Sebenarnya the good point itu terletak Pada pengalaman pribadi serta trigger yang akan menumbuhkan suatu double effort.
Saya kutip perkataan dari seorang penulis terkenal Dear Nathan, Ketika itu dia pernah ditanya:
Apa resolusimu ditahun 2019? Dengan lugasnya dia menjawab "Saya ingin merasakan patah hati, terakhir Kali Saya patah hati adalah 6 tahun lalu".
Kenapa mau patah hati? Sedangkan orang-orang lebih memilih untuk tidak merasakan sakit. Dengan lembut dia menjawab "karena patah hati membuat Saya terinspirasi, karya terbaik bisa lahir dan punya nyawa saat seseorang berada diposisi terbawah hidupnya. Saat hati sedang rindu. Seseorang akan mencari Cara sebagai pelarian untuk menyembuhkan"
Penanya lalu menjawab "kalau begitu ya sudah selamat patah hati".
Sudah tidak ada lagi masalah ketika seharusnya itu solusi. Ganti kata Saya tidak bisa menjadi saya pasti bisa. Kamu harus menyugesti diri dengan hal-hal baik.
Terakhir dari saya: apakah kalian sudah mengalami hal-hal di atas? Jika iya kalian beruntung. Jika tidak, kalian tetap akan beruntung juga hehe.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H