Mohon tunggu...
Anisa SaperaRomdani
Anisa SaperaRomdani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mataram

sya suka membaca buku terutama tentang pengetahuan umum.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Kotak Misteri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis IPA Kelas V SDN 36 Cakranegara

1 Juli 2024   22:20 Diperbarui: 1 Juli 2024   23:08 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstract

This study aims to determine the influence of mystery box learning media on the critical thinking ability of science students in grade V of SDN 36 Cakranegara. This study is a quasi-experimental research with a Non-Equivalent Control Group Design research design. The population in this study is all students of grade V of SDN 36 Cakranegara. In determining the sample, a saturated sampling technique was used, where the sample in this study was class V-A as the control class and class V-B as the experimental class. The instrument used in this study is a test of critical thinking skills in science on Theme 5 Subtheme 1 Animal Life Cycle. Quantitative data analysis was carried out using t-test gain. The results of the data analysis were obtained tcount = 2.14 and ttable = 2.064 so that tcount > ttable, H0 was rejected which showed that there was a difference in students' critical thinking skills in science between the class that received the mystery box learning media and those who did not use the mystery box. This shows that learning with the learning media of the mystery box has an effect on the critical thinking ability of grade V elementary school students. The effect of the application of the mystery box learning media on the critical thinking skills of science students in class V at SDN 36 Cakranegara in Theme 5 Subtheme 1 Animal Life Cycle using the effect size formula (d) of 1,907 which means that the influence given has a high category

Keywords: Learning media, mystery boxes, critical thinking skills

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh media pembelajaran kotak misteri terhadap kemampuan berpikir kritis IPA peserta didik kelas V SDN 36 Cakranegara. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian Non-Equivalen Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN 36 Cakranegara. Dalam menentukan sampel digunakan teknik sampling jenuh, dimana sampel pada penelitian ini adalah kelas V-A sebagai kelas kontrol dan kelas V-B sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis IPA pada Tema 5 Subtema 1 Daur Hidup Hewan. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan gain uji-t. Hasil analisis data didapatkan = 2,14 dan = 2,064 sehingga > maka 0 ditolak yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis IPA peserta didik antara kelas yang memperoleh media pembelajaran kotak misteri dan yang tidak menggunakan kotak misteri. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media pembelajaran kotak misteri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas V SD. Besar pengaruh penerapan Media pembelajaran kotak misteri terhadap kemampuan berpikir kritis IPA peserta didik kelas V di SDN 36 Cakranegara pada Tema 5 Subtema 1 Daur Hidup Hewan dengan menggunakan rumus effect size (d) sebesar 1,907 yang artinya pengaruh yang diberikan memiliki kategori tinggi.

Kata kunci: media pembelajaran, kotak misteri, kemampuan berpikir kritis

PENDAHULUAN

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para peserta didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007).

IPA berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan- hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak (Turmuzi, 2017). Menurut Fazriyah dkk, (2017 hlm 02) bahwa kemampuan berpikir kritis perlu dikembangkan. Salah satu alasanya adalah untuk mempersiapkan peserta didik untuk kedewasaan hidup. Selain itu kemampuan berpikir kritis merupakan proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.

Meskipun kemampuan berpikir kritis merupakan suatu kemampuan penting yang harus dimiliki peserta didik, namun pada kenyataannya kemampuan berpikir kritis peserta didik di Indonesia masih tergolong rendah khususnya di SDN 36 Cakranrgara Kelas V. Hal ini dapat dilihat dari nilai UTS peserta didik semester ganjil pada mata pelajaran IPA Tema 5 Subtema 1 tahun ajaran 2023/2024 masih banyak dibawah KKM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No

Nilai UTS Kelas A

Nilai US Kelas B

1

20

30

2

25

27,5

3

35

35

4

20

27,5

5

27,5

30

6

17,5

30

7

75

37,5

8

75

75

9

35

32,5

10

65

42,5

11

25

75

12

12,5

57,5

13

20

14

12,5

Tabel 1. Nilai Ujian Tengah Semester Kelas V  SDN 36 Cakranegara

   

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dimana pada saat pembelajaran guru lebih aktif, kurangnya interaksi antar peserta didik, pada saat peserta didik menjawab soal peserta didik lebih mengutamakan hasil akhir atau jawaban yang diperoleh daripada proses pengerjaan soal tersebut dan

peserta didik masih kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbentuk cerita. Salah satu strategi untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita yaitu bisa dengan menerapkan strategi pemecahan masalah yang disusun oleh Polya.

Terkait rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik sampai saat ini, sudah saatnya untuk membenahi proses pembelajaran matematika terutama mengenai model, pendekatan, atau metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh peserta didik, agar peserta didik mampu menyelesaikan masalah baik social atau secara efektif terutama dalam pembelajaran IPA. Untuk membuat kemampuan berpikir kritis  peserta didik lebih meningkatkan perlu dipilih median pembelajaran yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan peserta didik dalam proses pembelajaran didalam kelas.

Menurut Arsyad (2016:4) media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sangat beragam baik melalui pengelihatan maupun pendengaran. Kotak misteri merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA Tema 5 Subtema 1. Kotak misteri merupakan media pembelajaran berupa kotak yang terbuat dari kardus yang dilapisi Styrofoam lalu dibungkus dengan pembungkus warna-warni agar menarik dan di dalamnya terdapat gambar-gambar yang dapat ditempelkan. Cara penggunaannya yaitu guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu materi daur hidup hewan Tema 5 Subtema 1. Kemudian guru memberikan tugas kepada peserta didik tentang materi daur hidup hewan. Kemudian guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan media pembelajaran, misalnya guru memberi tugas pada peserta didik untuk mengambil salah satu gambar hewan lalu menjelaskan fase daur hewan tersebut lalu menempelkannya pada tempat yang sudah disediakan serta begitu seterusnya.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Non-Equivalen Control Group Design. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 36 Cakranegara tahun ajaran 2023/2024. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V SDN 36 Cakranegara tahun ajaran 2023/2024 yang berjumlah 26 orang. Dengan menggunakan teknik sampling jenuh.

Pada penelitian ini, kelas VB sebagai kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran kotak misteri, sedangkan kelas VA sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran kotak misteri.  Penelitian ini diakukan sebanyak enam kali pertemuan, dimana enam kali pertemuan tersebut terdiri dari empat kali pertemuan untuk melakukan proses pembelajaran, satu kali digunakan untuk melakukan pretest, dan satu kali digunakan untuk melakukan posttest. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis IPA peserta didik. Metode pengumpalan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Instrumen dalam penelitian ini adalah soal tes (pretest dan posttest), lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas mengajar guru, serta lembar observasi aktivitas peserta didik. Bukti validitas menggunakan validitas isi dilakukan oleh seorang dosen pendidikan matematika Universitas Mataram.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji prasyarat dan uji hipotesis, uji prasyarat yang digunakan adalah uji normalitas dengan mengggunakan uji Liliefors, dengan rumus (Sundayana, 2016) yaiitu.

Keterangan:

           : nilai Uji Liliefors hitung

           : simpangan baku kurva standar

()       : besar peluang untuk masing-masing nilai Z

()        : frekuensi komulatif dari masing-masing nilai Z

Jika maka data berdistribusi normal, dan jika > maka data tidak berdistribusi normal.

Dan uji homogenitas dengan menggunakan uji Fisher dengan rumus (Sugiyono, 2013) yaitu:

= varian terbesar/varian terkecil 

Kreteria uji: jika , maka 0 diterima (Varians homogen).

Sedangkan untuk uji hipotesis digunakan Gain uji-t. Rumus Gain uji-t menurut (Arikunto, 2013) yaitu:

sumber: anisa sapera
sumber: anisa sapera

Keterangan:

MX       = selisih nilai rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen 

MY           = selisih nilai rata-rata pretest dan posttest kelas kontrol

NX        = banyaknya peseta didik kelas eksperimen 

NY            = banyaknya peseta didik kelas kontrol

X          = deviasi nilai pretest dan posttest kelas eksperimen

Y          = deviasi nilai pretest dan posttest kelas kontrol

Ingat bahwa: 2 dapat diperoleh dari 2 ( )2 /Ndan

2 dapat diperoleh dari 2 ( )2/

Setelah didapatkan t hitung, kemudian t hitung dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika > maka 0 ditolak atau 1 diterima

Hipotesis yang diuji adalah:

Selisih rata-rata kemampuan berpikir kritis IPA kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran kotak misteri lebih dari selisih rata-rata kemampuan berpikir kritis IPA kelas kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran kotak misteri.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan media pembelajaran kotak misteri terhadap kemampuan berpikir kritis IPA peserta didik kelas V SDN 36 Cakranegara menggunakan perhitungan Effect Size. Rumus Effect Size menurut Warner (Wijayanti & Taat, 2016) yaitu:

sumber: anisa sapera
sumber: anisa sapera

Keterangan:

    = Effect Size

2 = Mean Pretest

1   = Mean Posttest

         = Standar Deviasi Posttest

 

Kriteria yang diusulkan oleh Cohen (Wijayanti & Taat) tentang besar kecilnya ukuran Effect Size

sebagai berikut.

sumber: anisa sapera
sumber: anisa sapera

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum menganalisis uji prasyarat dan uji hipotesis, terlebih dahulu mencari nilai yang diperoleh peserta didik saat melakukan tes dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah dibuat pada Tabel 3. berikut.

No

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Deskripsi

Skor

1

Merumuskan masalah

Tidak mampu merumuskan masalah

Kemampuan merumuskan masalah masih sangat minim

1

Mampu merumuskan masalah

2

Mampu merumuskan masalah secara sempurna

3

2

Memberikan argumen

Tidak mampu memberikan argumentasi secara abstrak

Kemampuan memberikan argumentasi  secara akurat masih sangat minim

1

Mampu memberikan argumentasi

2

Mampu memberikan argumentasi secara sempurna

3

3

Melakukan induksi

Tidak mampu melakukan induksi

Kemampuan melakukan induksi masih sangat minim

1

Mampu melakukan induksi

2

Mampu melakukan induksi secara sempurna

3

4

Melakukan deduksi

Tidak mampu melakukan deduksi

Kemampuan melakukan deduksi masih sangat minim

1

Mampu melakuakn deduksi

2

Mampu melakukan deduksi secara sempurna

3

5

Melakukan evaluasi

Tidak mampu melakukan evaluasi

Kemampuan melakukan evaluasi masih sangat minim

1

Mampu melakuakan evaluasi

2

Mampu melakukan evaluasi secara sempurna

3

6

Mengambil kesimpulan dan tindakan

Tidak mampu mengambil keputusan dan tindakan

Kemampuan mengambil keputusan dan tindakan masih sangat minim

1

Mampu mengambil keputusan dan tindakan

2

Mampu mengambil keputusan dan Tindakan yang tepat secara sempurna

3

Tabel 3. Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis

sumber: anisa sapera
sumber: anisa sapera

Rata-rata nilai pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematika baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut.

Adapun hasil uji prasyarat untuk uji normalitas dan uji homogenitas pada Tabel 4. berikut.

sumber: anisa sapera
sumber: anisa sapera

Adapun hasil uji prasyarat untuk uji normalitas dan uji homogenitas pada Tabel 4. berikut.

sumber: anisa sapera
sumber: anisa sapera

Dari Tabel 4. diatas pada uji normalitas didapat 0 diterima yang berarti data pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari data berdistribusi normal. Dan pada uji homogenitas didapat 0 diterima yang berarti nilai pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama atau homogen.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Gain uji-t. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh data seperti yang disajikan pada tabel berikut:

sumber: anisa sapera
sumber: anisa sapera

Berdasarkan Tabel 5. terlihat hasil uji hipotesis diperoleh nilai > , maka 0 ditolak. Hal ini berarti bahwa selisih rata-rata kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran kotak misteri lebih dari selisih rata-rata kemampuan berpikir kritis  kelas kontrol yang  tidak menggunakan media pembelajaran kotak misteri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran kotak misteri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis IPA peserta didik kelas V di SDN 36 Cakranegara pada tema 5 subtema 1 daur hidup hewan.

Mean Kelas Pretest

()

1

Mean Kelas Posttest

()

2

Standar Deviasi Posttest

()

Effect Size

()

32,917

62,0833

15,29

1,907

            Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media pembelajaran kotak misteri dalam proses pembelajaran di kelas yang ditinjau dari kemampuan berpikir kritis IPA peserta didik yaitu menggunakan Effect Size. Hasil perhitungan dapat dapat dilihat pada Tabel 6. berikut.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Effect Size Kelas Eksperimen 

Berdasarkan Tabel 6. diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan Effect Size sebesar 1,907. Berdasarkan kriteria pada Tabel 2. dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran kotak misteri mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis IPA kelas V di SDN 36 Cakranegara semester ganjil tahun ajaran 2023/2024.

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran sebanyak empat kali pertemuan di masing-masing kelas, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik lebih suliy mengutarakan pikirannya dibandingkan mendengarkan dengan dengan seksama penjelasan dari temannya. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang sering diterima oleh peserta didik yaitu pembelajaran langsung, dimana guru secara dominan sebagai pemberi informasi, sehingga peserta didik lebih sering mendengarkan dibandingkan mengutarakan pikirannya.

Berdasarkan hasil posttest peserta didik, terlihat bahwa sebesar 34,61% dari peserta didik yang mengikuti posttest nilainya melebihi KKM yaitu 75. Jika diperhatikan, nilai rata-rata hasil kemampuan pemecahan masalah matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol masih rendah. Pada saat menggunakan media pembelajaran kotak misteri ini tidak sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan, terjadi beberapa kendala yang juga menjadi faktor penyebab kurang maksimalnya kemampuan berpikir kritis. Kondisi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran TAPPS ini tidak sepenuhnya sesuai dengan apa yang diharapkan, terjadi beberapa kendala yang juga menjadi faktor penyebab kurang maksimalnya kemampuan pemecahan masalah matematika di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kendala yang dihadapi di kelas eksperimen yaitu ketika membentuk kelompok, tidak dapat diajak berdiskusi, peserta didik tidak mudah untuk menyampaikan apa yang ada dipikirannya kepada pasangannya.

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika dimana kelas eksperimen kemampuan berpikir kritisnya lebih dari kemampuan berpikir kritis kelas kontrol, dengan aktivitas mengajar guru yang sama-sama berkategori baik serta aktivitas peserta didik yang sama- sama berkategori aktif di kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat diindikasikan bahwa penggunaan media pembelajarn kotak misteri memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis IPA kelas V di SDN 36 Cakranegara pada Tema 5 Subtema 1 Daur Hidup Hewan. Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Abduh & Sutarto, 2014) menyimpulkan bahwa ada pengaruh model TAPPS berbantuan Facebook Learning dan Cabri terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik, yaitu dilihat dari nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik kelas eksperimen lebiha besar dari kelas control. Selain itu, menurut (Sugiyono, 2013) bahwa dalam penelitian, pengaruh treatment (perlakuan) dianalisis dengan uji beda menggunakan Gain Uji-t. jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Penelitian ini berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan uji effect size untuk mengukur seberapa besar kontribusi atau pengaruuh penggunaan media pembelajaran kotak misteri terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dalam menggunakan uji effect size ini, maka akan diketahui seberapa besar kontribusi media pembelajaran kotak misteri melalui kriteria-kriteria yang telah ditentukan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil perhitungan effect size yang diperoleh dalam penelitian ini adal = 1,907, yang dilihat dari kriteria pada Tabel 2. berada pada kriteria tinggi yaitu nilai effect size atau > 0,8. Maka dari perhitungan ini dapat dikatakan bahwa setelah diterapkan media pembelajaran kotak misteri mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap kemampuan berpikir kritis IPA pada Tema 5 Subtema 1 Daur Hidup Hewan di kelas V SDN 36 Cakranegara tahun ajaran 2023/2024.

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

  • Pembelajaran dengan media pembelajaran kotak misteri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis IPA pada Tema 5 Subtema 1 Daur Hidup Hewan peserta didik kelas V di SDN 36 Cakranegara tahun ajaran 2023/2024.
  • Besar pengaruh penerapan media pembelajaran kotak misteri terhadap kemampuan berpikir kritis pada Tema 5 Subtema 1 Daur Hidup Hewan peserta didik kelas V di SDN 36 Cakranegara tahun ajaran 2023/2024 dengan menggunakan rumus Effect Size (d) memiliki kategori tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Maslikan. (2016). Penggunaan Media Pembelajaran Kotak dan Kartu Misterius (KOKAMI) Untuk Meningkatkan Aktifitas dan Ketuntasan Belajar Pesert Didik Pada Pokok Bahasan Bola Volly. Jakarta: Pendidikan Ekonomi Akuntansi. .

Purwaningrum, J. P. (2016). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal Refleksi Edukatika.

Putra, R. D. (n.d.). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742) Vol. 13(1).

Wachidah, L. (2015). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Garis dan Sudut pada Siswa Kelas V. Tulungagung: Program sarjana IAIN Tulungagung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun