Mohon tunggu...
Anirotun Istifadah
Anirotun Istifadah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa PBI UMY

masih menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Perjuangan Paliem Pedagang Mainan Tradisional di Depan Mall Malioboro

29 Desember 2020   17:50 Diperbarui: 29 Desember 2020   18:12 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paliem pedagang mainan tradisional depan mall Malioboro (foto-Anirotun Istifadah)

Paliem juga mengatakan bahwa dia dan beberapa pedagang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah selama masa pandemi. "Saya tu belum dapet bantuan, padahal saya sudah lapor ke pak ketua disini. Ada juga beberapa yang sama kayak saya" ujar paliem.

Paliem juga menambahkan "Saya juga dirumah juga belum dapet bantuan juga, padahal ya mbak tetangga saya sudah dapat. Ada yang dapet beras, gula,telur sampek ada yang dapet minyak. La saya blas belum dapat, padahal ya mbak saya juga sudah lapor ke pak RT mbuh lah mbak dapet apa tidak" tambah paliem dengan mata yang berkaca kaca.

Beliau berharap agar pemerintah tidak memberikan bantuan ke beberapa pihak saja. Paliem berharap jika pemerintah memberikan bantuan secara merata karena banyak yang masih membutuhkan yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Menurut penjelasan Paliem juga mengatakan bahwa dia tidak ada tempat tinggal di sekitar Malioboro. Paliem tidak bisa sewa kontrakan ataupun sekedar sewa kamar kosan. Paliem juga tidak punya keluarga yang tinggal di sekitar Malioboro. Jarak dari Malioboro ke desanya sangat terlampau jauh jika harus pulang pergi setiap hari.

"Saya kalo tidur itu deket pasar situ lo mbak ngemper gitu" ucap Paliem.

Paliem berfikir bahwa lebih baik dia tidur di dekat pasar lebih nyaman karena tidak harus membayar uang sewa. Meskipun tidak bisa di pungkiri cuaca Jogja yang sedang tidak menentu dan usia paliem yang tidak lagi muda lagi pastilah sangat sulit bagi paliem untuk bertahan di malam hari. 

Paliem hanya bisa berdoa agar ia selalu diberi kesehatan dan kesabaran agar selalu bisa bertahan di segala cobaan yang ia hadapi. Meskipun demikian paliem masih sempat mendoakan saya dan teman saya yang kebetulan ikut pada saat wawancara dengan doa yang baik.

Beliau juga mendoakan agar pandemi segera berakhir agar daganganya laris seperti sebelum pandemi dan semuanya bisa kembali normal. Ketika melayani pembeli pun paliem tak segan melayani dengan sepenuh hati dan dengan senyum yang tulus meskipun terkadang pembeli tidak jadi membeli. Semoga kita senantiasa bisa selalu kuat dan tegar seperti ibu Paliem yang tak pernah menyerah disetiap keadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun