Mohon tunggu...
Anisa Aulia Rahma
Anisa Aulia Rahma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswi MTsN Padang Panjang

Hobi: mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negara Orang

16 April 2024   08:18 Diperbarui: 16 April 2024   08:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Bun Vallen pengen banget gue di Turki". ucapnya sambil bersandar di pundak Bunda Echa.

"Kalau Bunda sih nggak apa-apa asalkan kamu bisa ngapain mimpi kamu dan bahagia". balas Bunda

"Tapi Vallen nggak bisa ninggalin bunda sama ayah kalau tinggah laku ayah gini terus, bisa-bisa nanti bunda tersiksa".

" Gimana kalau kalian benar-benar keterima beasiswa di Turki Bunda ikut Vallen aja ya".sambung vallen

Vallen memang seorang anak yang berparas cantik, sangat pintar, juara umum, rajin dan pantang menyerah, makanya jika ia menginginkan sesuatu ia selalu bekerja keras agar sesuatu yang di inginkan tersebut dapat ia gapai. Hampir sempurna, tapi ia tidak memiliki seorang ayah yang bangga padanya. Malah memukulinya saat mabuk-mabukan. Ayahnya pengangguran, ibunya yang telah mencari nafkah dengan membuka katering online. Tetapi ayahnya terus berfoya-foya dengan uang hasil kerja keras bundanya. Dan ayahnya sering main tangan kepadanya dan bundanya.

"Minum bun". Tawaran hangat dari Yuki.

"Kii kami numpang nginep rumah lo semalam ini aja ya". tanya vallen

Yuki dengan langsung paham sahabatnya itu sedang punya masalah dengan ayahnya dan Valen pun menumpang menginap di rumah Yuki bersama bundanya.

Yuki Taman Vallen dari kecil jadi Yuki paham betul keadaan Vallen bagaimana saat sekarang ini ini bukan kali pertamanya Vallen menginap di rumah Yuki bersama bundanya.

Setelah Setelah semua kerja keras yang dilakukan Vallen untuk meraih impiannya ke Turki. Ia pun berhasil mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Universitas of turkey.

" Bun!!". teriakan terdengar keras bergama di rumah minimalis tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun