Mohon tunggu...
Anisa Hanifah
Anisa Hanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Inggris

Bukan penulis andal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminisme: Kesetaraan atau Tindakan Melampaui Batas?

12 November 2021   10:46 Diperbarui: 12 November 2021   10:46 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mike Buchanan menuliskan dalam bukunya yang berjudul The Ugly Truth of Feminism, bahwa feminisme adalah ideologi (isme) paling riskan di dunia yang tengah berkembang saat ini. Ideologi feminis jauh dari pembelaan terhadap relevansi perempuan, tapi hanya membela kelompok elite tertentu. Feminisme mengintimidasi perempuan dengan memaksa mereka menjalani sesuatu yang kontradiktif dengan naluri mereka dan menyebabkan perempuan bergantung pada dunia kerja untuk bertahan hidup (economic survival). Feminisme juga menjadi pemicu berbagai kegetiran dan mengacaukan kesehatan mental, baik laki-laki maupun perempuan, tapi lebih berpengaruh pada perempuan.

Akibat maraknya perempuan yang mendengungkan kesetaraan gender tanpa dasar dan sandaran yang jelas, feminisme masih dianggap benalu oleh masyarakat. Tania YuliaNoor dalam situs Kompasiana memaparkan beberapa buntut negatif dari feminisme, yaitu sifat independen yang eksesif mencetuskan pikiran bahwa menikah merupakan beban dan melahirkan anak akan menambah kalut hidup mereka. Dampak kemiskinan yang banyak menerpa perempuan juga menjadikan mereka rela untuk bekerja apa saja. Contohnya pekerja seks komersial, mereka menggunakan tubuhnya sebagai alat untuk memikat konsumen yang menjadikannya hina dan dapat menanggalkan martabatnya di bawah garis kemanusiaan.

Pada akhirnya, dapat kita simpulkan bahwa banyak orang yang tidak memahami bahwa memperjuangkan kesetaraan gender tidak berarti memperjuangkan keadilan bagi kaum perempuan karena keadilan tidak terus-menerus bermakna "penyamarataan". Interpretasi gender yang dimaksud pun tidak menyatakan jenis kelamin biologis tertentu. Karena itu, tanpa kita sadari, mereka yang memperjuangkan gagasan kesetaraan gender, hakikatnya sedang memperjuangkan ideologi kaum feminis; yaitu sebuah ideologi yang mengusung independensi tanpa batas. Khususnya, batas nilai-nilai agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun