Mohon tunggu...
Anisa EliyatunRojiah
Anisa EliyatunRojiah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 1 poltekkes semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gizi Buruk dan Kesehatan Anak

22 November 2024   08:36 Diperbarui: 22 November 2024   09:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gizi Buruk dan Kesehatan Anak: Mengungkap Masalah yang Perlu Diketahui

Pendahuluan
Kesehatan anak merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap orang tua. Gizi yang baik adalah fondasi utama untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Namun, di banyak negara, terutama di negara berkembang, masalah gizi buruk masih menjadi tantangan serius. Gizi buruk dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang berpotensi menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Dalam konteks ini, penting bagi orang tua untuk memahami berbagai jenis gangguan kesehatan yang dapat timbul akibat gizi buruk, serta gejala-gejala yang menyertainya. Dengan pengetahuan ini, orang tua dapat mengambil langkah-langkah preventif dan memberikan penanganan yang tepat untuk memastikan kesehatan anak tetap terjaga.


Gizi buruk adalah kondisi yang sangat serius yang terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai, yang berdampak negatif pada pertumbuhan dan kesehatan mereka. Di Indonesia, sekitar 3,5% anak balita mengalami gizi buruk, dengan risiko yang lebih tinggi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Beberapa gejala gizi buruk antara lain tubuh yang sangat kurus, kulit yang kering, dan pertumbuhan yang terhambat. Penyebab utama dari gizi buruk ini meliputi kurangnya asupan makanan bergizi, adanya penyakit kronis, serta kondisi sanitasi lingkungan yang buruk. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perbaikan dalam pola makan anak dan, dalam kasus yang lebih parah, intervensi medis yang intensif.


Gizi buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, terutama pada anak-anak. Nutrisi yang memadai, termasuk karbohidrat, protein, serat, dan vitamin, sangat penting untuk mendukung fungsi tubuh. Ketika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi, risiko gizi buruk meningkat, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan mental dan fisik anak.


1. Marasmus
Marasmus adalah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein, sering terjadi pada balita berusia 0-2 tahun yang tidak mendapatkan cukup ASI atau makanan lain. Gejala marasmus meliputi tubuh yang sangat kurus, dengan tulang yang menonjol dan wajah terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.


2. Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein dan biasanya menyerang anak usia 1-3 tahun. Ciri-ciri kwashiorkor termasuk pembengkakan akibat penumpukan cairan, perut buncit, serta wajah yang tampak sembab dengan otot yang menyusut.


3. Marasmus-Kwashiorkor
Kondisi ini merupakan kombinasi dari gejala marasmus dan kwashiorkor. Anak-anak yang mengalami marasmus-kwashiorkor menunjukkan tubuh yang sangat kurus dengan tulang terlihat jelas, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Berat badan mereka sering kali kurang dari 60% dari berat normal untuk usia mereka.


4. Skorbut
Skorbut adalah hasil dari kekurangan vitamin C. Gejalanya mencakup sariawan, kelemahan, nyeri otot dan sendi, serta pendarahan gusi. Penderita biasanya disarankan untuk meningkatkan asupan vitamin C melalui suplemen atau konsumsi buah-buahan seperti jeruk dan stroberi.


5. Anemia
Anemia ditandai dengan kekurangan sel darah merah, dengan jenis paling umum adalah anemia akibat kekurangan zat besi. Gejala anemia meliputi kelemahan, kesemutan di kaki, detak jantung cepat, nyeri lidah, kulit pucat, sesak napas, dan nyeri dada.
Orang tua perlu memantau asupan gizi anak secara cermat untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan ini. Memastikan anak mendapatkan ASI eksklusif, menyajikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bernutrisi, serta menjaga pola makan seimbang adalah langkah penting untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan optimal anak.


Gizi buruk adalah kondisi yang serius yang terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan kesehatan mereka. Berikut adalah beberapa penyebab utama gizi buruk:

1. Kurangnya Akses ke Makanan Bergizi: Banyak keluarga, terutama di daerah pedesaan atau yang kurang mampu, tidak memiliki akses ke makanan yang kaya nutrisi. Seringkali, makanan yang tersedia hanya terdiri dari karbohidrat sederhana tanpa kandungan vitamin dan mineral yang cukup.

2. Penyakit dan Infeksi: Penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kronis lainnya dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi. Anak-anak yang sering mengalami sakit memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat memenuhinya.

3. Kurangnya Pengetahuan tentang Gizi: Banyak orang tua tidak memiliki pemahaman yang memadai mengenai pentingnya gizi seimbang untuk perkembangan anak. Akibatnya, mereka cenderung tidak menyediakan variasi makanan yang bergizi.

4. Kondisi Sanitasi dan Kebersihan yang Buruk: Lingkungan dengan sanitasi yang tidak memadai dapat meningkatkan risiko penyakit, sehingga anak-anak menjadi lebih rentan terhadap gizi buruk. Akses terbatas ke air bersih juga berkontribusi pada masalah kesehatan ini.

Gejala gizi buruk bervariasi, tetapi beberapa tanda umum meliputi:

- Anak terlihat sangat kurus dibandingkan dengan teman-temannya.
- Tinggi dan berat badan anak berada di bawah standar pertumbuhan normal.
- Kulit anak tampak kering dan bersisik.
- Anak terlihat lemas, kurang aktif, dan mudah merasa lelah.
- Daya tahan tubuh anak rendah, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.

Dampak jangka panjang dari gizi buruk dapat sangat merugikan. Anak-anak yang mengalami gizi buruk berisiko tinggi mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif, kesulitan belajar di sekolah, serta menghadapi masalah kesehatan di masa dewasa seperti diabetes atau penyakit jantung.


Kesimpulan
Gizi buruk pada anak dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti marasmus, kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor, skorbut, dan anemia. Setiap kondisi memiliki gejala khas yang perlu dikenali agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang dan memadai. Dengan memberikan nutrisi yang cukup melalui makanan bergizi dan perhatian terhadap kebutuhan gizi harian anak, kita dapat membantu mencegah terjadinya gangguan kesehatan akibat gizi buruk serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun