Panjat tebing merupakan salah satu olahraga yang memiliki tingkat resiko kecelakaan yang tinggi dan menyebabkan cidera yang cukup fatal jika sampai terjadi kekeliruan keamanan dalam proses pelatihan dan pertandingannya. Baru-baru ini terdapat kasus yang kurang mengenakkan dari dunia panjat tebing.Â
Dimana atlet berusia 10 tahun di Kabupaten Ponorogo mengalami kecelakaan jatuh dari ketinggian saat melaksanakan Latihan rutin Bersama klubnya di Taman Kota Kabupaten Ponorogo. Atlet cilik tersebut jatuh dari ketinggian kurang lebih 10 meter dan mengalami patah tulang dibagian lengan, bahun, dan fraktur rahang.Â
Adanya kasus jatuhnya atlet saat berlatih panjat tebing tidak hanya terjadi kali ini saja. Pada tahun 2023 di Blora, Jawa Tengah juga terdapat kasus yang serupa dimana atlet cilik berusia 12 tahun jatuh dari ketinggian 6 meter saat berlatih panjat tebing. Naasnya korban yang merupakan siswi SMPN 2 Blora itu harus meregang nyawa akibat cedera parah yang dialaminya saat jatuh dari ketinggian 6 meter tersebut.
Hal ini dapat dipicu oleh beberapa faktor seperti kecerobohan korban atau dari kecerobohan pihak ahli yang mendampingi pelatihan para atlet cilik. Bisa juga karena kurangnya standarisasi keamanan bahwa olahraga panjat tebing sejatinya tidak diperuntukan bagi anak dibawah rentan usia 12 tahun yang dimana masih cenderung ceroboh dan tidak dapat menjaga keselamatan diri sendiri. Standarisasi olahraga yang ketat dalam panjat tebing perlu diterapkan lebih ketat agar hal-hal yang dapt memicu terjadinya insiden membahayakan dapat dihindari.
Keamanan olahraga panjat tebing perlu diperhatikan karena hal-hal sebagai berikut:
* Mengurangi resiko terjadinya cidera.
Keamanan yang sesuai dengan operasional panjat tebing akan meminimalisir terjadinya cidera yang timbul. Dengan memperhatikan keamanan, atlet yang melakukan kegiatan atau latihan panjat tebing akan lebih aman dari resiko terjadinya cidera.
* Meningkatkan kepercayaan diri atlet.
Alat keamanan yang dipasang sesuai prosedur akan lebih meningkatkan kepercayaan diri pada atlet tersebut untuk dapat melakukan olahraga secara lebih leluasa. Adanya pengamanan yang sesuai prosedur meningkatkan tingkat kepercayaan kepada timnya dan memperkecil adanya perasaan ragu yang dapat menghambat performa atlet.
* Mencegah kesalahan yang berakibat fatal.
Cidera yang ditimbulkan akibat olahraga panjat tebing tentu akan berakibat sangat fatal dimana dapat menyebkan luka parah bahkan bisa sampai meregang nyawa. Dengan adanya prosedur keamanan yang memadai dan sesuai, maka resiko akan terjadinya atlet jatuh yang berakibat fatal dapat diminimalisir.
Setelah melihat pentingnya standarisasi keamanan yang tinggi, lalu bagaimanakah standar melakukan olahraga panjat tebing yang sesuai?
1. Menggunakan peralatan professional yang aman.
Harness : Pastikan Harness terpasang dengan benar dan seluruh bagiannya berfungsi dengan baik.
Tali : Periksa tali secara berkala untuk memastikan tidak ada kerusakan.
Karabiner : Gunakan karabiner yang sesuai dengan standar dan pastikan terkunci dengan benar.
Pengaman (Belay Device) : Pastikan pengaman terkunci dengan benar dan anda dapat menggunakannya.
Helm : Lindungi kepala dari benturan dengan menggunakan helm
Sepatu Panjat : Pilih Sepatu panjat yang sesuai dengan medan
2. Teknik pemanjatan sesuai dengan ketentuan.
Posisi Tubuh : Jaga posisi tubuh yang benar saat memanjat untuk mengurangi beban pada otot.
Pijakan Kaki (Footwork) : Gunakan kaki sebagai tumpuan utama saat memanjat.
Pegangan Tangan (Handholds) : Pilih pegangan yang aman dan kuat.
Communicating : Jaga komunikasi yang baik dengan rekan tim atau pelatih.
3. Dilakukan dibawah pengawasan ahli.
Bagi anda yang pemula dalam olahraga panjat tebing sebaiknya mengikuti pelatihan terlebih dahulu bersama para ahli yang kompeten. Bagi anak yang berusia dibawah 12 tahun sebaiknya mengikuti club dengan tenaga pengajar ahli yang sudah kompeten untuk meminimalisir terjadinya cidera fatal.
4. Manajemen resiko yang baik jika terjadi cidera.
Evaluasi Resiko : Selalu perhatikan resiko sebelum memulai olaharaga panjat tebing.
Pertolongan Pertama : Pelajari kasus pertolongan pertama untuk cedera.
Pentingnya pengawasan ahli sangat dibutuhkan pada olahraga panjat tebing ini. Sejatinya anak dibawah usia 12 tahun masih sangat rentan terhadap olahraga yang bersifat ekstrim. Maka dari itu diperlukan pendampingan yang ekstra dari para ahli yang kompeten pada bidang olahraga tersebut dan peralatan yang savety agar meminimalisir resiko yang ditimbulkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H