutip dari CNN Indonesia, Roy Suryo dalam cuitan akun Twitter-nya mengungkit ritual peresmian mobil nasional yang bernama Esemka, namun berujung "Ambyar." Pada acara ritual yang dilakukan pada 2015 tersebut, Jokowi mencampurkan air dan bunga yang kemudian disiramkan pada salah satu mobil Esemka. Roy khawatir jika ritual di IKN ini pun akan bernasib sama dengan Esemka.

Ritual ini nyatanya mulai menimbulkan banyak kontroversi. Berdasarkan lansiran Tempo.co pemerintah mengalami kegelisahan akibat kaburnya Softbank dari daftar investor IKN. Apabila pembangunan IKN tidak mampu menarik minat investor, besar peluang pembangunan ini mangkrak di tengah jalan seperti halnya nasib Hambalang, ungkap Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, melalui CNN Indonesia.

Kegelisahan masyarakat yang dihadapkan dengan langkanya kebutuhan dapur mana mungkin terselesaikan, atau setidaknya terhibur oleh ritual mistis yang diselenggarakan pemerintah di IKN Nusantara. Berdasarkan laporan VOI, Rocky Gerung mengomentari betapa ironisnya negeri ini dengan mengatakan,

"Membangun ibukota sebenarnya hanya membutuhkan dua hal, satu; uang, yang kedua; kegembiraan rakyat. Uang itu enggak ada, karena investor itu lari. Kegembiraan rakyat enggak ada karena masyarakat fokus pada minyak goreng."

Terlepas dari respon Rocky yang memaklumi masyarakat Indonesia pada sisi antropologi belum bisa lepas dari hal-hal mistis. Rocky juga menyarankan untuk acara selanjutnya di IKN, bukan jajaran pemerintahan pusat dan kepala daerah saja yang diundang, akan tetapi akademisi, ahli, tokoh masyarakat dan generasi muda. Hal ini untuk memastikan pemerintah tidak lagi mengadakan kegiatan irasional yang mengotori modernitas masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun